Cassandra Aldrich [✓]

By gxrysmxth

119K 18.8K 1.1K

[Harry Potter Fanfiction] Tahun-tahun Cassandra Aldrich saat di Hogwarts bersama dengan ketiga sahabatnya; Ha... More

Tawanan Azkaban; 1
Tawanan Azkaban; 2
Tawanan Azkaban; 3
Tawanan Azkaban; 4
Tawanan Azkaban; 5
Tawanan Azkaban; 6
Tawanan Azkaban; 7
Tawanan Azkaban; 8
Tawanan Azkaban; 9
Tawanan Azkaban; 10
Tawanan Azkaban; 11
Tawanan Azkaban; 12
Tawanan Azkaban; 13
Tawanan Azkaban; 14
Tawanan Azkaban; 16
Tawanan Azkaban; 17
Tawanan Azkaban; 18 [✓]
Piala Api; 1
Piala Api; 2
Piala Api; 3
Piala Api; 4
Piala Api; 5
Piala Api; 6
Piala Api; 7
Piala Api; 8
Piala Api; 9
Piala Api; 10
Piala Api; 11
Piala Api; 12
Piala Api; 13
Piala Api; 14
Piala Api; 15
Piala Api; 16
Piala Api; 17
Piala Api; 18
Piala Api; 19
Piala Api; 20
Piala Api; 21 [✓]
Orde Phoenix; 1
Orde Phoenix; 2
Orde Phoenix; 3
Orde Phoenix; 4
Orde Phoenix; 5
Orde Phoenix; 6
Orde Phoenix; 7
Orde Phoenix; 8
Orde Phoenix; 9
Orde Phoenix; 10
Orde Phoenix; 11
Orde Phoenix; 12
Orde Phoenix; 13
Orde Phoenix; 14
Orde Phoenix; 15
Orde Phoenix; 16
Orde Phoenix; 17
Orde Phoenix; 18 [✓]
Pangeran Berdarah Campuran; 1
Pangeran Berdarah Campuran; 2
Pangeran Berdarah Campuran; 3
Pangeran Berdarah Campuran; 4
Pangeran Berdarah Campuran; 5
Pangeran Berdarah Campuran; 6
Pangeran Berdarah Campuran; 7
Pangeran Berdarah Campuran; 8 [✓]
Cassandra Aldrich II

Tawanan Azkaban; 15

2.2K 363 23
By gxrysmxth

Alicia mencetak gol, lima puluh-sepuluh, Fred dan George terbang mengelilingi Alicia, berjaga kalau-kalau ada anak Slytherin yang mau membalas dendam. Bole dan Derrick menggunakan kesempatan absennya Fred dan George ini untuk mengarahkan kedua Bludger kepada Oliver, kedua bola itu susul-menyusul menghantam perut Oliver, dan Oliver berguling di udara, mencengkeram sapunya, amat kesakitan.

Madam Hooch marah sekali, "Kalian boleh menyerang Keeper kalau Quaffle berada di area gawang," Dia berteriak pada Derrick dan Bole, "Penalti untuk Gryffindor!"

Dan aku berhasil memasukkan bola, enam puluh-sepuluh, beberapa saat kemudian Fred menghantamkan Bludger ke arah Warrington, membuat Quaffle terlepas dari tangannya dan Angelina berhasil menyambar dan memasukkannya ke gawang Slytherin, tujuh puluh-sepuluh untuk Gryffindor. Anak-anak Gryffindor berteriak dibawah sampai serak, Gryffindor sekarang sudah unggul enam puluh angka, dan jika Harry berhasil menangkap Snitch, maka Piala Quidditch akan menjadi milik kami.

"Penalti! Penalti untuk Gryffindor!" Kata Madam Hooch berteriak, aku melihatnya meluncur pada Harry dan Malfoy, "Belum pernah aku melihat taktik seperti itu!"

"Penipu licik!" Lee meraung di Megafon, sepertinya Malfoy telah melakukan sesuatu pada Harry, yang pastinya perbuatan licik, "Brengsek!"

Profesor McGonagall tidak menghentikan umpatan-umpatan dari Lee, sebaliknya, dia mengacung-acungkan tinjunya pada Malfoy, topinya merosot dan dia berteriak-teriak marah. Angelina melakukan penalti tapi saking jengkelnya, Quaffle itu meleset semeter lebih, kami kehilangan konsentrasi, sementara anak-anak Slytherin semakin bersemangat setelah melihat kelicikan Malfoy pada Harry.

"Cassandra Aldrich menangkap Quaffle untuk Gryffindor--"

Aku melaju kedepan dengan memegang erat Quaffle, tak memperdulikan darah-darah yang makin banyak keluar dari hidung, mataku bisa melihat semua anggota tim Slytherin, kecuali Malfoy dan bahkan Keeper juga maju kedepan akan memblokir jalanku, tiba-tiba Harry meluncur dengan Fireboltnya hampir menabrak rombongan Slytherin yang akan memblokir jalanku.

Mereka langsung berhamburan melesat ketika Firebolt meluncur kearah mereka seperti peluru, aku yang bisa melihat jalanku sudah mulus langsung saja melajukan sapuku dan berhasil mencetak gol, "Gol! Gol! Gryffindor unggul dengan angka delapan puluh lawan dua puluh!"

Aku meninju udara, dan mendekat pada yang lain, Alicia menanyakan keadaanku setelah aku hampir di tabrak oleh enam orang tim Slytherin yang badannya lebih besar dari aku maupun dia. Aku lihat Harry terbang diatas kerumunan, tangannya teracung ke atas dan stadion meledak, bola emas kecil mungil tergenggam di tangannya, mengepak-ngepakkan sayapnya yang tak berdaya di jari-jari Harry.

Langsung saja aku melesat pada Harry dengan air yang hampir sudah menggenangi kedua mataku, aku berteriak seraya memeluknya, "Harry!"

Harry balas memelukku, bisa aku rasakan jika Oliver juga terisak sambil memeluk aku dan Harry, kurasakan benturan yang keras dari dua arah, itu Fred dan juga George menabrak kami, dan terdengar suara Angelina dan Alicia berteriak, "Kita memenangkan Piala! Kita memenangkan Piala!" Berpelukan serabutan, aku dan yang lain akhirnya mendarat di tanah sambil berteriak-teriak serak.

Gelombang demi gelombang suporter merah memanjat pagar pembatas memasuki lapangan, aku bisa merasakan tangan-tangan menghujani punggung-punggung kami. Aku cuma bisa merasakan suara-suara dan tubuh-tubuh mendesakku, kemudian aku dan timku yang lain diangkat ke bahu para suporter.

"Kalian kalahkan mereka, kalian kalahkan mereka! Tunggu sampai aku cerita pada Buckbeak!" Kata Hagrid dengan bajunya yang dipenuhi oleh warna-warna merah.

Tampak Percy melompat-lompat seperti orang gila, semua martabat dilupakan, Profesor McGonagall terisak lebih keras dari Oliver, menyeka matanya dengan bendera besar Gryffindor, dan menyeruak di antara kerumunan menuju aku dan Harry. Tampak Ron dan Hermione, mereka tak sanggup bicara saking terharunya, mereka cuma bisa tersenyum berseri-seri, ketika aku dan Harry dibawa ke deretan tempat duduk, ketempat Profesor Dumbledore berdiri menanti dengan Piala Quidditch yang amat besar.

Oliver tersedu-sedu menerimanya, kemudian dia menyerahkan Piala itu kepada Harry, Harry melirikku, tatapan matanya seakan mengisyaratkan bahwa aku harus ikut mengangkat Piala, dengan air mata yang mengalir, aku bersama dengan Harry, mengangkat Piala Quidditch.

Aku melepaskan Piala Quidditch, membiarkan Harry sendiri untuk mengangkatnya, "Aldrich!"

Mataku melirik ke samping, ada Diggory dan juga Davies yang mendekat, kakiku menuntunku pada mereka berdua, "Selamat! Dan kurasa kau harus segera menghentikan mimisanmu."

Aku tersadar aku masih mengeluarkan darah dari hidung berkat perkataan Diggory, aku mengusap lagi hidungku dengan jubah Quidditch dan mengangguk pelan, suara Davies terdengar, "Selamat, setidaknya bukan Slytherin yang memenangkan Piala Quidditch, mereka tadi benar-benar bermain kotor."

"Cassandra!" Oliver berteriak dari belakang, aku menoleh, tanpa aba-aba, Oliver mengangkatku dalam gendongannya, "Apa yang kau lakukan, Oliver!? Turunkan aku!"

"Membawamu ke Hospital Wings! Hidungmu!" Jelas Oliver, ia mulai berjalan dengan aku di gendongannya, aku yang takut terjatuh langsung saja mengalungkan tanganku pada leher Oliver, "Tapi aku bisa sendiri!"

Oliver diam saja tak membalas, disamping kiri dan kanan ada anggota tim yang terkikik bersamaan, kami sampai di Hospital Wings, dan Madam Pomfrey langsung saja mengambil tindakan untuk hidungku.

•••••

Kegembiraan karena berhasil memenangkan Piala Quidditch berlangsung kira-kira seminggu, bahkan cuaca seperti ikut merayakan kemenangan ini, menjelang bulan Juni, langit bersih tak berawan dan hawa menjadi panas serta pengap. Yang ingin dilakukan anak-anak hanyalah berjalan-jalan di halaman dan duduk-duduk di atas rumput sambil membawa beberapa liter jus labu kuning, mungkin bermain Gobstone dengan santai atau menonton cumi-cumi raksasa mengambang mencari hawa di tengah danau.

Tetapi kami tak bisa melakukannya, ujian hampir tiba, dan alih-alih bermalas-malasan di luar, kami, anak-anak terpaksa tinggal di dalam kastil, berusaha memaksa otak kami untuk berkonsentrasi, sementara aroma musim panas yang menggiurkan masuk melalui jendela. Bahkan Fred dan George tampak belajar, mereka sebentar lagi akan ujian OWL—Ordinary Wizarding Levels atau Level Sihir Umum dan Percy mempersiapkan diri untuk menghadapi NEWT, Newt memang semacam kadal air, tetapi dalam hal ini NEWT adalah Nastily Exhausting Wizarding Tests atau Ujian Sihir yang Luar Biasa Melelahkan, kualifikasi tertinggi yang ditawarkan Hogwarts, karena Percy ingin masuk ke Kementerian Sihir, perlu mendapat nilai-nilai top, dia juga menjadi cepat marah dan memberikan hukuman berat kepada siapa saja yang mengganggu ketenangan ruang rekreasi di sore hari. Satu-satunya orang yang lebih tegang dari Percy adalah Hermione, aku Harry dan Ron sudah menyerah, tak pernah bertanya lagi bagaimana Hermione bisa ikut beberapa mata pelajaran dalam waktu yang bersamaan.

Saat itu terdengar suara gesekan di jendela, burung hantu Harry--Hedwig sedang menggigit paruhnya erat-erat, "Surat dari Hagrid, banding Buckbeak sudah ditentukan tanggal enam."

"Dan itu adalah hari terakhir kita ujian." Kataku sambil terus membaca Buku Menyingkap Kabut Masa Depan, hanya pelajaran Ramalan lah yang tidak aku kuasai.

"Dan mereka akan datang ke sini untuk melakukannya," Kata Harry, masih membaca suratnya, "Seorang petugas dari Kementerian Sihir dan--dan algojo."

Aku mendongak kaget, "Mereka membawa algojo untuk naik banding!? Itu kan sepertinya mereka sudah mengambil keputusan!"

"Ya." Kata Harry perlahan.

"Tidak bisa!" Gerung Ron, "Aku sudah melewatkan berabad-abad membaca bahan-bahan untuk naik banding! Mereka tak bisa mengabaikannya begitu saja!"

Tetapi aku punya dugaan mengerikan bahwa Komite Pemusnahan Satwa Berbahaya sudah mengambil keputusan, dipengaruhi oleh Mr. Lucius Malfoy, Malfoy yang tampak jelas lesu sejak kemenangan Gryffindor dalam final Quidditch, beberapa hari kemudian sudah pongah lagi, dari komentar-komentar mencemooh yang didengar olehku, Malfoy yakin Buckbeak akan dibunuh, dan Malfoy kelihatan senang sekali dialah penyebabnya. Aku dengan susah payah berhasil menahan diri untuk tidak meniru Hermione memukul Malfoy dalam kesempatan-kesempatan ini. Dan yang paling parah dari semuanya, kami tak punya waktu maupun kesempatan untuk menengok Hagrid, karena peraturan pengamanan baru yang ketat masih tetap diberlakukan, dan Harry tak berani mengambil Jubah Gaib-nya dari bawah si nenek sihir bermata satu.

Minggu ujian mulai dan keheningan tak wajar menyelimuti kastil. Kami, murid-murid kelas tiga keluar dari Transfigurasi pada jam makan siang hari Senin dengan lemas dan wajah pucat, membandingkan hasil dan mengeluhkan sulitnya tugas yang diberikan kepada kami, yang mencakup mengubah teko teh menjadi kura-kura. Hermione membuat yang lainnya jengkel dengan meributkan bagaimana kura-kuranya tampak lebih menyerupai penyu air, padahal yang lain jauh lebih parah dari itu.

Kemudian, setelah makan siang yang terburu-buru, kami kembali ke atas lagi untuk ujian Jimat dan Guna-guna, Hermione benar, Profesor Flitwick menguji kami dengan Jampi Jenaka, Hermione melakukannya secara berlebihan, karena dia tegang. Akibatnya Ron, yang menjadi partnernya, tertawa histeris tak henti-hentinya dan harus dibawa ke kelas kosong untuk menenangkan diri dan baru sejam kemudian dia sendiri bisa melakukan Jampi Jenakanya. Seusai makan malam, kami bergegas kembali ke ruang rekreasi masing-masing, bukan untuk bersantai, melainkan untuk mulai belajar Pemeliharaan Satwa Gaib, Ramuan, dan Astronomi.

Hagrid memberikan ujian Pemeliharaan Satwa Gaib dengan pikiran tidak berkonsentrasi keesokan paginya, pikirannya sama sekali tidak pada ujian itu. Dia menyediakan satu bak besar penuh Cacing Flobber segar, dan memberitahu kami bahwa untuk bisa lulus, Cacing Flobber kami harus masih hidup setelah lewat satu jam, karena Cacing Flobber tumbuh paling subur kalau dibiarkan saja, jadi, ini ujian paling mudah yang kami hadapi, dan juga memberi aku, Harry, Ron dan Hermione banyak kesempatan untuk bicara.

"Beaky agak stres," Kata Hagrid kepada kami, membungkuk rendah berpura-pura memeriksa apakah Cacing Flobber Harry masih hidup, "Terlalu lama dikurung, tapi--kita akan tahu lusa--bagaimana nasibnya."

Kami ujian Ramuan sore itu, yang merupakan bencana besar, Profesor Snape, yang berdiri mengawasi dengan sikap kesal dan tidak senang karena aku berhasil melarutkan Ramuan Linglungnya, kurasa dia kesal karena aku memerintahkannya untuk mengajari ular-ular bodohnya, tapi aku tak peduli, aku tidak ingin meminta maaf, dan ia pergi sambil menuliskan sesuatu angka yang kurasa adalah seratus.

Kemudian tibalah saat ujian Astronomi di tengah malam, di atas menara yang paling tinggi, dalam ujian Sejarah Sihir pada hari Rabu pagi, aku menuliskan segala sesuatu yang pernah diceritakan kepadaku tentang perburuan para penyihir di abad pertengahan, sementara dalam hati ingin sekali rasanya makan es krim kelapa-kacang Fortescue di dalam kelas yang gerah itu. Rabu sore berarti Herbologi, dalam rumah-rumah kaca di bawah siraman cahaya matahari yang panas membara, kemudian kembali ke ruang rekreasi sekali lagi, dengan tengkuk kami panas terbakar sinar matahari, membayangkan betapa asyiknya besok malam, ketika semua ini sudah berlalu.

Ujian kedua sebelum yang terakhir, pada hari Kamis pagi, adalah Pertahanan terhadap Ilmu Hitam. Profesor Lupin telah menyiapkan ujian paling luar biasa bagi kami; berbagai rintangan di udara terbuka. Kami harus berjalan mengarungi kolam dalam yang berisi Grindylow, melewati lubang-lubang berisi Red Cap, berjalan dengan susah payah menyeberangi rawa, mengabaikan petunjuk menyesatkan dari Hinkypunk, kemudian memasuki peti tua besar untuk berhadapan dengan Boggart baru.

"Bagus sekali, Cassandra," Kata Profesor Lupin ketika aku memanjat turun dari dalam peti, nyengir, "Sepuluh."

Aku berseri-seri karena berhasil, aku dan Harry tinggal untuk menonton Ron dan Hermione, ujian Ron berjalan baik sekali sampai dia berhadapan dengan Hinkypunk, yang berhasil membuatnya bingung sehingga dia terbenam sampai sebatas pinggang dalam lumpur rawa. Hermione melakukan segalanya dengan sempurna sampai dia memasuki peti berisi Boggart. Kira-kira semenit setelah berada dalam peti, dia menghambur keluar, berteriak-teriak.

"Hermione!" Kataku, terperanjat, "Ada apa?"

"P-p-profesor McGonagall!" Kata Hermione tersendat, "Dia bilang semua ujianku tidak lulus!"

Perlu beberapa waktu untuk menenangkan Hermione, ketika akhirnya dia sudah bisa menguasai diri, aku, Harry, Ron dan Hermione kembali ke kastil. Ron masih ingin tertawa kalau ingat Boggart Hermione, tetapi pertengkaran di antara mereka dihindarkan oleh pemandangan yang menyambut kami ketika mereka tiba di undakan paling atas.

Cornelius Fudge, sedikit berkeringat dalam jubah bergarisnya, berdiri di sana memandang ke halaman, dia kaget melihat aku dan Harry.

"Halo, Harry!" Katanya, "Dan kau pasti Cassandra, putri dari Carlisle Aldrich."

Aku mengiyakan dengan suara pelan, "Hari yang indah." Kata Menteri Fudge, memandang danau.

Dia menghela napas dalam-dalam dan menunduk memandang Harry, "Aku di sini untuk tugas yang tidak menyenangkan, Harry, Komite Pemusnahan Satwa Berbahaya memerlukan saksi, untuk pembantaian Hippogriff gila, mengingat aku perlu mengunjungi Hogwarts untuk mengecek perkembangan masalah Black, aku diminta menjadi saksi."

"Apakah itu berarti bandingnya sudah selesai?" Tanyaku, gelisah.

"Belum, bandingnya dijadwalkan sore ini." Jawab Menteri Fudge, memandangku dengan ingin tahu.

"Kalau begitu anda belum tentu harus menyaksikan pembantaian!" Kata Ron, menyela, "Siapa tahu Hippogriff itu bebas!"

Sebelum Menteri Fudge bisa menjawab, dua penyihir muncul dari pintu kastil di belakangnya, salah satunya sudah tua sekali sehingga tampak merenta di depan mata kami, satunya lagi tinggi tegap, dengan kumis hitam tipis. Aku menyimpulkan mereka petugas-petugas Komite Pemusnahan Satwa Berbahaya, karena penyihir yang sudah tua renta memandang ke arah pondok Hagrid dan berkata dengan suara lemah.

"Wah, wah, aku sudah terlalu tua untuk urusan begini--pukul dua, 'kan, Fudge?"


Continue Reading

You'll Also Like

30.6K 4.2K 19
⌗ ❪ 𝗻𝗲𝘁𝗲𝘆𝗮𝗺 𝘅 𝗼𝗰 𝘅 𝗹𝗼'𝗮𝗸 ❫ ꒱ 🐚 ↳ 𝘄𝗿𝗶𝘁𝘁𝗲𝗻 𝗶𝗻 𝗶𝗻𝗱𝗼𝗻𝗲𝘀𝗶𝗮𝗻 ❞ ━ 𝗜𝗡 𝗪𝗛𝗜𝗖𝗛, "𝘁𝗵𝗲 𝘄𝗮�...
198K 9.7K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
4.8K 553 12
Dimana akuh? Siapa kalian? Dan apa ini? Kenapa aku tak mengingat apapun, selain namaku? Gadis cantik yang satu satunya terperangkap di Glade. Tak ada...
11.3K 822 12
The story about Tony family and avengers.