Cassandra Aldrich [✓]

By gxrysmxth

119K 18.8K 1.1K

[Harry Potter Fanfiction] Tahun-tahun Cassandra Aldrich saat di Hogwarts bersama dengan ketiga sahabatnya; Ha... More

Tawanan Azkaban; 1
Tawanan Azkaban; 2
Tawanan Azkaban; 3
Tawanan Azkaban; 4
Tawanan Azkaban; 5
Tawanan Azkaban; 7
Tawanan Azkaban; 8
Tawanan Azkaban; 9
Tawanan Azkaban; 10
Tawanan Azkaban; 11
Tawanan Azkaban; 12
Tawanan Azkaban; 13
Tawanan Azkaban; 14
Tawanan Azkaban; 15
Tawanan Azkaban; 16
Tawanan Azkaban; 17
Tawanan Azkaban; 18 [✓]
Piala Api; 1
Piala Api; 2
Piala Api; 3
Piala Api; 4
Piala Api; 5
Piala Api; 6
Piala Api; 7
Piala Api; 8
Piala Api; 9
Piala Api; 10
Piala Api; 11
Piala Api; 12
Piala Api; 13
Piala Api; 14
Piala Api; 15
Piala Api; 16
Piala Api; 17
Piala Api; 18
Piala Api; 19
Piala Api; 20
Piala Api; 21 [✓]
Orde Phoenix; 1
Orde Phoenix; 2
Orde Phoenix; 3
Orde Phoenix; 4
Orde Phoenix; 5
Orde Phoenix; 6
Orde Phoenix; 7
Orde Phoenix; 8
Orde Phoenix; 9
Orde Phoenix; 10
Orde Phoenix; 11
Orde Phoenix; 12
Orde Phoenix; 13
Orde Phoenix; 14
Orde Phoenix; 15
Orde Phoenix; 16
Orde Phoenix; 17
Orde Phoenix; 18 [✓]
Pangeran Berdarah Campuran; 1
Pangeran Berdarah Campuran; 2
Pangeran Berdarah Campuran; 3
Pangeran Berdarah Campuran; 4
Pangeran Berdarah Campuran; 5
Pangeran Berdarah Campuran; 6
Pangeran Berdarah Campuran; 7
Pangeran Berdarah Campuran; 8 [✓]
Cassandra Aldrich II

Tawanan Azkaban; 6

2.7K 439 18
By gxrysmxth

"Ini berarti," Kata Profesor Lupin, mengabaikan erang ketakutan Neville, "Keadaan kita sekarang ini menguntungkan sekali, kau tahu kenapa, Cassandra?"

"Ehh--Karna ada banyak orang disini, jadi, Boggart itu dia tidak akan tahu sebaiknya memilih bentuk apa." Jawabku, Profesor Lupin berkata 'Persis', membuat Hermione menurunkan tangannya kecewa karena tak dapat menjawab pertanyaan ini, aku meringis pelan.

"Mantra yang menaklukkan Boggart sederhana, tetapi memerlukan tekad yang kuat, soalnya, hal yang benar-benar bisa menghabisi Boggart adalah tawa, yang harus kalian lakukan hanyalah memaksanya berubah bentuk menjadi sesuatu yang kalian anggap lucu." Jelas Profesor Lupin sambil berjalan berkeliling menatap pada wajah kami.

"Kita akan berlatih tanpa tongkat dahulu, ikuti aku--Riddikulus!"

"Riddikulus!" Seluruh kelas mengulangi.

"Bagus," Kata Profesor Lupin, "Bagus sekali, tapi itu bagian yang mudah, soalnya, kata itu saja tidak cukup, dan di sinilah kau masuk, Neville."

Lemari itu berguncang lagi, tetapi guncangannya kalah dibanding guncangan Neville, yang maju seakan menuju tiang gantungan.

"Baiklah, Neville," Kata Profesor Lupin, "Kita mulai dari yang paling penting, apa yang paling membuatmu takut di dunia
ini?"

Neville menjawab dengan gugup, "P-profesor Snape."

Hampir semua dari kami tertawa mendengar perkataan Neville, bahkan Neville sendiri nyengir minta maaf, meskipun demikian, Profesor Lupin kelihatan berpikir serius. Dia mendekat pada Neville dan membisikkan sesuatu ke telinganya.

"Semua siap?" Tanya Profesor Lupin.

"Neville, kami akan mundur," Kata Profesor Lupin, "Supaya kau sendirian dan tampak jelas, oke? Aku akan memanggil anak berikutnya maju nanti, semua mundur sekarang, supaya Neville bisa menyerang dengan leluasa."

Kami mundur sampai ke dinding, meninggalkan Neville sendirian di depan lemari, dia kelihatan pucat dan ketakutan, tetapi dia sudah menggulung lengan jubahnya dan tongkatnya terangkat siap menyerang.

"Pada hitungan ketiga, Neville," Kata Profesor Lupin, yang mengacungkan tongkatnya sendiri ke pegangan pintu lemari, "Satu--dua--tiga--sekarang!"

Semburan bunga api meluncur dari ujung tongkat Profesor Lupin dan mengenai pegangan pintu, pintu lemari terbuka dengan keras. Profesor Snape yang berhidung bengkok melangkah keluar, matanya berkilat memandang Neville penuh ancaman, Neville mundur, tongkatnya terangkat, mulutnya mengucap tanpa kata.

"Riddikulus!" Neville mencicit.

Terdengar bunyi seperti lecutan cemeti. Profesor Snape terhuyung, tiba-tiba saja dia sudah memakai gaun panjang berenda, topi tinggi yang di atasnya ada burung nasar yang sudah dimakan ngengat, dan melambai-lambaikan tas tangan besar merah.

Tawa meledak dengan sangat keras, Boggart berhenti, kebingungan, dan Profesor Lupin berteriak, "Ron! Maju!"

Ron melompat maju, cukup banyak anak yeng berjerit saat melihat Boggart Ron yang ternyata laba-laba raksasa setinggi dua meter dan dipenuhi bulu. Sekejap, aku mengira Ron ketakutan, tapi ia mengarahkan tongkatnya dan berkata dengan lantang, "Riddikulus!"

Di kaki laba-laba itu tiba-tiba ada sepatu roda berwarna merah, membuat laba-laba raksasa setinggi dua meter itu jatuh karna tak bisa seimbang. Kelas meledakkan tawa lagi.

"Dean!" Dean maju dengan berani, Boggart yang tadinya laba-laba berkaki sepatu roda itu telah berubah menjadi tangan yang mengerikan dan merayap-rayap.

"Riddikulus!" Teriak Dean, dan tangan yang merayap itu terjepit perangkap tikus.

Kini Parvati yang dipanggil, Boggartnya adalah ular yang sangat besar, dia lalu mengubahnya menjadi badut kejut. Lalu Seamus dengan Boggartnya adalah Banshee, Seamus mengubah Banshee itu menjadi tikus besar yang mengejar ekornya sendiri.

"Cassandra! Giliranmu!" Profesor Lupin berteriak, aku tersentak dan maju kedepan dengan tongkat yang sudah siap di genggaman.

Tikus besar tadi berubah menjadi diriku tapi dengan rambut yang sangat panjang sampai mengenai lantai ruang guru, aku mendesah takut.

"Cassandra!? Kau takut rambutmu panjang!?" Teriak Ron, tak percaya, beberapa anak ada yang tertawa.

"Ya--Riddikulus!" Diriku dengan rambut panjang itu berubah menjadi diriku dengan rambut pendek, aku mendesah lega.

Aku menoleh kebelakang, "Aku pernah hampir mati dengan cara yang mengerikan hanya karna mempunyai rambut panjang."

Setelah itu, semua kelas diam saat mendengar alasan kenapa aku takut rambut panjang. Dan detik berikutnya Harry maju tanpa ada panggilan dari Profesor Lupin, dia mengarahkan tongkatnya dengan sigap.

Boggart yang tadinya adalah diriku berubah menjadi sosok hitam yang terbang, itu Dementor! Aku tersentak sama seperti Harry. Dengan cepat Profesor Lupin berdiri di depan Harry dan kemudian Boggart Dementor itu berubah menjadi Bulan purnama.

"Riddikulus!" Profesor Lupin mengucapkan mantra dengan malas, lalu Bulan purnama itu langsung berubah menjadi balon kuning yang terbang kesana-kemari lalu masuk lagi ke lemari.

Profesor Lupin menghadap ke belakang dan berkata kalau kelas dibubarkan, beberapa ada yang menggerutu kesal, membuat Profesor Lupin meminta maaf sambil sedikit membungkuk.

"Hei--" Panggil Ron, "Kurasa itu adalah pelajaran Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam paling asyik yang kita pernah terima, ya?"

"Kelihatannya dia guru yang baik sekali," Kata Hermione memuji, "Tapi sayang sekali aku tidak mendapat kesempatan untuk menangani Boggart."

"Apa ya kira-kira yang membuatmu takut?" Ledek Ron, "PR yang cuma dapat nilai sembilan, dan bukannya sepuluh?"

Aku dan Harry tertawa mendengar perkataan Ron, sementara Hermione memandang kesal tepat ke wajah Ron.

Dalam waktu singkat, Pelajaran Terhadap Ilmu Hitam menjadi pelajaran favorit bagi semua anak, termasuk aku, walau Malfoy dan para Slytherin selalu berbicara buruk tentang Profesor Lupin. Tapi kami semua tak peduli apa yang di katakan Malfoy dan para Slytherin tentang Profesor Lupin.

Pelajaran-pelajaran berikutnya sama serunya dengan pelajaran pertama, setelah Boggart, kami belajar tentang Red Cap, mahkluk jahat seperti Goblin yang tersembunyi di tempat-tempat pertumpahan darah. Dari Red Cap kami menuju Kappa, penghuni air mengerikan yang tampangnya seperti monyet bersisik dengan tangan berselaput seperti kaki bebek, ia gatal ingin mencekik siapa saja yang melewati kolamnya.

Aku hanya berharap kami bisa sesenang itu dalam pelajaran-pelajarannya yang lain, nah, yang paling parah pelajaran Ramuan, suasana hati Profesor Snape belakangan ini sangat buruk, dan semua tahu pasti sebabnya, kisah tentang Boggart yang tampil dalam sosok Profesor Snape, dan cara Neville mendandaninya dengan gaun neneknya, menyebar cepat sekali di sekolah. Profesor Snape tidak menganggapnya lucu, matanya berkilat berbahaya setiap kali nama Profesor Lupin disebut, dan dia mendera Neville lebih berat dari sebelumnya.

Tak seorang pun benar-benar menyukai Pemeliharaan Satwa Gaib sekarang, setelah pelajaran pertama yang super seru itu, kini berubah menjadi sangat membosankan. Hagrid kelihatannya sudah kehilangan percaya diri, sekarang setiap kali pelajaran, kami menghabiskan waktu mempelajari bagaimana memelihara Cacing Flobber, makhluk hidup yang paling membosankan.

Musim pertandingan Quidditch sudah dekat, dan Oliver Wood, kapten tim Gryffindor, mengadakan rapat pada suatu Kamis malam untuk mendiskusikan taktik menghadapi musim pertandingan baru ini. Oliver sekarang berada di kelas tujuh, tahun terakhirnya di Hogwarts, suaranya mengandung nada putus asa ketika dia bicara kepada kami, anggota timnya di kamar ganti yang dingin, di ujung lapangan Quidditch yang sudah mulai gelap.

"Ini kesempatan terakhir kita--kesempatan terakhirku--untuk memenangkan piala Quidditch." Kata Oliver sambil mondar-mandir didepan kami. Oliver menelan ludah, seakan kenangan akan tahun lalu masih membuat tenggorokannya terganjal.

"Tetapi kita juga tahu kalau tim kita adalah tim yang paling baik dan paling kuat di sekolah." Katanya sambil meninju telapak tangan kirinya dengan kepalan tangan kanannya, matanya kembali berkilat menggila.

"Kita punya tiga Chaser hebat." Kata Oliver, sambil menunjuk kearahku, Alicia Spinnet dan juga Angelina Johnson.

"Dua Beater yang tak terkalahkan." Lanjutnya lagi sambil menatap pada Fred dan George.

"Jangan begitu, Oliver, kau membuat kami malu." Kata Fred dan George bersamaan, mereka berdua berpura-pura malu.

"Dan Seeker yang belum pernah gagal memenangkan pertandingan buat kita." Kata Oliver antara geram dan bangga sambil melihat pada Harry.

"Dan aku." Dia menambahkan, seakan baru terpikirkan.

"Kau juga Keeper hebat, Oliver." Aku berkata sambil melihat pada Oliver, Oliver tersenyum kecil, hingga Fred dan George menambahkan, "Keeper super!"

"Nama kitalah yang seharusnya tertera di piala Quidditch itu selama dua tahun terakhir ini, tetapi sampai sekarang belum, dan tahun ini kesempatan terakhir kita untuk melihat nama kita di piala itu." Kata Oliver dengan nada sedih, sehingga aku terdiam dan bersimpati padanya.

"Oliver, tahun ini tahun kita!" Kata Angelina, kemudian yang lain serta aku menyemangati Oliver dengan berbicara kalau kita akan memenangkan tahun ini. Dan pada akhirnya tim Gryffindor mulai berlatih seminggu tiga kali, udara semakin dingin dan sering hujan, malam-malam semakin menjadi lebih gelap.

Aku terbaring lemah di Hospital Wings, kena flu dan tubuhku panas karna terhantam latihan Quidditch yang diselenggarakan seminggu tiga kali dan juga terpaan udara dingin dan hujan. Oliver juga menyalahkan dirinya sendiri, ia berpikir ini semua karna latihan yang cukup ketat yang di adakannya.

Dan pada akhirnya aku tidak akan mengikuti yang lainnya ke Hogsmeade karna Madam Pomfrey tidak mengijinkan aku keluar kastil, padahal aku sudah merasa lebih baik satu hari yang lalu.

"Cassandra." Aku membuka mata, di depanku terlihat Harry, Ron dan Hermione yang sudah memakai baju penghalau udara dingin, "Ya?"

"Kau nanti akan aku belikan cokelat Honeydukes." Kata Hermione ceria, aku mengangguk mengerti dan tersenyum padanya.

"Kurasa mainan dari Zonko Joke Shop lebih bagus untukmu." Kini Ron yang berbicara, dia nyengir lebar lalu sedetik kemudian Hermione memarahi Ron.

"Yah, aku tidak tahu, aku juga mungkin akan membelikan cokelat untukmu kalau aku diijinkan." Kata Harry sedikit muram, aku menjawab, "Aku mendoakan agar kau diijinkan."

Lalu tiga orang itu pergi dari hadapanku, aku meraih air putih yang berada di nakas dan meminumnya, kemudian terdengar suara pintu yang terbuka. Aku reflek langsung menyimpan gelas itu, tapi gelas itu meluncur ke bawah dan suara pecahnya membuat telingaku berdenging.

"Kau terlihat menyedihkan saat sakit, Aldrich." Suara orang yang sudah tak asing bagiku menggema di Hospital Wings, aku menolehkan kepala dan mendapati Malfoy sedang memegang gelas yang diatasnya mengepulkan uap panas.

Dia menaruh gelas itu di nakas dan mengeluarkan tongkatnya, dia mengarahkan tongkatnya pada gelas yang pecah dan bergumam 'Reparo'. Seketika gelas itu kembali seperti semula dan Malfoy menaruhnya tepat di samping gelasnya yang tadi ia letakkan.

"Kau tidak ke Hogsmeade, Malfoy?" Tanyaku, sambil membenarkan selimut yang aku pakai, dia menatap padaku sejenak.

"Mau--" Katanya pelan, tidak ada suara angkuh dalam suaranya, aku mengerutkan alis, "Lalu kenapa kau ke sini?"

"Tidak ada," Malfoy membuang mukanya, dan matanya perlahan menatap lagi kearahku, dia menunjuk gelas yang ia bawa sendiri, "Itu untukmu, cokelat panas."

Aku tersentak kaget dan langsung memandang pada gelas yang memang berisi cokelat panas, aku kembali lagi menatap pada Malfoy, tapi Malfoy sudah keburu berjalan keluar menuju pintu dan pada akhirnya punggungnya tak tampak lagi dalam jangkauan mataku.

Malam tiba dan aku masih berada di Hospital Wings, sore tadi aku sudah mengatakan kalau aku sudah sembuh pada Madam Pomfrey, tapi tetap saja dia belum mengijinkan aku keluar. Pintu terbuka, menampilkan Madam Pomfrey yang tergesa-gesa menuju kemari, aku yang sedang berbaring kemudian bangkit untuk duduk.

"Ada apa Madam Pom--"

"Miss Aldrich! Cepat ke Aula Besar!" Katanya yang membuatku bingung dan menaikkan satu alisku, "Ku tak yakin kau akan aman kalau kau sendiri di sini, Dear."

"Tak aman? Apa maksudnya Madam Pomfrey?" Aku menatap pada Madam Pomfrey yang sekarang sudah berada di hadapanku, dia sedang mengatur nafasnya yang tak normal.

"Begini, Nyonya Gemuk tadi menghilang--" Katanya membuatku reflek membelalakkan mata, pasalnya, Nyonya Gemuk adalah yang menjaga pintu masuk asrama Gryffindor.

"Dan Peeves bilang, Nyonya Gemuk takut karna ia di serang oleh Sirius Black." Aku membekap mulutku untuk mencegahku agar tidak berteriak di malam hari, Sirius Black menyerang Nyonya Gemuk!? Dia benar-benar mengincar Harry!

"Kau mengerti, 'kan? Jadi cepatlah menuju Aula Besar, para murid sudah ada disana!" Katanya lagi, aku mengangguk dengan cepat lalu turun dari ranjang dan memakai alas kaki dengan cepat.

"Miss Aldrich! Kau sudah benar-benar sembuhkan? Apa aku perlu mengantarmu ke--"

"Tidak, terimakasih Madam Pomfrey! Aku benar-benar sudah sehat!" Aku memotong perkataan Madam Pomfrey dan langsung membuka pintu dan keluar dari Hospital Wings.

Aku dengan cepat menuju Aula Besar, aku bisa melihat beberapa guru yang berada di pintu Aula Besar, saat aku mendekat, semuanya melihat kearahku.

"Miss Aldrich, apa yang kau lakukan disini saat semuanya berada di Aula Besar?" Kata Profesor Snape dingin, ia menatap tajam padaku dengan kedua bola mata hitamnya yang pekat.

"Severus, dia sakit, dia berada di Hospital Wings sendiri dan aku menyuruh Poppy agar Aldrich bergabung saja dengan yang lain." Kata Profesor McGonagall membelaku, kulihat Profesor Snape memandang sejenak pada Profesor McGonagall dan lalu padaku lagi.

"Ayo cepat bergabung dengan yang lain, Aldrich." Kata Profesor McGonagall meraih tanganku dan menarikku pelan untuk masuk menuju Aula Besar, saat aku melewati Profesor Snape aku menggumam permisi, begitupula saat aku melewati Profesor Dumbledore.

Aku lihat lilin-lilin sudah padam semua, dan Profesor McGonagall membawaku menuju tempat Harry, Ron dan Hermione tidur. Profesor McGonagall menarik tongkatnya dan menggoyangkannya pelan, lalu satu kantung tidur muncul di hadapanku.

"Pakai itu Miss Aldrich, dan selamat tidur." Aku mengangguk dan berterimakasih lalu aku menaruh kantung tidurku diantara Hermione dan Harry, dengan cepat aku memasuki kantung tidurku.

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 81.7K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
9.3K 1.1K 31
Gadis itu selalu terluka, seberapa keras gadis itu mencoba untuk melindungi teman temannya, pasti ada saja yang menghalangi jalannya. Gadis itu lalu...
117K 18.5K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
4.8K 553 12
Dimana akuh? Siapa kalian? Dan apa ini? Kenapa aku tak mengingat apapun, selain namaku? Gadis cantik yang satu satunya terperangkap di Glade. Tak ada...