Cassandra Aldrich [✓]

By gxrysmxth

119K 18.8K 1.1K

[Harry Potter Fanfiction] Tahun-tahun Cassandra Aldrich saat di Hogwarts bersama dengan ketiga sahabatnya; Ha... More

Tawanan Azkaban; 1
Tawanan Azkaban; 3
Tawanan Azkaban; 4
Tawanan Azkaban; 5
Tawanan Azkaban; 6
Tawanan Azkaban; 7
Tawanan Azkaban; 8
Tawanan Azkaban; 9
Tawanan Azkaban; 10
Tawanan Azkaban; 11
Tawanan Azkaban; 12
Tawanan Azkaban; 13
Tawanan Azkaban; 14
Tawanan Azkaban; 15
Tawanan Azkaban; 16
Tawanan Azkaban; 17
Tawanan Azkaban; 18 [✓]
Piala Api; 1
Piala Api; 2
Piala Api; 3
Piala Api; 4
Piala Api; 5
Piala Api; 6
Piala Api; 7
Piala Api; 8
Piala Api; 9
Piala Api; 10
Piala Api; 11
Piala Api; 12
Piala Api; 13
Piala Api; 14
Piala Api; 15
Piala Api; 16
Piala Api; 17
Piala Api; 18
Piala Api; 19
Piala Api; 20
Piala Api; 21 [✓]
Orde Phoenix; 1
Orde Phoenix; 2
Orde Phoenix; 3
Orde Phoenix; 4
Orde Phoenix; 5
Orde Phoenix; 6
Orde Phoenix; 7
Orde Phoenix; 8
Orde Phoenix; 9
Orde Phoenix; 10
Orde Phoenix; 11
Orde Phoenix; 12
Orde Phoenix; 13
Orde Phoenix; 14
Orde Phoenix; 15
Orde Phoenix; 16
Orde Phoenix; 17
Orde Phoenix; 18 [✓]
Pangeran Berdarah Campuran; 1
Pangeran Berdarah Campuran; 2
Pangeran Berdarah Campuran; 3
Pangeran Berdarah Campuran; 4
Pangeran Berdarah Campuran; 5
Pangeran Berdarah Campuran; 6
Pangeran Berdarah Campuran; 7
Pangeran Berdarah Campuran; 8 [✓]
Cassandra Aldrich II

Tawanan Azkaban; 2

3.7K 547 16
By gxrysmxth

Malfoy berhenti tepat di depan pintu kompartemen, tangannya yang putih pucat membuka kompartemen dengan cepat, aku mendengus melihatnya, paling akan mengganggu Harry lagi.

"Wah, lihat, siapa itu?" Kata Malfoy, suaranya terdengar malas, "Potty dan juga Weasel."

Bersamaan dengan Malfoy yang menyelesaikan kata-katanya, Crabbe dan Goyle terkekeh seperti troll. Tanganku mengambil buah Apel disampingku, dengan cepat aku melemparnya pada Malfoy, tapi sialnya, Malfoy menangkapnya dengan sempurna.

Mata Malfoy yang berwarna abu-abu menatap pada diriku, bibirnya membentuk senyum sinis, "Terimakasih, Aldrich."

Aku mendengus lagi, sementara Malfoy mulai memakan Apel yang aku lemparkan padanya, padahal aku berharap Apel itu mengenai kepala pirangnya.

"Kudengar ayahmu berhasil dapat emas tahun ini, apa ibumu mati saking kagetnya?" Kata Malfoy, menatap pada Ron, sudah jelas Ron jengkel.

Ron berdiri cepat sekali sampai menyenggol keranjang milik Crookshanks sampai terjatuh kelantai, membuat Profesor Lupin mendengus kecil.

"Siapa itu?" Tanya Malfoy, dia mundur selangkah setelah melihat pada Profesor Lupin, aku menjawab dengan enteng, "Guru baru."

"Apa katamu, Malfoy?" Kata Ron yang sudah mengepalkan tangannya, terlihat sangat kesal.

"Ayo." Bisik Malfoy kecewa pada Crabbe dan Goyle, aku tahu dia tak begitu bodoh hanya untuk berkelahi di depan seorang guru.

Pada akhirnya, Malfoy dan dua kroninya pergi menghilang, membuat Ron kembali duduk lagi, Harry berkata, "Aku tidak akan diam saja jika di katai Malfoy tahun ini."

"Ya, kalau dia sekali lagi menghina keluargaku, aku akan memegang kepalanya dan--" Ron memperagakan gerakan bengis di udara.

"Ron!" Desis Hermione, ia menunjuk pada Profesor Lupin, "Hati-hati!"

Hujan semakin lebat sementara kereta meluncur semakin ke utara, jendela sekarang semakin berwarna abu-abu berkilau dan perlahan berubah gelap sampai lampu-lampu menyala. Kereta berderit, hujan bergemuruh, angin menderu, tetapi tetap saja Profesor Lupin tertidur seakan tidak ada yang mengganggu.

"Kita pasti sudah hampir sampai." Kata Ron, ia mencondongkan badannya kedepan dan melihat kearah jendela yang sekarang sudah hitam pekat.

Ron beranjak saat kereta mulai melambat, "Bagus, aku sudah lapar, tak sabar ingin ikut berpesta."

"Tunggu--" Kataku, aku menatap pada arloji dipergelangan tangan, "Tak mungkin kita sudah sampai."

"Lalu kenapa berhenti?"

Kereta api semakin lama semakin lambat, setelah bunyi piston mereda, angin dan hujan terdengar semakin keras menimpa jendela. Aku dan Harry yang memang duduk paling dekat di pintu bangkit untuk melihat ke koridor, di sepanjang gerbong, kepala-kepala bermunculan ingin tahu dari dalam kompartemen, kereta api berhenti diiringi suara gedebuk serta kelontongan yang memberi tahu kami bahwa koper-koper kami terjatuh. Kemudian, tanpa peringatan, semua lampu padam dan kami tenggelam dalam kegelapan total.

"Ada apa sih?" Terdengar suara Ron dari belakang aku dan Harry, dilanjut dengan pekikan Hermione karna kakinya di injak oleh Ron.

Aku langsung saja mengambil tongkatku, menggerakkannya dengan pelan dan bergumam, "Lumos!"

Muncul cahaya dari tongkatku yang menerangi satu kompartemen, Ron berkomentar, "Bagus, ini lebih baik."

Kami semua kembali duduk di tempat duduk kami, Ron melihat kearah luar jendela, "Ada yang bergerak diluar."

Pintu kompartemen mendadak terbuka, menampilkan Neville Longbottom dengan ekspresi bingungnya.

"Kalian tahu ada apa?" Katanya, matanya menatap padaku yang memegang tongkat dengan cahaya, "Tidak, duduklah dulu, Neville."

Aku menepuk-nepuk tempat duduk di sebelahku, Neville menurut dan kemudian dia duduk di sebelahku. Hermione beranjak, dan melewati Harry serta aku, aku lantas bertanya, "Mau kemana, Mione?"

"Aku ingin bertanya pada Masi--ouch!" Hermione memekik tatkala ia bertabrakan dengan Ginny yang muncul tiba-tiba di pintu.

"Ginny? Mau ngapain?" Tanyaku sambil menggerakkan tongkatku padanya agar bisa melihat dengan jelas.

"Mencari Ron." Jawabnya, aku mengangguk samar, "Kalau begitu, masuk dan duduklah."

Ginny mengangguk dan melangkahkan kakinya masuk, lalu terdengar desisan Crookshanks, ternyata Ginny menginjak ekor Crookshanks.

"Crookshanks!" Kata Hermione hampir berteriak, Ginny meminta maaf dengan panik, "Ah! Maafkan aku! Aku tak tah--"

"Jangan berisik!" Tiba-tiba terdengar suara serak.

Profesor Lupin akhirnya terbangun, tak seorangpun bicara, aku menatap pada wajahnya yang tampak siap dan waspada.

"Tetap di tempat masing-masing." Katanya lagi dengan suara serak yang sama, dan perlahan dia bangkit dari duduknya.

Pintu tiba-tiba menggeser terbuka, aku menoleh dan merasakan dingin yang terus menerus membuatku menggigil dengan samar. Aku mengarahkan tongkatku pada pintu, mataku dengan jelas melihat sosok berjubah yang menjulang sampai ke langit-langit kereta.

Wajahnya sama sekali tersembunyi didalam tudung kepalanya, ada tangan yang terjulur dari jubahnya dan tangan itu mengilap abu-abu, kelihatannya berlendir dan berkeropeng, tak salah lagi! Itu adalah Dementor! Aku menegang saat tangan itu masuk kedalam lipatan kain jubahnya, seakan ia tahu kalau aku mengamati tangannya. Dan kemudian, sosok itu menarik nafas berkeretak seakan dia mencoba untuk mengisap lebih dari sekedar udara yang ada.

Rasa dingin kali ini membuatku menggigil, seakan menembus kulit dan memasuki jantungku. Aku melirik pada Harry, dan betapa terkejutnya aku ketika pupil mata Harry tidak terlihat dan juga tubuhnya kejang-kejang.

Dengan sigap aku berdiri didepan Dementor itu dan mengarahkan tongkatku padanya, dia tetap diam ditempatnya, seakan menantang. Aku sebisa mungkin untuk tidak menggigil dan juga aku mencoba untuk bernafas dengan teratur.

"E-expecto Patronum!" Aku berteriak dengan tangan gemetar karena dingin, cahaya keperakan mulai muncul dari ujung tongkatku.

Dementor itu berbalik dan pergi melayang saat terkena cahaya keperakan dari tongkatku, cahaya keperakannya juga mulai meredup. Aku bernafas dengan lega, mataku melihat pada Harry yang pingsan, aku merasakan kakiku tak kuasa menahan berat badanku.

"C-cassandra!" Hermione berkata dengan gugup.

Aku terhuyung ke belakang, tapi aku tidak merasakan lantai, melainkan tangan yang mencoba untuk menahan diriku agar tidak jatuh. Ternyata itu Profesor Lupin, dia membantuku untuk duduk, tangannya ia masukan kedalam saku dan mengambil bungkusan sesuatu.

"Ini, makanlah, kau akan merasa lebih baik." Katanya, ternyata ia memberiku cokelat, dengan potongan yang besar, aku menerimanya.

"Terimakasih, Profesor." Balasku, dia lalu memasukan bungkus cokelat itu kedalam sakunya, secara bersamaan, aku memakan cokelatnya.

Perasaan hangat muncul saat aku memakan cokelatnya, dengan segera, aku menghabiskan cokelat itu untuk merasakan lagi perasaan hangatnya. Aku merasa lebih baik, dan aku mulai mencemaskan keadaan teman-temanku, aku mendekat pada Harry yang masih pingsan.

Aku menepuk pipinya pelan dan mulai memanggil namanya, "H-harry?"

Hermione mendekat dan bergabung denganku dalam usaha untuk membangunkan Harry yang pingsan. Aku bisa melihat mata Harry bergerak dan akhirnya terbuka pelan, bersamaan dengan itu, lampu-lampu mulai menyala.

Aku bergumam 'Nox' dan cahaya dari tongkatku yang tadinya menjadi sumber cahaya akhirnya mati.

"Kau tak apa-apa, Harry?" Tanyaku cemas, Harry terdiam, ia menatap sekeliling lalu padaku, "Siapa yang berteriak?"

Aku terdiam sejenak dan menjawabnya, "Kurasa aku, err--aku meneriakan mantra."

"T-tidak! Itu bukan suaramu, Cass!" Racaunya, "Suaranya seperti teriakan kesakitan."

Bunyi klotak keras membuat kami semua terlonjak kaget, dan ternyata itu Profesor Lupin yang sedang mematahkan cokelat.

"Ini, makanlah, akan membantu." Katanya kepada Harry, Harry mengambil cokelat itu tapi tidak memakannya.

"Tadi itu apa?" Tanya Harry sambil menatap pada Profesor Lupin.

"Dementor." Jawabku, Profesor Lupin yang sedang membagi-bagikan cokelat juga ikut menjelaskan, "Salah satu Dementor Azkaban."

Semua orang terbelalak menatap pada Profesor Lupin, Profesor Lupin meremas bungkus cokelat dan memasukannya ke dalam saku.

"Makan," Dia mengulang, "Akan membantu, aku perlu bicara dengan Masinis, maaf."

Setelah mengatakan itu, Profesor Lupin berjalan melewati aku dan Harry lalu lenyap ke koridor. Hermione mulai menanyakan keadaan Harry lagi, dan aku menatap sekeliling, semua orang terlihat takut.

"Aku tak mengerti, apa yang terjadi?" Kata Harry sambil menyeka lebih banyak keringat dari mukanya.

"Ku kira kau sakit ayan atau apa,"Kata Ron yang masih ketakutan, "Kau mendadak kaku dan tiba-tiba kejang."

"Dan Cassandra berdiri, mengarahkan tongkatnya dan berteriak sesuatu hingga cahaya keperakan muncul dari tongkatnya, lalu, D-dementor itu berbalik dan melayang pergi." Kata Hermione melanjutkan penjelasan dari Ron.

Semua orang kini menatapku, "Itu mantra yang bisa mengusir Dementor, aku belajar itu dari Dad saat liburan."

"Mengerikan sekali," Kata Neville, suaranya lebih melengking dari yang biasanya, "Apakah kalian merasakan hawa yang dingin sekali saat dia datang?"

"Aku merasa aneh," Kata Ron sambil mengguncangkan kedua bahunya, "Aku merasa seperti tidak bisa bahagia."

Aku meringis pelan, "Uhh, Dementor menyerap kebahagiaan."

Lagi-lagi semuanya menatap padaku, aku terdiam dan terlihat canggung, Harry membuka mulutnya, "Apa salah satu dari kalian tidak ada yang pingsan?"

"Tidak," Ron membalas, "Tapi Ginny gemetar hebat sekali."

Profesor Lupin sudah kembali, dia berhenti sebentar sebelum masuk, memandang berkeliling dan berkata sambil tersenyum kecil, "Aku tak meracuni cokelatnya, lho."

Profesor Lupin duduk di tempatnya, "Kita akan sampai di Hogwarts sepuluh menit lagi."

Aku mengangguk samar, selama sisa perjalanan, kami tak banyak bicara, kecuali tentang Profesor Lupin yang bertanya keadaan Harry. Akhirnya kereta berhenti di stasiun Hogsmeade, dan anak-anak berdesakan turun termasuk aku, burung-burung hantu beruhu-uhu keras, kucing-kucing mengeong dan katak piaraan Neville menguak begitu keras dari dalam topinya.

"Anak-anak kelas satu kesini!" Kami berempat merasakan suara yang sudah tak asing lagi, kami melihat sosok raksasa Rubeus Hagrid di ujung peron.

"Baik-baik saja? Kalian berempat?" Tanyanya lagi diatas kepala anak-anak, kami melambai padanya tetapi tak punya kesempatan untuk berbicara karena kami terbawa oleh kerumunan anak-anak.

Kami menaiki kereta dengan penarik yang tak terlihat, kereta itu samar-samar berbau jamur dan jerami. Aku melirik pada Harry yang tampak masih lemah, begitu pula dengan Hermione dan Ron yang melirik Harry, aku takut Harry akan pingsan lagi.

Pintu menuju Aula Besar terbuka, kami mengikuti anak-anak menuju pintu itu, tetapi baru saja sekilas melihat langit-langit sihirnya, ada yang berteriak dari belakang, "Potter! Granger! Aku ingin berbicara dengan kalian berdua!"

Kami semua berbalik, menatap heran pada Profesor McGonagall yang memanggil Harry serta Hermione dari atas kepala anak-anak, seperti mengerti akan kecemasan Harry, Profesor McGonagall berkata, "Tak perlu secemas itu, aku hanya ingin berbicara sedikit."

Kini Profesor McGonagall menatap kearahku dan juga Ron, "Kalian terus saja, Weasley, Aldrich."

"Ayo, Ron." Ajakku pada Ron, Ron mengangguk dan kami memasuki Aula Besar dan duduk di tempat yang sudah seharusnya.

Aku bisa melihat Profesor Flitwick berdiri sendiri di samping topi tua yang berada di atas kursi, topi itu mulai menyanyi seperti tahun-tahun kemarin saat acara seleksi. Seleksi sudah selesai, dan Profesor Flitwick membawa topi seleksi itu keluar dari Aula Besar, aku melihat ke pintu, Harry dan juga Hermione ada di sana.

Mereka berjalan menuju kemari, tak sedikit anak-anak memandang pada mereka, ada juga yang menunjuk-nunjuk Harry, apa berita tentang Harry yang pingsan karna Dementor begitu cepat menyebar?

Harry duduk di sebelahku, dan Hermione duduk di sebelah Ron, Ron bertanya, "Kenapa sih kalian dipanggil?"

Kini, Harry menjelaskan dengan berbisik padaku dan Ron apa yang terjadi saat Profesor McGonagall memanggilnya bersama dengan Hermione.

"Selamat datang!" Aku menoleh dan mendapati Profesor Dumbledore sedang berdiri hendak berpidato.

"Ada beberapa hal yang harus aku sampaikan pada kalian semua, karena ada satu hal yang serius, aku akan menyampaikan ini sebelum kalian dibingung kan oleh santapan pesta yang lezat-lezat."

Profesor Dumbledore berdehem dan melanjutkan, "Seperti sudah kalian tahu di Hogwarts Express, sekolah kita ini menjadi tuan rumah untuk beberapa Dementor Azkaban yang ada disini untuk urusan Kementerian Sihir."

"Harus kutekankan bahwa tak seorang pun diizinkan untuk meninggalkan sekolah tanpa izin, Dementor tak mudah dibodohi oleh sebuah tipuan atau bahkan Jubah Gaib." Dia menambahkan dengan lunak, aku, Harry dan Ron saling melirik.

"Jangan memberikan alasan untuk mencelakai kalian, aku mengandalkan Prefek dan Ketua Murid laki-laki dan perempuan yang baru untuk memastikan tak ada yang terluka."

Aku melihat pada Percy yang duduk beberapa kursi dari kami, ia memandang berkeliling dengan membusungkan dadanya. Profesor Dumbledore berhenti lagi, dia memandang seluruh Aula Besar dengan serius, tak seorangpun bergerak atau membuat suara.

"Sekarang berita yang menyenangkan," Dia meneruskan, "Aku senang sekali menerima dua guru baru disekolah kita tahun ini."

"Yang pertama, Profesor Lupin, yang telah berbaik hati untuk berkenan mengisi posisi guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam."

Disana-sini terdengar suara tepukan tangan yang kurang antusias, hanya kami yang berada satu kompartemen dengan Profesor Lupin yang bertepuk tangan keras.

"Lihat si Snape!" Ron mendesis.

Aku langsung saja melihat kearah Profesor Snape yang duduk di sebelah Profesor Lupin, ia memandang Profesor Lupin dengan ekspresi dari sekedar marah, itu lebih seperti ekspresi jijik.

"Sedangkan guru baru kedua." Profesor Dumbledore melanjutkan setelah sambutan biasa-biasa saja untuk Profesor Lupin mereda.

"Ku sampaikan kepada kalian bahwa Profesor Kettleburn telah pensiun untuk menikmati waktunya, dan aku dengan senang memberi tahu kalian bahwa yang menggantikan kedudukannya tak lain dan tak bukan adalah Rubeus Hagrid kita."

Aku, Harry, Ron dan Hermione saling berpandangan terperangah, kemudian kami ikut bertepuk, tepukan yang bergemuruh sekali terutama dari meja kami, Gryffindor.

Continue Reading

You'll Also Like

505K 37.5K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
199K 9.8K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
11.3K 822 12
The story about Tony family and avengers.
98K 9.6K 26
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...