The Most Wanted Vampire In Hi...

By naowrite_

47.9K 1.9K 407

Seorang perempuan bernama Janelle Risterita Roust yang notabenenya seorang perempuan keturunan vampire bergel... More

Vampir
°•1
°•2
°•3
°•4
°•5
°•6
°•7
°•8
°•9
°•10
°•11
°•12
°•14
°•15
°•16
°•17
Janelle Risterita Roust
Jihan Christina Roust
Amerio Preka
Refa Raziel Melvin
Aloydia Rene Ecrin
°•18
°•19
°•20
°•21
°•22
°•23
°•24
°•25
°•26
°•27
°•28
°•29
°•30
°•31
°•32
°•33
°•34
°•35
°•36
°•37 Special Part (Story Of Character)
°•38
°•39
°•40
°•41
°•42
°•43
°•44
°•45
°•46 Chapter Khusus Penjelasan
°•47
°•48
°•49
°•50
°•51
°•52
°•53
°•54
°•55
°•56
°•57
°•58
°•59
°•60
°•61
°•62
°•63
°•64
°•65
°•66
°•67
°•68
°•69
°•70 🔞
Epilog

°•13

554 33 11
By naowrite_

Lekuk tubuh yang indah, paras nan jelita, postur tubuh tinggi. Masih banyak alasan yang bisa Farel berikan mengapa ia menyebut wanita ini sempurna. Sepintas ia memang sempat terkagum, namun tidak jadi ketika melihat perut wanita itu sedikit buncit.

"Siapa Lo?!" Farel setengah ketakutan ketika Adele menampilkan taring atasnya. Ia juga  memberontak ketika mengetahui tali tambang mengikat kedua tangannya. Walau lecet, lelaki itu tak peduli. Kalau bisa, sesegera mungkin ia pergi dari tempat aneh ini.

"Hallo tunanganku?" Sapa Adele sembari berjalan mendekati Farel.

Apa? Tunangan?

Raut wajah Farel penuh tanda tanya.

Apa maksudnya? ~ batin Farel. Jika sekalipun ia harus menikah dengan wanita cantik ini, seumur hidup ia tidak akan mau. Farel bisa menebak jika Adele sedang hamil. Menikahi istri orang?Asem dah.

Ketika Adele hendak menyentuh wajahnya, Farel segera menoleh ke kanan. Begitu seterusnya hingga kepalanya menjadi pusing. Adele memegang kedua pipinya kemudian mengunci wajah lelaki barunya. Setelah berhasil menenangkan otaknya yang turbolensi, Farel menyadari Adele yang kini sedang menatapnya sangat lekat bahkan hingga hidung mereka bersentuhan.

Ciuman? Tidak! Cukup Ecrin saja yang boleh menyentuh bibirnya. Mata Farel mendelik. Mau menolak tetapi tidak bisa. Kepalanya tidak bisa bergerak satu incipun. Tangan Adele terasa seperti borgol yang kini menahan lehernya. Kini ia bisa melihat dengan jelas jika wanita asing itu hendak mencium bibirnya.

Bangsat! Bangsat! Bangsat! Gue gak pernah jadi play mouth gini! Ecrin! Selametin gue! ~ Farel terus menerus mengumpat dalam hati hingga bibirnya benar-benar menempel sekaligus dihisap oleh wanita jalang itu.

Oh, sempurna. Kemampuan Taekwondo sabuk hitamnya tak berfungsi apa-apa sekarang. Cowok itu hanya bisa terdiam diri tidak membalas ciuman wanita aneh di dekatnya saat ini.

°•°•°•°•°

"Apa?! Werewolf?" Ecrin berujar tidak percaya. Apa lagilah yang ada di dunia ini, rasanya keunikannya tidak ada habisnya.

"Lo ngomong apa? Bukannya itu cuma ada di dongeng-dongeng ya? Vampir aja gue belum pernah lihat secara real." Amerio mengelak ucapan Rita yang terkesan mengada-ada. Ecrin dan Piko pun terlihat tidak percaya.

Syukur temen. Kalau engga udah jadi santapan deh. Amerio golongan darah O, kesukaan gue. Ecrin golongan AB dan Piko golongan B kesukaan kakak. ~Jihan membatin sembari memperhatikan leher satu persatu teman-temannya. 

Amerio yang melihat Jihan sedari tadi tidak bicara merasa sedikit aneh. Biasanya anak itu akan berperilaku sok tahu dan banyak bicara. Belum lagi kelakukan absurdnya yang kadang membuat ia pusing sendiri. Dicoleknya bahu Jihan hingga tanpa Amerio sadari cewek itu sedang menyesap liurnya yang hampir menetes. 

"Woi! Kok bengong? Tumben Lo diem?" Tanya cowok itu akhirnya.

Jihan menatap Amerio songong, "Emang kenapa? Lo kan lebih suka kalau gue diem?" Jihan balik bertanya lalu tiba-tiba matanya memicing se-menyebalkan Lucifer di film Cinderella.

"Apa jangan-jangan ...," Jihan menggantung nadanya membuat Amerio mati penasaran ingin mengetahui kelanjutan omongannya. Tanpa cowok itu sadari, dia sedang berada di mulut besar ikan yang terbuka kala gadis usil itu akan melontarkan kata-kata tidak berfaedahnya.

Asik, gue dapet mainan! ~ dan Jihan masih sempat membatin.

"Lo ... Kangen sama cerewet gue ya? Mau bahas tentang apa? Sini gue omongin banyak-banyak!" Dan Amerio segera tersadar ketika ia sudah berada di dalam mulut ikan itu. Ia memutar bola matanya lalu mendorong jidat Jihan pelan hingga gadis itu terpental ke belakang dan mundur beberapa langkah. Padahal itu cuma akting aja. Biasanya kan gitu, kayak drama queen gitu lho, yang didorong dikit langsung mental.

"Ck, tuh tangan minta gue patahin rupanya!" Jihan berkata lantas ia meraih jemari Amerio dan memencetnya. Sangat pelan tentu saja dan Amerio sudah terlihat kesakitan. Jihan cekikikan. Ia maklum kenapa cowok itu kesakitan, karena kekuatan manusia dan vampir tentunya berbeda sangat jauh yaitu sekitar 100 kalinya, bayangin aja. Itupun syukur-syukur Jihan tidak memakai kekuatan sedang. Dijamin langsung masuk rumah sakit.

"Gila. Tangan Lo kayak gigi piranha ya! Sakit anying!" Amerio masih merintih hingga Rita menarik pundak adiknya dan Jihan terjatuh. Seketika bibir Jihan membentuk emo ' :( '.

"Stop drama atau gue bunuh Piko!" Rita melakukan telepati hingga Jihan seketika tersenyum lebar. Bahkan sangat lebar seperti senyum Mr. Bean.

"Hallo honey honey! Apa kabar?" Jihan melambaikan tangannya menatap Rita tanpa rasa takut ataupun bersalah. Kini Ecrin menjewer kupingnya kanan dan Piko ikut-ikutan bagian kirinya. Mereka berdua berbagi kedipan mata kemudian berjongkok bersamaan. Lalu menganggukkan kepala bersamaan pula.

"KAMBING! TEMEN KITA HILANG DICULIK SERIGALA,  KATA RITA!" Kompak mereka meneriaki Jihan. Sebenarnya jika bukan vampir, ia mungkin akan baik-baik saja. Seketika telinganya berdengung sangat sakit hingga gendang telinganya seperti hendak pecah. Inilah tidak enaknya. Vampir memiliki pendengaran yang sangat tajam hingga semut berjalan pun, mereka bisa mendengar.

"Sudah-sudah." Rita malah prihatin dengan adiknya. Ia meringis melihat Jihan memejamkan matanya menahan sakit.

"Kak, gue butuh bicara privasi sama Lo!" Ucapnya dan seketika pingsan. Ya, Jihan tidak tahan terhadap suara yang terlalu besar. Ia memiliki dua keistimewaan. Ketika vampir biasa bisa mendengar gerak semut sekalipun, ia bisa mendengar aliran darah di dalam tubuh manusia ataupun makhluk lainnya. Kedua, ketika vampir biasa hanya bisa melihat sebatas ketelitian benang, Jihan bisa melihat sel-sel kulit manusia contohnya. Untuk penglihatan, gadis itu bisa mengaturnya. Ia bisa mengendalikannya.

"Eh, Jihan!" Ecrin berteriak kecil karena terkejut. Begitupun dengan Amerio juga Piko yang langsung mengangkat gadis itu ke dalam gendongannya.

"Hubungi ambulan!" Usul Amerio dan langsung dijawab Rita cepat.

"Engga usah. Gue pastiin dalam waktu lima belas menit ke depan dia udah sadar." Rita lalu menatap Piko dan dibalas anggukan oleh lelaki itu. Tampaknya ia merasa bersalah.

"Keknya dia sedikit miring setelah stress diajakin foto lima puluh orang sekaligus." Amerio berujar sembari memutar bola matanya. Entah kenapa ia selalu kesal dengan Jihan.

"Terus Ecrin, gue minta lo hubungin paman Melvin untuk buat surat izin. Kita gak akan bisa pulang dalam waktu deket, tapi gue bakal jamin keselamatan Farel. Bisa?" Rita giliran menatap Amerio.

"Lo, cukup ikuti rencana gue," Rita lalu menelusuri wajah teman-temannya, "Serahin ini ke gue sama Jihan. Tapi kalian harus janji satu hal sama gue,"

"Apa?" Tanya Ecrin mewakilkan.

"Kalau gue engga suruh kalian ikut campur, kalian harus menurut." Tutur Rita dan ketika Ecrin ingin berbicara, Rita menyambar dengan cepat.

"Bukannya gue ngeremehin kalian, tapi kita bakal kerja sama untuk nyelametin Farel. Serigala yang kalian hadapi bukan serigala biasa yang bisa kalian bacok langsung tepar. Dia wanita dan punya banyak pengikut. Ada ribuan."

"Lo yakin bakal berdua aja sama Jihan?" Tanya Amerio memastikan. Raut wajahnya sangat khawatir walau tidak beda jauh dengan Piko ataupun Ecrin. Lelaki itu seperti tak rela memasukkan Rita ke dalam medan peperangan. Bukankah seharusnya laki-laki yang melindungi perempuan?

"Gue bakal panggil saudara gue yang dari Irlandia dan Meksiko. Mereka udah kejuaraan Internasional dibidang bela diri sekaligus bermain pedang. Mereka bakal bantu kita." Rita meyakinkan keduanya. Ia malah ingin tertawa sendiri ketika membuat alasan itu. Orang berbeda negara yang Rita maksud adalah Ascher dan Riska, sepupunya.

"Oh, baiklah. Sekarang gue boleh ikut Lo?" Tanya Ecrin yang dibalas gelengan kepala oleh Rita.

"Mending kita semua kembali ke Hotel lalu nyusun rencana."

"Nyusun gimana? Kita aja engga tahu orangnya yang mana ataupun karakternya gimana ...," Ecrin membantah diikuti raut tanya dari dua laki-laki di belakangnya.

"Gue tahu ... Dan engga perlu banyak tanya. Tunggu kambing kita sadar dulu. Dia pinter berlagak kan? Manfaatin nanti jadi umpan!" Tutur Rita yang pastinya hanya bercanda dan ketiganya tahu itu.

"Okelah."

°•°•°•°•°•°

TBC!

Dikit dulu ya? Emang agak gak berfaedah chapternya tapi besok bakal aku sambung. Biasanya pagi-pagi aku banyak ide.. gpp ya??

Jadwalku sibuk banget hari ini, belom lagi 8 lomba menulis yang mau aku ikutin. Deadline-nya semua berdekatan. Beda 2 sampe 4 hari doang 😭

Okelah!

Domo Arigatou!

Continue Reading

You'll Also Like

32.7K 5.8K 37
BABYMONSTER [Lokal] ongoing Note : • Sisterhood • Harsh words ********** "Ya ampun Sa! Lo nyulik anak dari mana anjir?!" Ruka "Iihhh...Lucu, gemesin...
318K 30.8K 109
When Seventeen is the reason for all the smiles, tears, and everything that include in your source of happiness. Terima request. Vomment juseyo~
1.5M 94.7K 40
bagaimana jika kekasihmu; orang yang kamu cintai sekaligus orang yang paling kamu percaya menyembunyikan identitasnya sebagai seorang mafia pembunuh...
108K 6.5K 43
Kamu tak perlu memiliki segalanya untuk bahagia, karena yang kamu butuh hanya seseorang yang mampu buatmu tersenyum disaat terluka. ~Firyal Nazhifa...