The Most Wanted Vampire In Hi...

By naowrite_

47.4K 1.9K 407

Seorang perempuan bernama Janelle Risterita Roust yang notabenenya seorang perempuan keturunan vampire bergel... More

Vampir
°•1
°•2
°•3
°•4
°•5
°•6
°•7
°•8
°•9
°•10
°•12
°•13
°•14
°•15
°•16
°•17
Janelle Risterita Roust
Jihan Christina Roust
Amerio Preka
Refa Raziel Melvin
Aloydia Rene Ecrin
°•18
°•19
°•20
°•21
°•22
°•23
°•24
°•25
°•26
°•27
°•28
°•29
°•30
°•31
°•32
°•33
°•34
°•35
°•36
°•37 Special Part (Story Of Character)
°•38
°•39
°•40
°•41
°•42
°•43
°•44
°•45
°•46 Chapter Khusus Penjelasan
°•47
°•48
°•49
°•50
°•51
°•52
°•53
°•54
°•55
°•56
°•57
°•58
°•59
°•60
°•61
°•62
°•63
°•64
°•65
°•66
°•67
°•68
°•69
°•70 🔞
Epilog

°•11

623 36 16
By naowrite_

"Ada apa ini?!"

"Gue takut gelap! Senter, mana senter?!"

"Apa seseorang lupa membayar listrik?"

"Untuk pertama kalinya stadium Black and white mengalami padam gini!"

Ribuan bisikan lain yang serupa terus membanjiri stadium hingga akhirnya Rita berteriak memberi tahu agar penonton harap tenang. Namun sepertinya tidak berpengaruh. Bahkan ada yang keluar dari stadium. Seisi ruangan kini semakin riuh hingga beberapa menit kemudian satu lampu menyala disusul lampu-lampu lainnya. Stadium kembali terang dan di samping Rita muncul seorang laki-laki gendut dengan raut wajah penuh penyesalan.

"Saya minta maaf untuk kesalahan kali ini. Kali pertama dan kali terakhir. Sebagai gantinya akan ada sesi foto-foto bareng artis. Kirim g-mail anda maka akan diundi untuk lima puluh orang terpilih. Thank you..." Ucapnya lalu pergi dari panggung digantikan oleh seorang pembawa acara.

Rita tersenyum manis menatap orang-orang di sekelilingnya. Cinta mereka begitu besar pada suaranya. Ia jadi bernostalgia singkat. Waktu itu, dirinya dan Amerio berkenalan dengan kisah yang cukup unik. Saat jam istirahat dan Rita kala itu sedang mengikuti pelajaran tambahan memanah di halaman belakang. Ya, Rita merupakan pemanah unggul yang selalu dipanggil untuk mengikuti lomba. Pandangan Rita sangat tajam dan ia selalu menusukkan panah tepat di tengah-tengah, walau terkadang melenceng paling banyak dua garis putih. Kebetulan Amerio sedang terburu-buru berlari, tepat ketika dirinya meluncurkan panahnya, benda itu justru mengenai lengan Amerio.

Jelas ia panik karena waktu itu hanya berduaan. Amerio kejang-kejang hingga merintih tak tertahankan. Seandainya ini dunia vampir, mungkin ia akan sangat mudah untuk menyembuhkan luka Amerio. Tetapi peraturan tetap peraturan. Ia tidak boleh menampakkan jati diri di depan manusia atau hal itu akan menimbulkan masalah untuk kerajaannya.

Jadilah ia hanya bisa menelpon penjaga UKS terdekat untuk meminta pertolongan. Segera setelah menghubungi, beberapa petugas datang dan Amerio dibawa ke Rumah sakit besar guna mendapatkan perawatan medis. Panahnya tidak menyangkut tetapi meleset dan menimbulkan luka robek yang luar biasa besar.

"Baiklah... Tuan-tuan dan nona-nona yang masih bertahan hingga akhir. Ada yang tahu judul lagi tadi? Kita memang sengaja tidak memberi tahu, karena untuk satu orang beruntung yang bisa menjawab akan maju ke depan dan melakukan sambutan ria bersama artis kita yang satu ini." Ucap lelaki itu sembari tertawa kecil. Satu stadium kembali ricuh namun tentu saja kali ini dengan nada yang positif. Banyak dari mereka yang tersenyum lebar.

"Baiklah... Demi keadilan,  Rita akan melempar sebatang cokelat sebagai undiannya. Bagi yang mendapatkannya silahkan langsung naik ke panggung. Saya harap tidak ada perkelahian karena disetiap sisi ada kru yang akan menjaga ketenangan." Tuturnya lalu menyerahkan sebatang cokelat itu pada Rita.

"Satu... Dua... Tiga!"

Rita melemparnya cukup jauh hingga ditangkap oleh seorang laki-laki tinggi berparas lumayan tampan. Lelaki itu langsung menaiki panggung tanpa ragu-ragu.

"Woah! Laki-laki tampan. Dia sungguh beruntung!"

°•°•°•°•°

"Jih, Me, Ko.. sempat lihat Farel gak?" Tanya Ecrin pada  ketiga sahabatnya. Entah kenapa ia merasa ada yang janggal ketika pemadaman lampu yang memakan waktu lima menit itu. Masalahnya, sebelum mati lampu, Farel masih berada di sebelahnya. Sekarang menghilang begitu saja.

"Engga tahu. Gue fokus ke depan aja soalnya." Jawab Jihan sekenanya.

"Gue juga..." Ucap Amerio karena sedari tadi ia hanya fokus pada konser.

"Tadi Farel izin ke toilet. Tapi setelahnya gue gatau dia ke mana. Soalnya gue fokus ke depan. Waktu dia minta izin suaranya agak beda dan ...," Piko lupa-lupa ingat.

°•°•°•°•°

Pada dasarnya, Rita merupakan gadis pendiam dan tidak banyak bicara. Ketika diletakkan bersama banyak orang, terkadang ia bingung harus menjadi seperti apa. Ia juga bukan Jihan yang bisa heboh di masa-masa tertentu. Jadilah ia hanya menebar senyum namun jemarinya meraih pundak pria tersebut. Bukan merangkul, hanya menyentuhnya. Tepat setelahnya, seluruh orang berteriak kencang.

"Okeeee! Silahkan di jawab" Tanya pembawa acara itu.

"Jadi, lagu kali ini judulnya When You're Gone." Jawabnya dan diikuti penonton yang menatap presenter serta Rita bergantian.

"Seribu persen untuk anda! Selamat! Silahkan jika ingin berfoto ria dengan sang artis." Cowok tersebut mengangguk dua kali lalu mengeluarkan ponselnya dari saku.

"Apa perlu saya bantu fotokan?" Lagi-lagi pembawa acara itu menawarkan sesuatu dan berakhir dibalas gelengan kepala.

"Ahhh! Beruntungnya cowok itu."

"Kenapa mukanya sejenis artis gitu ya?"

"Ganteng banget, sumpah. Kayak artis Kris Wu yang dari China itu lho!"

"Gila... Hari ini serasi banget dah. Ceweknya cantik, cowoknya tampan."

Cowok itu memegang hapenya dengan gaya selfie. Rita mendekat tanpa khawatir karena ia sudah memasang alat penghangat badan di mana-mana. Ini sudah biasa sebagai tindakan antipati. Namun, entah feeling-nya yang buruk atau apa, ia merasakan sesuatu ketika sosok itu merangkulnya.

Tiba-tiba sosok itu mendekat ke telinga Rita, "Temen Lo dalam bahaya!" Yang membuat orang-orang mengira bahwa sosok beruntung di sampingnya menciumnya. Lagi-lagi semuanya berteriak antusias. Padahal tidak. Rita juga bisa melihat bahwa tangan lelaki itu hanya pura-pura memencet tombol foto di HP.

Rita langsung menoleh dan membuat muka mereka saling berdekatan. Lagi-lagi sosok itu berpura-pura mengambil gambar. Seluruh penonton bersorak sangat riuh kali ini. Rita mengerti, pasti mereka mengira ia hendak berciuman. Pasalnya bibirnya memang sangat berdekatan dengan bibir pria di sampingnya ini. Tetapi sekali tidak, ia fokus menatap mata lelaki di hadapannya yang sangat berbeda dan Rita sukses mendelik ketika mata itu berubah warna seperti rubah.

"Jihan, apa ada yang hilang dari kalian?" Rita menelepati Jihan untuk memastikan kebenarannya. 

...

Gue bener-bener ngerasa aneh sama orang di depan sana. Kenapa ya? ~batin Jihan sesaat ketika melihat laki-laki itu begitu dekat dengan kakaknya saat di depan panggung. Jihan juga tahu kalau laki-laki itu seperti berbisik bukan mencium. Matanya yang mampu melihat sesuatu yang sangat mikro bahkan partikel terkecil yang tidak mungkin dilihat manusia bisa melihat dengan jelas jika orang itu sedang tersenyum misterius.

"Jihan, apa ada yang hilang dari kalian?" Jihan menyipitkan matanya. Ia dapat melihat kakaknya yang sedang menatapnya dari kejauhan beserta raut wajahnya yang tampak khawatir.

"Farel engga tahu ke mana. Engga balik-balik dari toilet." Jawab Jihan sekenanya. Kini perasaan buruknya yang jarang salah, akhirnya terjawab.

...

Setelah sosok itu melepaskan rangkulannya, Rita kembali berdiri sembari menebar senyuman untuk tetap meyakinkan penonton bahwa tidak ada apa-apa. "Terima kasih semuanya! Maaf jika ada kesalahan atau yang tidak berkenan di hati kalian!" Rita mengangkat tangannya lalu menyapa beberapa orang di sekitarnya. Seperti yang tadi-tadi, mereka berteriak namun kali ini tentu berupa lambaian tangan pula atau teriakan berupa nama.

Pembawa acara itu tersenyum, masih bersemangat seperti pembawa acara pada umumnya.

"Baiklah! G-mail sudah terverifikasi. Bagi kalian yang menerima e-mail khusus, silahkan menuju ke belakang panggung! Jangan pergi dulu, karena akan masih ada dua orang artis yang akan menghibur kalian dengan lagu-lagu hits jaman now sebagai penutup! Baiklahhhh! Selamat menyaksikan!"

Rita tersenyum tetapi pikirannya berkutat ketika Jihan mengatakan Farel menghilang. Apa Farel yang dimaksud laki-laki ini? Ada apa ini? Dan laki-laki tadi kenapa bisa tepat sekali mengambil cokelatnya? Rita tidak menyalahkan jika orang ini werewolf, Tapi kenapa kebetulan sekali?

"Goodbye! See you next time!" Seru Rita lalu berjalan meninggalkan panggung menuju tempat sesi foto. Ia diantar oleh salah seorang perempuan berpakaian cantik dengan gaun elegannya. Warnanya hitam tetapi sayangnya wajahnya ditutup oleh masker.

Mereka berjalan hingga berakhir di dekat pintu keluar. Rita kebingungan. Tadi presenter itu bilang letak tempatnya di belakang panggung. Ia tidak peduli dan langsung meninggalkan wanita tadi. Ia buru-buru harus menyelesaikan acara foto-foto lalu pergi untuk menanyakan hal tadi pada Jihan dan yang lainnya.

Baru saja hendak melangkah, wanita tadi menarik tangannya seolah memaksa Rita mengikuti kemauannya. Gadis itu menarik tangannya kembali lalu menatap tajam wanita di hadapannya.

"Siapa anda?"

Wanita itu lantas menurunkan maskernya dan Rita mendelik tidak percaya.

"Adele!!"

°•°•°•°•°

Perlu diterusin? 🍂

Continue Reading

You'll Also Like

884 88 5
Musuh jadi pacar 2 Jadi ini cerita lanjutan musuh jadi pacar 2 yg di akun @bila2005 Maaf ya guys aku ganti akun karna sebelumnya lupa kata sandi Di s...
81.8K 7.1K 39
Kaluna Natya Pratama adalah putri sulung keluarga Pratama. Dia baru semester lima saat yang ayah tiba-tiba mengatakan. "Kamu nikah bulan depan." Ka...
5.5K 530 13
Hidup Gayatri sangat sempurna. Segala hal yang ia mau akan ia dapatkan dengan selalu. Menjadi wanita impian segala usia kemudian tokoh menginspirasi...
4.5K 638 15
Ratusan tahun lalu, terdapat klan vampir yang bersumpah hidup mengabdi kepada nenek moyang mereka. Namun, ikatan sumpah itu harus putus dan menjadi m...