Perpindahan Dimensi Sang Penu...

jeongsa14 द्वारा

3.7M 242K 13.5K

Selama 28 tahun hidup, Rene sama sekali tidak memiliki pikiran untuk menikah apalagi sampai memiliki anak. Di... अधिक

01 - Sang Penulis
02 - Lompatan Waktu
03 - Dimensi Kedua
04 - Sama Tapi Berbeda
05 - Suami Yang Tampan
06 - Tugas Seorang Istri
07 - Ibu Yang Patah Hati
08 - Opsi Kedua
09 - Keahlian Sang Penulis
10 - Kelemahan
11 - Pelayan Lancang
12 - Iel Sayang Mama
13 - Menjenguk Sekretaris
14 - Pendamping Acara
15 - Acara Di selenggarakan
16 - Hilangnya Rene
17 - Adik Yang Malang
18 - Kecemburuan
19 - Di Permalukan
20 - Terciduk
21 - Keraguan
22 - Aku Mencintainya
23 - Permainan Dimensi
24 - Teman Ghibah
25 - Tidak Pernah Akur
26 - Menikah Lagi
27 - Giorgio La Elguerro
28 - Wanita Sombong
29 - Wanita Kedua
30 - Kebanggaan Berselingkuh
31 - Ulah Duton
32 - Dia Pria Normal
33 - Cemburunya Lucas
34 - Irene Jossi
36 - Fakta Terkuat
37 - Pemimpin Baru
38 - Hilangnya Duton
39 - Memori Yang Hilang (1)
40 - Memori Yang Hilang (2)
41 - Memori Yang Hilang (3)
42 - Memori Yang Hilang (4)
43 - Mereka Berbeda
44 - Kebencian Terpendam
45 - Pengkhianatan
Menjadi Selingkuhan Sang Mafia
46 - Keberangkatan
47 - Berhasil
48 - Cara Kembali
49 - Menginginkan Kematiannya
50 - Menyusahkan
51 - Dunia Yang Sebenarnya
52 - Pertemuan
53 - Keindahan Di Kapal Pesiar
54 - Perbedaan
55 - Birmingham
56 - Pertemuan Kedua
57 - Mobil Bergoyang
58 - Tiga Minggu
59 - Kedatangan Ezekiel
60 - Lucas Vs Ezekiel
61 - Papa Viona
62 - Dia Harus Menikah!
63 - Bantuan Dari Rene
64 - Terciduk
65 - Mama Baru, Menantu Baru
66 - Hasil Tes DNA
67 - Yang Di Sembunyikan
68 - Gerbang Obfuscate
69 - Di Gerebek Part Dua
Tersedia Versi Pdf
70 - Pernikahan Mendadak
71 - Ending
Perpindahan Jiwa Gadis Penggoda
Daftar Harga Pdf
Jerat Takdir Dua Masa
Beli 2 Pdf Gratis 1

35 - Hidup Abadi

41.1K 2.8K 90
jeongsa14 द्वारा

"Bye, Papa! Love you,"

"Love you too, sayangnya Papa."

Rene melambaikan tangannya melepas kepergian sang Papa, dia juga melangkah masuk ke kediamannya dengan riang seperti biasa tapi tidak mengurangi sifat anggunnya di mata semua orang. "Nyonya,"

"Lanie! Siapkan air hangat ya, aku ingin menghabiskan waktu dengan berendam!"

"Baik, Nyonya."

Di sekolah Ezekiel, anak laki-laki Rene itu tengah mendribble bola dan melemparnya ke dalam ring dengan lincah. Dia terus melakukan hal yang sama berulang kali hingga keringat bercucuran di keningnya, Ezekiel berjalan keluar lapangan sembari melepas kaos olahraga yang dia kenakan lalu melemparnya asal.

Yang sialnya, kaos olahraga yang Ezekiel lempar, kini malah jadi bahan rebutan para gadis remaja. "Aku yang mendapatkannya lebih dulu!"

"Aku! Kau jangan memanipulasi! Awas!"

"Aku yang mendapatkannya! Kalian yang penipu!"

Ezekiel baru 11 tahun, tapi gadis yang mengejarnya sudah begitu banyak bahkan terlihat mengerikan atas obsesi mereka. Ezekiel yang selalu tenang pembawaannya, duduk di tepi lapangan sembari membuka sebotol air mineral yang sahabatnya berikan. "Kau memiliki banyak penggemar, El. Bagaimana jika kita sudah masuk menengah atas? Apa kau akan jadi aktor?"

"Hentikan ucapan tidak berbobotmu, Jay."

Jay terkekeh, "Aku bercanda! Kau selalu saja membawa semua ucapanku serius, menyebalkan sekali. Oh ya! Bagaimana kalau pulang sekolah nanti, kita mampir ke rumahku? Mama masak banyak, aku juga akan mengajak yang lainnya."

"Aku malas,"

"Ayolah, El. Masa kau tidak mau ikut? Apa kau tidak merindukan Joanna?" Jay menarik turunkan alisnya, bukan hal mengejutkan jika Joanna yaitu Adik Jay, menyukai Ezekiel dan Ezekiel selalu memberinya perhatian seakan menunjukkan, jika Ezekiel juga menyukai Joanna. Padahal yang terjadi, Ezekiel hanya menganggap Joanna sebagai Adik untuknya saja karena Ezekiel ini anak tunggal kaya raya.

"Tidak, aku harus langsung pulang."

Mama sudah janji akan membuatkan puding untuk Ezekiel, jadi Ezekiel ingin bergegas pulang ke rumah setelah selesai sekolah. Tapi Jay tidak kehabisan cara untuk membujuk Ezekiel agar mau main ke rumahnya sepulang sekolah, "El. Nanti kita bisa main PS berdua!"

"Tidak bisa, Jay. Aku harus pulang,"

"Ezekiel, kau sangat tidak setia kawan!"

Ezekiel mencibir, melihat Jay yang pergi seperti anak perempuan saja. Tanpa memperdulikan Jay, Ezekiel ikut pergi meninggalkan lapangan menuju ruang ganti. Tangannya hendak mendorong pintu sebelum tangan lain menahan tangannya, secara refleks, Ezekiel menepis tangan lancang yang telah menyentuh tangannya tanpa izin.

Di tepis oleh Ezekiel, si empunya tersenyum canggung. "Maaf, Kak. Saya datang hanya ingin menyampaikan pesan dari Bu Talia,"

"Apa?" Ezekiel menyandarkan punggungnya di dinding samping pintu, kedua tangannya dia lipat di depan dada. Melihat pemandangan di depannya, siswi itu menekan keras rasa gugupnya.

"Kakak di minta untuk menemui beliau sepulang sekolah,"

"Ya," Ezekiel langsung masuk ke dalam ruang ganti, meninggalkan si siswi yang hampir terjatuh saking lemasnya tertabrak pesona seorang Ezekiel.

Sepulang sekolah, Ezekiel benar-benar menemui Bu Talia karena ada hal yang katanya ingin di bicarakan. Dia menatap Bu Talia dengan satu alis terangkat, kepribadian Ezekiel yang malas bicara dan bergaul, memang sudah di ketahui semua warga sekolah tanpa terkecuali. Mereka terbilang mulai terbiasa dengan segala sikap dingin Ezekiel.

"Ezekiel, Ibu ingin minta tolong akan satu hal padamu." Tatapan Bu Talia beralih pada seorang gadis yang sejak tadi sibuk meniup-tiup kuku panjangnya. "Dia namanya Eireen, murid baru di sini pindahan dari Korea Selatan. Ibu harap, kamu bisa membimbingnya untuk mempelajari materi yang tertinggal untuknya."

"Aku sibuk,"

"Ezekiel, Ibu sudah bicara dengan Ibumu dan Ibumu setuju, malah menyarankan."

Ezekiel berdecih sinis, mereka selalu tahu kelemahan dirinya. Dia pun terpaksa mengangguk, "Baiklah. Eireen, kamu bisa ikut Ezekiel berkeliling sembari Ezekiel akan menjelaskan beberapa ruangan padamu."

Yang terjadi bukan apa yang Bu Talia katakan, Ezekiel malah berjalan meninggalkan Eireen yang juga memutar arah menuju parkiran. Keduanya sama-sama pergi dan mengabaikan apa yang Bu Talia ucapkan sebelumnya.

***

"MAMA! KOLOR KUNING AKU DI MANA?!"

Rene dengan apron yang di pakainya, menghela napasnya berat. "ADA DI LEMARI, SAYANG! CARI BAIK-BAIK! PAKAI MATA! JANGAN PAKAI EMOSI!"

"ENGGAK ADA MAMA! CUMA ADA YANG UNGU!"

"Ya Tuhan anakku," Rene berjalan memasuki lift menuju kamar anaknya, Ezekiel yang melihat sang Ibu masuk ke dalam lift, buru-buru menaiki tangga menuju kamarnya di mana tadi, dia berteriak di undakan tangga lantai 2. Anak tampannya Rene itu dengan yakin menunjuk lemari hingga matanya melotot saat melihat keberadaan celana kolor yang dirinya cari.

"Kok ada?!"

Rene sangat gemas pada anaknya, ingin sekali dia mencubit kuat-kuat kedua pipi anaknya. "Makanya, cari tuh pakai mata! Jangan pakai mulut, teriak saja bisanya!"

"Hehe, peace, Mam. Love you,"

Rene menggeleng pelan, "Love you too, sayang. Sekarang bersiap terus turun ya ke lantai bawah, Mama tunggu di sana."

"Okei, Mama!"

Di dapur, Rene kembali berkutat dengan alat-alat tempurnya. Dia juga melarang pelayan lain untuk membantunya, di tengah kerepotannya, sebuah asap putih muncul tidak jauh. "Halo Irene! Sudah lama aku tidak mengganggu dirimu,"

"Diamlah, Duton. Mau apa kau datang?"

Tanpa Rene tahu, Duton mengusap dagunya. "Kau galak sekali, seperti seseorang yang bisa bertahan hidup sendirian. Padahal tanpa aku, kau bukan siapa-siapa di sini."

Menghela napas berat, Rene mematikan kompor dan melepas pisau dari tangannya, dia berbalik badan untuk berhadapan langsung dengan asap putih itu. "Iya oke, oke. Maaf ya, Duton tersayang. Sekarang aku ingin bertanya, kenapa pagi-pagi buta begini kau datang? Apa ada masalah sampai kau menemuiku pagi seperti ini?"

"Sebenarnya, tidak ada masalah. Aku hanya ingin melihat dirimu membutuhkan aku,"

"Duton, jangan macam-macam! Terakhir kali karena ulahmu, kau membuatku hampir hilang rasa percaya pada Lucas!"

"Bagaimana kalau kebalikannya?"

Aih! Andaikan sosok Duton bisa dirinya lihat dan sentuh, ingin sekali Rene memiting lehernya. "Jangan coba-coba berpikir untuk memiting leherku, kau sangat pendek dan aku sangat tinggi. Kau tidak akan bisa menggapai leherku," Duton berkata dengan wajah yang tanpa Rene tahu, sangat menyebalkan.

"Sombong sekali Duton yang satu ini,"

Duton tertawa, dia senang menjahili Rene yang galak. "Irene, aku tidak pernah bosan mengatakan padamu. Jangan terlalu mencintai Lucas, kita tidak tahu akan bagaimana takdir untuk ke depannya. Kau juga abadi, kau akan melihat satu persatu orang di dekatmu mati."

Rene mendadak termenung, "Apa anakku juga termasuk? Bisakah kau buat anakku abadi juga? Aku tidak akan pernah siap jika harus kehilangan dirinya,"

"Bisa, tapi ada syaratnya."

"Syarat? Aku akan memenuhi semua syarat itu agar anakku juga bisa hidup abadi!"

***

SPAM KOMENT UNTUK NEXT!!

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

998K 93.9K 30
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
Pengantin Iblis Khalisa द्वारा

रहस्य / थ्रिलर

223K 14.1K 43
"Kau telah terikat dengannya, Alana." Malam itu burung gagak membawa kabar buruk yang akan menghancurkan seluruh hidup Alana, sebuah kutukan yang mem...
2.5M 282K 55
[ SELESAI ] Selamat membaca. sorry if there is a typo(s) Dia, Lorraina Vabella. Dia gadis cantik yang angkuh. Dia gadis manis yang sombong. Dia sehar...
1M 88.3K 43
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ___...