Jomblo Fii Sabilillah

By Annisatus89

2.9K 249 4

" Jarak tidaklah akan menjadi sebuah pemisah akan tetapi hanyalah sebagai jeda, supaya kita bisa saling mempe... More

1. CANDA TAWA SAHABAT FILLAH
2. KAJIAN PERTAMA ATHAR
3. TERPAKU AKAN SUARA INDAHMU
4. LOVE IN SHOLAWAT
5. PELUKAN PERSAHABATAN
6. FALL IN LOVE AT FIRST SIGHT
7. BAHAGIAKAH AKU
8. JONES VS JOFIS
9. ATHIFA YANG GAMANG & KAYRA YANG RIANG
10. PERTEMUAN
11. MAHASISWA ABADI
12. IZINKAN BERHARAP SEKALI LAGI
13. HUMAIRAH KECILKU
14. KAJIAN DI KAMPUS
15. PERTEMUAN 2
16. MELABRAK
17. NONGKRONG ALA SAHABAT FILLAH
18. HANYA INGIN KAU TAHU
19. DUA HATI YANG BERDEBAR
20. MENGHITUNG HARI
21. AKAD NIKAH
22. SCANDAL DI HARI PERNIKAHAN
23. AKU BUKAN ANAK HARAM
24. KEINGINAN AYAH IRFAN
25. IJAB QABUL
26. Duka
27. DI BELAKANGKU
28. NADA BAKERY AND CAKE
29. PERDEBATAN
30. SUAMIKU SURGAKU
31. CERITA RAKA
32. JODOHKU MASIH OTW
33. UNGKAPAN CINTA
34. RINDU
35. BERSYUKUR MEMILIKIMU
36. CALON MANTU
37. DI BALIK SENYUM KAYRA
38. SAHABATKU MOOD BOOSTERKU
39. KELAKI PERTAMA ISTRIKU
40. PELUKAN DAN PERMINTAAN TERAKHIR
41. AMANAH TERINDAH
42. PEMILIK HATI YANG SEBENARNYA
43. JODOH (KAJIAN)
44. QUESTION AND ANSWER
45.KEHILANGAN
46. JURAGAN KARTA SI TUKANG KAWIN
47. BAKTI DAN RIDHO UMMI
48. WEDDING DAY
49. WEDDING DAY 2
50. DRAMA MENGGEMASKAN DI MALAM PENGANTIN
51. AMARAH
52. DALAM DEKAPAN KASIH
53. PANTI RAUDHAH AL JANNAH
54. ADEK BERJILBAB UNGU
56. ANTARA CEMBURU DAN RINDU
57. HUBUNGAN YANG KEMBALI MERENGGANG
58. IKATAN BATIN
59. CINTA KASIH HALAL
60. TANGISAN SESAL
61. AKU BUKANLAH AYAM KAMPUS
62. AKU BAIK-BAIK SAJA
63. SALAH PAHAM
64. PENJELASAN
65. RASA TERINDAH UNTUK CINTA HALALKU
66. BUKAN SEKEDAR MIMPI
67. MAAF
68. TASYAKKURAN
69. KU TIKUNG KAU DI SEPERTIGA MALAM
70. SQUARE BOX
71. GEMURUH RASA
72. PANTAI
73. SUARAMU CANDUKU
74. SAJADAH MERAH
75. BUKAN TAKDIRKU

55. SALING LEMPAR LEDEKAN

24 2 0
By Annisatus89


"Wanita mampu menyembunyikan cinta selama 40 tahun, tetapi tidak bisa menyembunyikan kecemburuan bahkan untuk sesaat."

(Ali bin Abi Tholib)

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Masih di panti...

"Anak-anak, sudah dulu ya, kakak-kakak ustadz-nya pasti sudah capek, jadi biarkan kakak-kakak ustadz istirahat dulu ya ...." bujuk Ummi Hanum pada anak-anak panti.

"Ya, Ummi!" sahut mereka serentak.

"Masya Allah, pinternya anak-anak Ummi ini ya. Sekarang coba tebak ada siapa di depan?" Ummi Hanum memuji sekaligus memancing dengan tebakannya. Membuat anak-anak panti mulai berfikir, siapakah orang yang ada di depan yang di maksud Ummi Hanum.

Para Sahabat Fillah saling pandang dilanjutkan dengan gelengan kepala masing-masing.

"Hayooo  ada yang bisa nebak?"

"Ahaa! Ainun tahu, Ummi." ucap seorang gadis kecil berusia 5 tahun membuat semua mata teralihkan padanya.

"Oh, ya? Ainun tahu? Siapa dong?" tanya Ummi Hanum pada gadis kecil imut itu.

"Pasti kakak-kakak bidadari cantik!" jawab Ainun sambil tersenyum.

Mendengar kata kakak-kakak bidadari cantik, semua anak-anak panti pun bersorak lalu berhambur keluar dari ruang belajar. Jangan lupa dengan reaksi para Sahabat Fillah yang terbengong-bengong dengan kehebohan anak-anak panti. Namun sesaat kemudian mereka sama-sama tersenyum seraya geleng-geleng kepala. Ah, jadi penasaran. Batin mereka.

"Ustadz Raka ...." panggil Ummi Hanum membuat Raka menoleh padanya.

"Ya, Ummi ...?"

"Itu di ruang depan ada yang spesial buat Ustadz Raka." tutur Ummi Hanum pada Raka.

Raka mengernyitkan keningnya. "Saya, Ummi?" tanya Raka sambil menunjuk pada dirinya. Ummi Hanum tersenyum lalu mengangguk.

Raka dan ketiga sahabatnya saling pandang.

"Maaf, siapa ya Ummi?" tanya Raka penasaran.

"Ada pokoknya, mending dilihat aja gih di depan, Ummi juga mau kedepan nih sekalian yuk!" Ummi Hanum malah main tebak-tebakan sama Raka. Bikin Raka jadi tambah penasaran.

Ummi Hanum balik badan lalu melangkah meninggalkan ruang belajar anak-anak.

"Kira-kira siapa ya?" tanya Raka pada para sahabatnya.

"Mana kami tahu ...." sahut Zidan sambil mengkedikkan bahunya.

"Atau jangan-jangan ada seorang ukhti yang nge-fans sama kamu kali, Ka." celetuk Fadhil asal.

"Hus, sembarangan. Sudah ada yang punya nih aku, sudah sold out!" sungut Raka pada Fadhil.

"Kali aja pengen nambah, ya nggak bro ....?" goda Zidan juga.

"Yo'i bro ...." sahut Fadhil lagi.

"Astaghfirullah, na'udzubillahi mindzalik ya Allah ...."

Sementara Athar sibuk sendiri dengan hatinya yang tiba-tiba berdebar. Sama seperti di hari-hari yang lalu dan di saat-saat tertentu ia merasakan hal yang sama.

Raka mulai beranjak dari duduknya lalu melangkah keluar dari ruang belajar dan diikuti oleh ketiga sahabatnya.

Sampai di ruang depan tampak anak-anak panti riuh mengelilingi beberapa orang dan sepertinya sedang berebutan satu sama lain.

Keempat Sahabat Fillah membelalakkan mata saat atensi mereka berpusat pada empat sosok perempuan. Dan yang paling mengejutkan lagi warna jilbab yang dikenakan itu sama seperti yang  mereka sebutkan tadi.

Raka melangkah menghampiri mereka lebih tepatnya menghampiri istrinya, diikuti juga oleh para sahabatnya dari belakang.

"Athifa ...." sapa Raka pada Athifa. Reflek Athifa menoleh lalu tersenyum.

"Eh, Mas." Athifa bangkit lalu mencium tangan suaminya.

"Kamu kok ada disini?" tanya Raka heran.

"Lah, emang kenapa? Kami berempat kan emang sering main kesini. Trus kamu sendiri kenapa ada disini?" Athifa balik tanya pada suaminya.

"Ya sama seperti kalian, main juga sih kesini." jawab Raka yang diangguki oleh Athifa.

Sementara Athar saling lirik dengan Nada.

"Masyaa Allah ... apa mungkin hatiku berdebar karena ada Nada disini?" pikir Athar dalam hati.

"Ya Allah, ingin rasanya hamba menyapa mas Athar dan mencium tangannya seperti yang dilakukan Athifa sama suaminya! tapi gimana caranya ya?" ucap Nada dalam hati.

"Eh, tadi itu Mas nyebut-nyebut jilbab biru, asal nyebut atau emang sudah tahu kalo aku pake jilbab biru?" tanya Athifa penasaran.

"Ah ya, itu ... sebenarnya aku dan yang lainnya tadi asal nyebut saja sih." jawab Raka ala kadarnya.

"Oh, ya? tapi kok bisa pas gini ya?" Athifa bingung.

"Qodarullah sayang ...." ucap Raka lembut.

"Ehem ... Athifa dan Ustadz Raka, dilarang sayang-sayangan disini!" seru Kayra tiba-tiba. Membuat Fadhil dan Zidan terkekeh mendengar ucapan Kayra. Raka jadi salting dan garuk-garuk tengkuknya meski tidak gatal. Tapi tidak dengan Athifa.

"Emang kenapa? sudah halal juga." cibir Athifa pada Kayra yang ada di sampingnya.

"Yes I know ... tapi jangan disini juga keleees, kasihan kita-kita yang lagi jomblo dong, bikin baper tahu nggak."

"Ya gak papa dong dari pada si Nury pacaran sama cowok gak jelas, adanya nambah dosa." sindir Athifa sambil melirik ke arah Nury.

"Yeee apaan sih lo, lagian meski pacaran gue gak sampe pegang-pegang tangan, cuma jalan bareng doang, gue pacaran–"

"Apa?  Lo pasti mo bilang pacaran syar'i, kan? Kan Ustadz Athar pernah bilang tuh, gak ada yang namanya pacaran syar'i. Ya kan, Ustadz Athar?" Athar yang tadinya melirik ke Nada kini merotasi ke Athifa. Athar hanya menanggapinya dengan anggukan seraya tersenyum tipis.

"Tuh, apa gue bilang? Benar kan?" Nury mendengus kesal.

"Udah mendingan lo putus aja sama tuh cowok, noh ada Ustadz Fadhil yang jauh lebih keren dan lebih baik!" ucapan Kayra membuat Fadhil mengerjabkan kedua matanya berulang-ulang.

"Nah, betul tuh." sambut Athifa mendukung ucapan Kayra. Membuat Nury memonyongkan bibirnya.

"Aamiin ya Allah." Fadhil malah mengamininya dengan cepat namun terucap di dalam hati.

"Halah, malah ngeledek orang, padahal tadi lo bapernya minta ampun saat Ustadz Zidan bilang pengen lamar dengan sholawat." ucap Nury meledek Kayra balik membuat Kayra terdiam.

Kali ini giliran Zidan yang salting. Sesekali ia melirik ke arah Kayra yang membuatnya merasa kagum akan aura yang terpancar pada wajah Kayra yang saat ini terbalut oleh kerudung coklat. Namun itu tak berlangsung lama. Kalimat istighfar selalu ia cetuskan dalam hati.

Sementara Nada malah ketar ketir. Ia khawatir dirinya akan mendapatkan ledekan juga dari teman-temannya. Jadi ia memutuskan untuk menghindar dari mereka terlebih dahulu.

"Emmm, aku ke toilet dulu ya ...." pamit Nada pada teman-temannya dengan hati-hati.

"Lo kenapa, Nad? Kepalamu sakit lagi?" Pertanyaan Nury membuat Athar terkejut. Nada yang melihat reaksi suaminya jadi gelagapan.

"Lo gimana sih Nad, katanya udah sembuh. Tahu gitu kita gak akan biarin lo main dulu kesini!" protes Kayra khawatir pada Nada yang semakin gelagapan apalagi melihat reaksi Athar yang semakin terkejut.

"Ah nggak, nggak. A–aku ng–nggak papa kok. A–aku cuma pengen buang hajat saja." tutur Nada sambil tersenyum meski sulit.

"Oh gitu, ya udah gih buruan ke toiletnya!" ucap Nury lega Begitu juga dengan Athifa dan Kayra. Nada mengangguk dan langsung melangkah menuju toilet.

"Apa? Jadi selama ini Nada sakit? Dan aku tidak tahu? Astaghfirullahal 'adzim ... suami macam apa aku ini yang berminggu-minggu telah mengabaikan istriku sendiri?" monolog Athar dalam hati.

Melihat yang lainnya terlibat percakapan, perlahan Athar melangkah mundur. Ia berniat ingin menyusul Nada secara diam-diam.

Sementara di dalam toilet, Nada mengelus-elus dadanya yang terus berdebar.

"Dasar Nury dan Kayra, kenapa mereka harus bilang kalo aku sempat sakit sih? Terus aku harus bilang apa dong kalo sampai mas Athar bertanya nantinya?" tanya Nada bingung sendiri.

Setelah tak terlihat oleh Raka dan yang lainnya, Athar melangkah tergesa-gesa sehingga ia malah tak sengaja menyenggol seorang gadis remaja yang sedang membawa secangkir teh hangat. Alhasil teh hangat itu tumpah mengenai lengan baju Athar hingga tangannya.

"Astaghfirullahal 'adzim!" seru Athar dengan kekagetannya.

"Aduh, ma–maaf Ustadz, saya nggak sengaja." ucap gadis remaja itu penuh sesal.

"Nggak papa, nggak papa." sahut Athar sambil mengibas-ngibaskan tangannya yang terasa panas.

Reflek gadis remaja itu meraih selembar tisu yang ada di meja laci di sampingnya lalu mengusap-usap tangan serta baju Athar yang basah dengan tumpahan air teh tadi. Hal itu tak luput dari penglihatan Nada yang baru saja keluar dari toilet.

Nada terdiam dan bungkam melihat semua itu. Ada rasa nyeri yang tiba-tiba melanda hatinya. Matanya juga berkaca-kaca melihat pemandangan di depan matanya.

Athar juga terdiam dan tercegat saat melihat Nada apalagi reaksi Nada yang sulit diartikan.

Nada segera berlari kecil meninggalkan tempat yang membuat hatinya terasa nyeri.

"Ya Allah, Nada pasti sudah salah paham." pikir Athar dalam hati.

Tanpa menghiraukan gadis remaja itu, Athar juga ikut melangkah menyusul Nada.

"Nada tunggu!"

To be continue

==========

Assalamu'alaikum...
Haaai kakak... ini karyaku yang pertama disini. Minta like, vote n sarannya ya...
Salam sayang dari author.
Terima kasih kakak 💗

Jangan lupa dijadikan favorit ya😘

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 29.1K 28
"Lebarkan kakimu di atas mejaku! Aku ingin melihat semua yang menjadi hakku untuk dinikmati!" desis seorang pemuda dengan wajah buas. "Jika aku meny...
1.3M 107K 35
"Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau berani mengajukan perceraian lagi. Kita akan mati bersama dan akan kekal di neraka bersama," bisik Lucifer...
1.1M 60.4K 54
Mature Content ❗❗❗ Lima tahun seorang Kaia habiskan hidupnya sebagai pekerja malam di Las Vegas. Bukan tanpa alasan, ayahnya sendiri menjualnya kepad...
2.3M 101K 46
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...