48. WEDDING DAY

30 3 0
                                    

"Perolehlah kesabaran dan ketabahan dengan iman yang sejati, seperti hubungan antara kepala dengan tubuh

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

"Perolehlah kesabaran dan ketabahan dengan iman yang sejati, seperti hubungan antara kepala dengan tubuh. Tubuh tidak ada gunanya tanpa kepala, demikian pula iman yang benar tidak akan berguna tanpa sifat kepasrahan, ketabahan, dan kesabaran."
(Ali bin Abi Thalib)

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

"Berkas persyaratan untuk daftar ke KUA kamu ada disini kan, Nak?" tanya Khayra pada Athar.

"Alhamdulillah punya Athar ada, Mi. Tapi masalahnya yang punyanya Nada yang kita gak punya. Terus ini acaranya kan besok, apa ini tidak kepepet ya, apa pihak KUA akan bersedia mengurusnya dalam jangka waktu kurang dari 24 jam?" perkataan dan pertanyaan Athar membuat kedua wanita paruh baya yang masih terlihat garis kecantikannya itu terdiam bingung. Mereka sama-sama berfikir mencari sebuah solusi.

"Biar kami yang melakukannya!" ucap seseorang yang tiba-tiba menyela diantara kebingungan mereka.

Athar, Khayra dan Rahma menoleh ke arah datangnya suara tadi. Nampak tiga orang perempuan beda usia berdiri di ambang pintu. Mereka mulai melangkah mendekat.

"Bu Retno, Bu Wanda, Rosa? Kalian kenapa di sini?" tanya Khayra heran.

Retno, Wanda dan Rosa adalah para istri juragan Karta. Kenapa Khayra tidak memanggil Rosa dengan embel-embel ibu, karena usia Rosa masih terbilang muda, yaitu dua tahun lebih tua dari usia Athar.

"Kami kesini karna ingin membantu kalian dan juga Nada. Kami turut prihatin sama gadis malang itu. Usianya masih belia, tak sepantasnya dia menikah dengan kang Karta yang usianya sudah kakek-kakek." ujar Bu Retno, istri pertama juragan Karta.

"Ya, Bu Khayra. Apalagi Nada sekarang masih dalam masa kuliah. Sangat disayangkan jika ia harus putus kuliah hanya karna dijadikan istri keempat kang Karta, bahkan dipaksa." sambung Bu Wanda istri kedua juragan Karta yang usianya sama dengan usia Khayra dan Rahma.

"Dan jangan sampai nasib Nada akan sama seperti nasibku. Maka dari itu kami akan membantu kalian." Rosa, istri ketiga dan termuda juragan Karta ikut nimbrung.

"Masyaa Allah ... kalian beneran ingin membantu kami, terutama Nada?" tanya Khayra memastikan.

"Ya Nak Khayra. Jadi Athar, tolong serahkan berkas persyaratan nikahmu padaku, biar nanti aku yang mengurusnya ke KUA, soal berkasnya Nada biar Wanda yang mengurusnya. Sementara Rosa akan mengatur acara pernikahan kamu dengan Nada." jelas Bu Retno dengan tutur kata yang lembut dan penuh wibawa.

"Masya Allah ... betapa baiknya hati kalian. Terima kasih ya sudah mau menolong kami, semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan berlipat-lipat." ucap Khayra tulus dengan binar mata kebahagiaan.

Jomblo Fii SabilillahOnde as histórias ganham vida. Descobre agora