31. CERITA RAKA

22 4 1
                                    

"Dan berbahagialah orang yang selalu menerima takdir, menunggu setiap perlakuan pemegang takdir dan tidak mengingkari nikmat yang telah di takdirkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dan berbahagialah orang yang selalu menerima takdir, menunggu setiap perlakuan pemegang takdir dan tidak mengingkari nikmat yang telah di takdirkan."
(Syeh Abdul Qodir Jailani)

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Sesampainya di depan sebuah rumah minimalis 2 lantai. Rumah sederhana namun terlihat elegan dan mewah.  Sebenarnya Athifa bingung dan bertanya-tanya dalam hatinya rumah siapa yang ada di depannya itu. Mengapa Raka membawanya kesini?

Namun semua pertanyaannya itu ia simpan dalam hati. Ia tidak berani menanyakannya pada Raka maupun bunda Rahma.

Raka masuk kedalam rumah itu setelah membuka kunci rumah dan di ikuti oleh Bunda Rahma dan Athifa.

"Alhamdulillah ... akhirnya kita nyampe juga!" seru Raka sambil tersenyum.

"Bunda ke kamar dulu ya, Nak." Tanpa menoleh ke arah Raka Bunda Rahma melangkahkan kakinya menuju sebuah kamar.

"Bunda ...." cegah Raka membuat langkah Bunda Rahma terhenti.

"Ya sayang, ada apa?" tanya Bunda Rahma setelah menoleh pada Raka.

"Bunda tidak apa-apa?" tanya Raka kembali.

"Bunda tidak apa-apa kok, Nak. Kamu tenang saja. Bunda sudah ikhlasin semuanya. Ya udah kamu masuk gih, ajak Athifa untuk istirahat. Bunda ke kamar dulu ya .... " ucap Bunda Rahma berusaha tersenyum. Bunda Rahma berbalik lalu secepatnya melangkahkan kakinya kembali menuju sebuah kamar di lantai satu.

Raka menatap sendu pada ibunya yang kini melangkah menjauh. Ia tahu bagaimana keadaan hati ibunya saat ini. Tapi ia tak bisa menolak permintaan ibunya untuk menempati rumah peninggalan almarhum ayahnya itu.

"Ayo kita ke kamar?" ajak Raka pada Athifa.

"Maaf Ustadz, ini ... rumah siapa?" tanya Athifa pelan. Athifa sudah tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya yang  sejak tadi ia sembunyikan. Raka tersenyum pada Athifa membuat Athifa terpesona akan senyum manis suaminya itu. Namun segera ia menunduk karena salah tingkah.

"Ini rumah kita!" jawab Raka singkat.

"Rumah kita?" tanya Athifa lagi sambil mengernyitkan keningnya karena tidak mengerti.

"Ya, ini rumah kita. Kamar kita ada di lantai dua. Ayo kita masuk dulu ke kamar kita, nanti aku ceritakan di dalam." ucap Raka sambil meraih tangan Athifa agar mengikutinya menuju kamar mereka yang ada di lantai dua. Athifa terkesiap saat tangan Raka menyentuh tangannya. Meski ini bukan pertama kalinya tangan mereka bersentuhan melainkan kedua kalinya, tapi entah kenapa ada gelenyar rasa di hati Athifa. Begitu juga dengan Raka.

Jomblo Fii SabilillahWhere stories live. Discover now