"Tak perlu mencari seseorang yang sempurna, cukup temukan orang yang selalu membuatmu merasa bahagia dan membuatmu berarti dari siapapun."
(Baharuddin Jusuf Habibie)🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Raka dan Athifa sedang berada di sebuah mall. Dari baru sampai hingga masuk ke dalam mall mereka berdua tak ingin melepas tautan tangan mereka. Mereka selalu bergandengan tangan. Raut wajah keduanya terpancar kebahagiaan.
"Mas, aku ke sana dulu ya." ucap Athifa sambil menunjuk ke arah toko busana muslim.
"Ya, sayang. Ntar aku nyusul ke sana." sahut Raka sambil tersenyum lalu kembali fokus pada beberapa jam tangan yang berjejer di hadapannya setelah Athifa melangkah ke arah tujuannya.
"Wah wah wah, lihat deh Vin, ternyata selera anak haram ini tinggi juga ya sampe jam tangan bermerk saja diperhatiin dari tadi." ucap seseorang dari belakang Raka membuat aktivitas tangan Raka berhenti memilih jam tangan.
Raka menoleh ke belakang. Setelah tahu siapa orang itu, Raka kembali pada aktivitasnya tadi dan mengacuhkan pria di belakangnya.
"Kenapa hanya di perhatiin, kenapa gak diambil saja? Gak sanggup bayar ya?"cibirnya pada Raka.
"Ya jelas gak sanggup lah, orang miskin kayak dia tuh mana mampu beli jam bermerk disini, it's impossible! Udah ambil saja tuh salah satunya atau mau lebih. Tenang aja, nanti Kevin kok yang bayar. Ya kan, Kevin sayang?" ucap Winda yang mencibir bahkan menghina Raka. Kevin yang ada di sampingnya hanya terdiam membisu.
"Astaghfirullahal 'adzim .... Ya Allah, sabar sabar." gumam Raka dalam hati sambil mengelus dadanya.
"Eh, by the way dimana tuh istri murahan lo yang kampungan itu?"
Sungguh demi apapun ucapan Winda yang terakhir membuat emosi Raka mulai terpancing. Raka yang awalnya cuek dan tak menggubris segala omongan Winda, namun kini mulai terpancing karena omongan Winda yang menghina istrinya.
Raka menatap tajam sosok perempuan berpakaian seksi yang kini tengah menggandeng lengan sepupunya itu.
"Maaf ya, Mbak. Dari tadi mbak ini menghina saya terus saya tidak keberatan, saya membiarkan Mbak ini menghina, menjelek-jelekkan saya, saya diam saja, padahal kita nggak kenal lho. Tapi kali ini saya tidak akan membiarkan Mbak menghina istri saya. Istri saya itu perempuan baik-baik, dia tidak seperti apa yang Mbak dan yang lainnya tuduhkan!"
Suara Raka yang dengan nada tinggi membuat Athifa yang tengah memilih-milih gamis mendengarnya. Athifa menoleh ke arah suaminya berada. Ia mengernyitkan keningnya lalu menghela nafas dan membuangnya kasar setelah tahu dengan siapa suaminya bicara.
"Pantas saja mas Raka emosi, ternyata ada duo pengganggu di sini. Pasti mereka bikin ulah lagi sama suami gue. Gue harus kasih pelajaran nih mereka biar kapok." ucap Athifa pelan-pelan. yang kemudian melangkah menghampiri Raka.
أنت تقرأ
Jomblo Fii Sabilillah
العاطفية" Jarak tidaklah akan menjadi sebuah pemisah akan tetapi hanyalah sebagai jeda, supaya kita bisa saling memperbaiki diri kita masing-masing, agar kelak kamu pantas untukku dan aku pantas untuk memilikimu." _Ammar Barra Atharrazqa_ "Jika namamu yang...