70. SQUARE BOX

18 2 0
                                    

"Menikahi orang yang kita cintai itu adalah 'HARAPAN'  tapi mencintai orang yang kita nikahi adalah 'KEWAJIBAN'

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Menikahi orang yang kita cintai itu adalah 'HARAPAN'  tapi mencintai orang yang kita nikahi adalah 'KEWAJIBAN'."

(Ustadz Adi Hidayat)


🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Hampir satu jam berkutat didepan layar datarnya, namun pikiran Athar tidak benar-benar fokus. Sesuatu yang mengganjal dalam hatinya kini juga memenuhi pikirannya. Akhirnya, mau tidak mau ia menghentikan pekerjaannya.

Kalimat istighfar ia ucapkan beberapa kali seiring dengan suara helaan nafasnya. Ia juga memejamkan mata sejenak sambil memijit-mijit pangkal hidungnya.

"Ini tidak bisa dibiarkan gitu aja. Aku tidak boleh terjebak dengan situasi seperti ini. Aku harus melakukan sesuatu." gumam Athar sambil menutup layar datar di hadapannya setelah tadi meng-off -kannya. Kemudian ia segera meraih ponselnya yang sedari tadi tergeletak di dekat layar datar tersebut.

Dengan segera ia kembali membuka salah satu aplikasi sosmednya dan mulai berselancar di sana. Mencari-cari sebuah akun. Setelah ketemu dengan hati yang berdebar ia pun mengklik nama akun tetesanembuntsqn.

Athar memicingkan kedua matanya melihat gambar pada postingan terakhir dari akun tersebut. Seketika ia tertegun setelah mengenali gambar pada postingan terakhir dari akun tersebut. Apalagi pas ia baca captionnya. "New round of my life"  dimana aku dan kamu menjadi KITA dalam ikatan sakral PERNIKAHAN.

"Masyaa Allah ... i–ini kan ...." lirih Athar yang entah mengapa membuat kedua mata teduhnya berkaca-kaca.

Athar mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya seraya menggumamkan kalimat istighfar dan takbir berkali-kali.

"Ya Allah ... Nada, ya aku harus pulang dan aku harus bertemu istriku Nada." lirih Athar sambil membereskan sisa-sisa pekerjaannya yang ada pada meja kerjanya. Setelah mengambil ponsel dan kunci mobilnya, ia bergegas keluar dari ruang kerjanya hendak pulang untuk menemui sang istri yang mungkin saat ini tengah berdiam di rumah.

***

Nada menurunkan koper yang ada di atas lemari kamarnya dengan susah payah. Lalu menyeretnya ke atas kasur. Setelah koper dibuka, terlihat sebuah kotak persegi yang terbuat dari kayu tanpa ukiran apapun.

Nada ambil kotak persegi yang terbuat dari kayu tanpa ukiran itu ke atas pangkuannya. Perlahan ia membukanya.

Tampaklah beberapa benda disana. Beberapa benda yang terdiri dari sebuah recorder jadul, sapu tangan berwarna dark gray, gelang tasbih couple berwarna hitam yang terbuat dari kaukah dengan liontin separuh hati.

Dipandanginya semua benda yang ada di dalam kotak kayu itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Nada sentuh satu persatu, lalu dengan segera ia menutup kembali kotak kayu tersebut sambil memejamkan matanya.

Jomblo Fii SabilillahWhere stories live. Discover now