20. MENGHITUNG HARI

16 4 0
                                    

"Jangan takut jatuh, kerana yang tidak pernah manjatlah yang tidak pernah jatuh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jangan takut jatuh, kerana yang tidak pernah manjatlah yang tidak pernah jatuh. Jangan takut gagal, kerana yang tak pernah gagal hanyalah orang-orang yang tak pernah melangkah. Jangan takut salah, kerana dengan kesalahan yang pertama kita dapat menambah pengetahuan untuk mencari jalan yang benar pada langkah yang kedua."

(Buya Hamka)

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Drt... drrt... drrtt...

Suara getar dari ponsel Raka memecahkan kesunyian di dalam kamar kosannya. Raka meraihnya. Sesaat ia tersenyum saat tahu nama yang tertera di layar ponselnya.

Bunda is calling...

Raka mengangkatnya dan dengan sigap ia menggeser logo icon yang berwarna hijau.

"Halo... assalamu'alaikum Bunda...," sapa Raka langsung menyambut sang Bunda.

"Wa'alaikum salam putra Bunda yang paling tampan...." Bunda tersenyum di sebarang sana saat menjawab salam sang Anak.

"Ya iyalah paling tampan, wong putra Bunda cuma satu, Raka seorang!" seru Raka pada candaan sang Bunda. Mendengar ucapan Raka, Bunda jadi tertawa.

"Gimana kabar Bunda sekarang? Sehat, kan Bunda?" tanya Raka pada Bunda Rahma.

"Sehat dong, Nak ... dan Bunda yakin kalau putra Bunda yang tampan dan sholeh ini disana juga sehat wal afiat. Benar, kan?" jawab Bunda yang diselingi dengan candaannya.

"Bundaku memang selalu tepat dalam tebakannya." seloroh Raka menyambut candaan sang Bunda, sehingga membuat Bunda Rahma terkekeh-kekeh.

"Bunda jaga kesehatan ya, di sana. Jangan kerja lagi. Cukup Raka saja yang kerja cari uang untuk Bunda. Bunda gak boleh capek ataupun lelah. Bunda cukup duduk manis, diam di rumah tinggal nunggu transferan dari putramu yang kata Bunda paling ganteng ini." ucap Raka berpesan pada Bunda Rahma yang diakhiri dengan ucapan narsis.

"Ciyeeee yang udah punya penghasilan sendiri. Alhamdulillah, berarti sudah siap nikah dong ... Gimana? Mau cari calon sendiri atau biar Bunda yang bantu cari nih ...." ledek Bunda Rahma pada Raka. Mendengar ledekan Bunda Rahma, Raka malah terkekeh-kekeh.

"Lho... kok ketawa?" Lanjut Bunda Rahma.

"Raka masih belum kepikiran kesana, Bun. Saat ini prioritas utama Raka adalah Bunda, Raka ingin membahagiakan Bunda terlebih dahulu." jelas Raka yang membuat hati Bunda Rahma terharu.

"Masya Allah... sholehnya anak tampan Bunda yang satu ini ...." puji Bunda Rahma terharu.

"Ah, Bunda bisa aja!" cicit Raka. Bunda tertawa.

"Oh ya, Bunda jadi lupa dari tadi mau ngomong sesuatu sama kamu, Nak," ucap Bunda Rahma setelah mengingat sesuatu.

"Memangnya mau ngomong apa, Bun?" tanya Raka penasaran.

Jomblo Fii SabilillahWhere stories live. Discover now