62. AKU BAIK-BAIK SAJA

19 2 0
                                    

"Berada disisimu dan dalam pelukan hangatmu merupakan cara terbaik untuk membuat hatiku tentram dan merasa hidupku aman

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Berada disisimu dan dalam pelukan hangatmu merupakan cara terbaik untuk membuat hatiku tentram dan merasa hidupku aman."

(Tsabitah Qotrunnada)


🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

"Trus, Nada dimana sekarang? Gimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja?".

Pertanyaan-pertanyaan itu bukanlah berasal dari para sahabat Nada, melainkan dari Athar. Membuat semua orang menoleh ke arahnya. Mereka menautkan kedua alis masing-masing saat melihat wajah Athar tampak jelas penuh kekhawatiran. Mereka tak menyangka dengan respon Athar yang menurut mereka sangat berlebihan karena tidak ada hubungan apa-apa diantara Athar dan Nada.

"Cepat katakan dimana Nada sekarang?!" Seolah tak menghiraukan reaksi para sahabatnya dan sahabat istrinya, Athar kembali bertanya pada Tina dengan nada memaksa.

"Disana Ustadz, tapi-"

Belum juga ucapannya selesai, Athar sudah berlalu sambil lari-lari menuju tempat yang ditunjuk oleh Tina. Membuat semuanya melongo. Sedetik dua detik berlalu, Nury, Kayra dan Athifa menyusul Athar dan diikuti juga oleh Raka, Fadhil dan Zidan.

Athar berhenti melangkah. Dia sangat terkejut saat melihat banyak mahasiswa dan mahasiswi yang sedang menyoraki Nada serta melempari Nada dengan kertas dan barang-barang bekas lainnya.

"ASTAGHFIRULLAH! YA ALLAH ... NADA!!!" pekik Athar terkejut.

"NADA!!!" teriak ketiga sahabat Nada yang sama-sama terkejut.

Tanpa pikir panjang lagi Athar berlari menghampiri Nada lalu menghalangi dan melindungi tubuh Nada dari lemparan barang-barang bekas dari para mahasiswa dengan cara memeluk tubuh Nada.

Terkejut. Mereka semua, termasuk Vello terkejut dengan apa yang dilakukan Athar terhadap Nada. Para sahabat Nada dan Athar terdiam mematung melihat pemandangan di depan mata mereka.

"YES!" seru Kayra tiba-tiba membuat Athifa dan Nury reflek menoleh kepadanya.

"Kok yes sih, bukannya sedih dan khawatir lihat sahabat sendiri kena bully ..." protes Athifa pada Kayra.

"Ya, lo kok senang gitu sih? kan kasihan si Nada. Lagian itu si ustadz Athar pake peluk-peluk Nada segala. Nambah masalah Nada aja deh" sambung Nury menggerutu.

"Ck, kalian ini ngomong apa sih, udah gak usah dipikirin. Yang penting sekarang Nada gak kenapa-napa. Ntar gue bakal minta pertanggung jawaban dari ustadz Athar buat nikahin Nada, secara kan Nada itu gak bisa disentuh-sentuh sama cowok sembarangan apalagi sampai dipeluk-peluk begitu." ucap Kayra santai. Ucapan Kayra membuat keduanya terdiam membisu, namun sebentar kemudian keduanya tersenyum lebar.

"CERDAS!" ucap keduanya kompak seraya mengacungkan kedua jempolnya pada Kayra.

Jika yang lain terkejut dan sibuk dengan pikiran serta terkaan masing-masing, sementara Nada yang tadinya terkejut karena tiba-tiba ada yang memeluknya, kini senyum indah menghiasi bibir pink-nya itu kala ia tahu kalau suaminyalah yang kini tengah melindunginya dengan pelukan hangatnya.

"Kamu gak papa, kan?" tanya Athar sambil menatap Nada dengan tatapan cemas dan khawatir.

"Aku gak papa Mas. Aku baik-baik aja setelah ada kamu disini. Makasih ya Mas." ucap Nada dengan suara bergetar.

"Syukur alhamdulillah jika kamu tidak apa-apa." ucap Athar dengan perasaan lega.

"Tapi, kamu yang kenapa-napa Mas, mereka terus melempar barang ke arah kita. Pasti punggung kamu sakit, Mas." ucap Nada sendu.

Athar tersenyum. "Gak papa, asal kamu tidak." Nada tersenyum, hatinya terharu mendengar ucapan suaminya itu.

"Memangnya apa yang terjadi? Kenapa mereka memperlakukanmu seperti ini?" tanya Athar penasaran. Mata Nada kembali sendu. Lalu ia memperlihatkan foto-foto yang masih ia pegang pada Athar.

Athar memejamkan mata setelah melihat foto-foto itu, lalu menghela nafas seraya beristighfar.

"Aku juga gak tahu mereka dapat dari mana foto-foto itu." suara Nada kembali bergetar.

Athar tersenyum lalu mengelus-elus kepala Nada dengan penuh sayang. Mencoba menenangkan hati Nada kembali.

"Laa tahzan! Gak usah dipikirin lagi ya, percayakan semuanya sama Allah!" ucapan Athar yang lembut membuat hati Nada kembali tenang.

Sementara tak jauh dari mereka, berdiri seorang lelaki yang sedang menahan gejolak di hatinya. Dadanya sesak melihat Nada, wanita yang selama ini ia cintai berada dalam pelukan laki-laki lain.

"Ya udah yuk kita berdiri!" Nada mengangguk. Athar membantu Nada untuk bangkit dan berdiri.

Vello tak kehilangan akal. Ia kembali bersuara untuk menghina dan memprovokasi Nada.

"Wah wah, sekarang kalian bisa lihat dengan mata kepala kalian sendiri, kan, gimana kelakuan cewek murahan ini? Katanya paham agama, tapi di depan kita semua dia terang-terangan bersentuhan kulit, pegangan tangan dan bahkan sampai pelukan segala dengan lawan jenis. Heh, ternyata benar kan kalo cewek sok alim ini tak lebih dari seorang PSK. Dasar cewek MUNAFIK! AYAM KAMPUS LO!" teriak Vello yang juga disambut sorakan menghina pada Nada.

"STOP KALIAN SEMUA!!!" teriak Nury yang tadinya terdiam kini mulai geram dan greget.

"Berhenti menghakimi Nada seperti ini, kalian gak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jangan hanya berpatokan pada bukti gak jelas dan murahan seperti itu, paling juga foto-foto itu adalah editan seseorang yang ingin membuat nama baik Nada tercoreng dikampus ini!" tambahnya lagi membuat semua orang terdiam.

"Kalian semua gak usah dengerin ocehan cewek gila ini, dia itu temen tuh cewek murahan, ya jelas ngebela temennya juga dong, ya nggak sih? Atau ... jangan-jangan lo juga sama lagi sama si Nada, sama-sama ayam kampus." Vello kembali bersuara, membuat Nury semakin emosi.

Kayra dan Athifa juga tak kalah emosi. Kayra ingin melangkah menghampiri Nury. Ia ingin membantu Nury.

"Tahan, jangan gegabah dan tetap diam di tempat!" suara bisikan Zidan yang tepat berada di belakangnya membuat Kayra mengurungkan niatnya dan mencoba untuk menuruti bisikan Zidan.

"Astaghfirullahal 'adzim ... tu cewek udah ngelantur kemana-mana, gak bisa dibiarin ini." Athifa yang ingin maju juga ditahan oleh Raka. Raka meraih lengan istrinya agar tidak beranjak sedikitpun. Athifa menoleh pada suaminya dengan tatapan protes.

"Di sini saja sama Mas."

"Tapi Mas-"

"Pengen surga nggak?"

Athifa mengangguk.

"Makanya nurut sama suami!"

Athifa menunduk sedih. Raka yang tidak tega mulai merangkul Athifa. Ia membelai kepala Athifa yang tertutup hijab.

"Sudah, gak usah khawatir. Semua akan baik-baik saja!" Athifa mengangguk dan mencoba tersenyum.

"Mending kita tanya aja langsung sama orangnya. Bener nggak sih dia yang ada di foto-foto itu?" suara Vello kembali terdengar. Semua mata tertuju pada Nada termasuk para sahabatnya yang kini menunggu jawaban dari Nada.

"Nad, lo gak usah takut sama siapapun. Lo jawab dengan jujur dan apa adanya ya, itu bukan lo kan?" tanya Nury sambil tersenyum menguatkan sang sahabat.

Nada yang ditanya oleh sahabatnya kini mulai tegang. Hatinya gelisah. Athar yang tahu dan mengerti keadaan dan suasana hati Nada, kembali menggenggam tangan Nada dengan lembut. Nada menoleh pada Athar. Athar mengangguk sambil tersenyum pada sang istri.

"Ck, lama banget sih, tinggal di jawab doang apa susahnya?" Vello mulai geram.

To be continue

==========

Assalamu'alaikum...

Haaai kakak... ini karyaku yang pertama disini . Minta like, vote n sarannya ya...
Salam sayang dari author.
Terima kasih kakak 💗

Jangan lupa dijadikan favorit ya😘

Jomblo Fii SabilillahWhere stories live. Discover now