56. ANTARA CEMBURU DAN RINDU

15 2 0
                                    

 “Sedikit kecemburuan membangkitkan cinta bahagia yang tertidur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

 “Sedikit kecemburuan membangkitkan cinta bahagia yang tertidur.”

(Antoinette Deshoulieres)

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

"Nada tunggu!" cegat Athar membuat langkah Nada mendadak berhenti. Athar melangkah kembali menghampiri Nada.

"Kamu kenapa lari tadi?" tanya Athar setelah menghentikan langkahnya tepat di samping Nada. Tak ada jawaban dari Nada. Athar menghela nafas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan.

"Oya, kamu beneran sakit? Kamu sakit apa? Dan kenapa kamu tidak bilang sama aku kalo kamu lagi sakit?" Athar mencerca Nada dengan beberapa pertanyaan dan itu sukses membuat mata Nada mulai mengembun kembali.

Nada mendongakkan kepalanya agar air matanya tidak tumpah, lalu berpaling muka kembali dari pandangan Athar.

"Maaf." lirih Nada singkat dengan suara yang gemetar namun masih di dengar oleh Athar.

"Nada ...."

"Maaf, saya hanya tidak ingin mengganggu Ustadz saja!" suara Nada masih bergetar menahan tangisnya supaya tidak pecah.

Mendengar kata ustadz dari mulut Nada membuat hati Athar teriris.

"Ustadz? Ya Allah, kenapa Nada jadi kembali memanggilku ustadz? Kenapa suasana menjadi canggung kembali setelah beberapa minggu tak bertemu?" pikir Athar dalam hati. Ia terus memandang istrinya yang sedari tadi berpaling muka darinya.

"Kenapa kamu berbicara seperti itu? Apa maksud kamu? Kamu itu istri aku, jadi aku wajib tahu keadaan kamu dan kamu sama sekali tidak mengganggu aku, Nada." ucap Athar dengan suara yang tetap lembut.

"Istri? Pantaskah saya menyandang predikat istri seorang ustadz seperti anda? Istri yang seperti apa? Istri yang terabaikan gitu ya?" Nada mulai tidak bisa mengontrol emosinya.

Deg!

Perkataan Nada sungguh membuat hati Athar tercubit. Athar memejamkan mata diiringi dengan ucapan kalimat istighfar berkali-kali dalam hatinya.

"Ustadz kan sibuk, jadi saya tidak berani mengganggu. Bukankah ustadz sendiri yang bilang kalo ustadz itu sedang sibuk? Aku pikir Ustadz sibuk dengan kegiatan kajian-kajiannya, tapi ternyata ...." Nada tak meneruskan ucapannya yang menurutnya akan kembali membuat hatinya tergores.

"Ternyata apa?" tanya Athar dengan hati berdebar.

"Maaf, saya harus pergi. Saya cuma  mengingatkan agar Ustadz tidak sering berkhalwat dengan perempuan yang bukan mahram Ustadz!"

"Ber–khalwat ...?" suara Athar tercekat di tenggorokannya setelah mengerti kemana arah pembicaraan istrinya. "Astaghfirullahal 'adzim, Nada ... itu ti–"

Jomblo Fii SabilillahWhere stories live. Discover now