"Jika seorang perempuan menangis karena disakiti oleh laki-laki. Maka setiap langkah laki-laki tersebut dikutuk oleh para malaikat."
(Ali bin Abi Thalib)
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Sejak pertemuannya dengan keluarga Erik, Firman lebih sering menyendiri dan termenung seorang diri. Apalagi memikirkan gadis manis bernama AZKAYRA itu. Gadis si pemiliki mata bening. Mata indah yang sangat mirip dengan mata almarhum istri pertamanya yang begitu ia cintai sebelum tuduhan perselingkuhan itu terjadi.
Kembali Firman teringat di saat-saat terakhir kalinya ia bertemu dengan Zafira. Dimana dengan perut besarnya Zafira datang di hari pernikahannya dengan Anita dengan penampilan yang cukup memprihatinkan.
FLASHBACK ON
Suasana riuh dan ramai terdengar bahagia di sebuah rumah megah itu. Semua merasakan kebahagiaan di setiap orang yang ada di dalamnya. Tapi tidak dengan wanita paruh baya itu. Ia lebih memilih menyendiri di kamar pribadinya dari pada harus berbaur bersama mereka yang satupun tidak ada yang peduli dengan perasaannya.
Wanita paruh baya itu menatap kosong ke luar jendela kamarnya. Termenung sendirian memikirkan nasib seorang wanita di luar sana.
Suara ketokan pintu membuyarkan lamunannya.
"Bu, ayo keluar. Semua sudah berkumpul, tinggal ibu saja yang belum hadir. Acaranya sebentar lagi akan di mulai." ucap Firman pada ibunya.
"Apa kamu benar-benar dengan keputusanmu ini, Fir? Tidakkah kau pertimbangkan lagi?" tanya Ibu Amalia tanpa melihat ke arah putranya.
"Tidak ada yang perlu dipertimbangkan lagi, Bu. Keputusanku sudah bulat." jawab Firman tegas.
"Lalu bagaimana dengan Zafira? Tidakkah kau memikirkan perasaannya?" pertanyaan Ibu Amalia membuat dada Firman terasa sesak.
"Lalu bagaimana dengan perasaanku, Bu? Tidakkah Ibu juga memikirkan perasaanku, anak kandung Ibu sendiri? Tolonglah Bu, mengerti dengan posisiku saat ini. Dan tolong jangan sebut-sebut nama wanita penghianat itu lagi di hadapanku." gas Firman.
"Setidaknya kau pikirkan lagi atau kamu bisa menunda pernikahan keduamu itu, Firman." Ibu Amalia berusaha membujuk putranya.
"Pernikahan ini tidak bisa ditunda lagi, Bu. Anita hamil anakku, cucu Ibu juga. Kalau aku menundanya lagi, aku takut kandungan Anita akan semakin membesar orang-orang akan tahu dan itu akan menjadi masalah besar dalam keluarga kita, bahkan berimbas pada reputasi perusahaan keluarga kita, Bu." ucap Firman tetap bersi keras.
"Itulah bodohnya kamu, Firman. Kamu mau-maunya saja terjebak dalam tipu daya Anita. Sampai-sampai perempuan itu berhasil menjebakmu dengan cara yang menjijikkan seperti ini!" ucap Ibu Amalia geram.
"Sudahlah, Bu. Nasi sudah menjadi bubur. Toh sekarang Anita lagi hamil anakku, cucu Ibu dan–"
"Janin itu bukan cucuku! Bayi yang lahir selain dari rahim Zafira, bukan cucuku. Hanya anak-anak yang lahir dari rahim Zafira lah cucu kandungku yang sebenarnya!" ucap Ibu Amalia tegas.
"Bu–"
"Stop, Firman!" ucap Ibu Amalia memotong perkataan putranya. "Ibu sudah capek memperingatkan kamu. Sekarang semuanya terserah kamu mau melanjutkan pernikahanmu dengan wanita itu atau tidak. Tapi ingat Firman, kamu tidak akan pernah bisa merasakan ketenangan dalam pernikahan keduamu itu karena sampai kapanpun Ibu tidak ridho dan Ibu juga tidak akan pernah menganggap bahwa pernikahan ini ada!"
Jedaaaar.
Sungguh perkataan ibunya membuat Firman seperti tersambar petir di siang bolong. Firman shock, terdiam dan mematung.
"Sekarang kamu keluar dari kamar Ibu. Ibu capek mau istirahat!" perintah sang ibunda.
Dengan langkah lesu dan gontai Firman keluar dari kamar ibunya yang kini tengah berbaring di atas tempat tidurnya.
***
"Gimana para saksi, sah ...?" tanya seorang bapak penghulu pada para saksi selepas Firman mengucapkan kalimat qobul.
"Sah."
"Saah."
"Saaah."
"Alhamdulillahirobbil 'aalamiin."
Prok ... prook ... proook ....
Terdengar suara tepukan tangan dari arah depan. Semua atensi beralih pada seorang wanita berdaster dan hijab yang hampir berantakan. Wanita yang tengah hamil tua itu membuat semua orang terkejut termasuk Firman dan Anita.
"Za–Zafira ...." lirih Firman tertegun dengan keberadaan istri pertamanya.
"Ckk, ngapain perempuan tak tahu diri itu ada disini? Bikin repot aja. Untung ijab qobulnya sudah selesai, kalau tidak bisa berantakan semua rencana yang telah aku susun." gumam Anita dalam hati.
"Selamat atas pernikahan kalian, selamat atas kebahagiaan kalian diatas penderitaanku. Kenapa Mas ... Kenapa kamu tidak ceraikan dulu aku baru kau bebas menikahi dia. Kenapa kau lakukan ini semua terhadapku? JAHAT kamu Mas!" ucap Zafira dengan suara gemetar seiring dengan deraian air matanya.
"Ini semua karena kamu Zafira. Semua yang terjadi saat ini berawal dari kamu sendiri. Kamu berselingkuh di belakangku bahkan hingga kamu hamil dengan selingkuhanmu itu! Kau tahu Zafira ... luka yang yang paling sakit adalah saat kita dikhianati oleh orang yang sangat kita percayai bahkan sangat kita cintai." sarkas Firman sambil menatap tajam Zafira.
Mendengar tuduhan suaminya, Zafira hanya tersenyum getir.
"Makasih, Mas. Makasih atas semua tuduhanmu yang tak bermutu itu. Maaf jika selama ini aku selalu mengecewakanmu. Maaf jika selama kita hidup bersama aku tak bisa membahagiakanmu. Aku hanya ingin menjadi istri yang terbaik untuk suamiku, namun sepertinya perjuanganku kini tidak berarti sejak kehadiran wanita lain yang singgah di hidupmu. Saat aku menangis tiap kali melihat sikap acuhmu terhadapku, bukan karena diriku terlalu cengeng dan lemah, namun karena hati ini sudah tidak bisa memendam rasa sakit yang selalu kau berikan. Aku menyerah Mas Firman. Tapi sebelum aku pergi ... tolong izinkan aku memelukmu untuk yang terakhir kalinya." ungkap Zafira disertai derai air mata yang tiada henti.
Firman tertegun dengan semua ucapan dan permintaan istri pertamanya. Seolah itu permintaan terakhirnya. Entah dorongan dari mana Firman mengangguk menyanggupi permintaan Zafira. Melihat itu Zafira tersenyum pada suaminya. Senyuman indah yang beberapa bulan ini Firman rindukan.
Zafira melangkahkan kakinya perlahan kearah Firman lalu berhambur kepelukan suaminya itu. Hampir saja tubuh Firman limbung. Untung saja dia bisa menahan bobot tubuhnya.
Zafira memeluk erat tubuh suaminya seakan ia tak ingin melepasnya. Dalam pelukan suaminya tubuh Zafira bergetar hebah. Zafira menangis menumpahkan segala asa dan rindu disana.
"Makasih atas semua cinta dan kasih yang telah kau curahkan untukku selama ini, Mas. Maaf aku harus pergi. Semoga Anita bisa membahagiakanmu lebih dari aku. Aku ikhlas asal itu bisa membuatmu bahagia. Satu pintaku padamu ... tolong jangan pernah ceraikan aku. Sesuai dengan janji kita di awal pernikahan kita bahwa apapun yang tejadi tak kan ada kata cerai diantara kita, ku mohon. Aku ingin terikat selamanya denganmu meski kita tak bersama lagi. Tapi kamu jangan khawatir Mas, aku tak kan mengganggu hidupmu lagi, aku hanya akan bawa kenangan terindah kita yang ada dalam rahimku saat ini. ANAK KITA." bisik Zafira sambil memeluk erat tubuh suami tercintanya.
Zafira mendongak, tersenyum indah menatap wajah tampan yang tak akan lagi bisa ia tatap di hari-hari berikutnya.
"Selamanya aku mencintaimu Mas Firman. Selamat tinggal CINTAKU!" bisiknya lagi diiringi senyuman terindahnya.
Mata Firman mulai berkaca-kaca mendengar bisikan-bisikan Zafira. Ingin sekali ia merengkuh dan membawa wanita yang kini masih bertahta dihatinya itu kepelukannya. Ia berusaha melawan egonya yang tinggi.
Namun keinginan Firman terpatahkan saat Anita datang menarik paksa tubuh Zafira agar menjauh dari Firman. Itu membuat Zafira dan Firman tersentak kaget.
"Dasar perempuan kampungan tidak tahu diri, tukang selingkuh! Kamu jangan coba-coba merayu suamiku. Mending kamu pergi dari sini dan jangan coba-coba mengganggu hidup suamiku lagi!" bentak Anita pada Zafira.
Zafira tersenyum kecut mendengar ucapan Anita.
"Suamimu? Maksudmu suamiku yang berhasil kau rebut dengan cara kotormu itu?" cibir Zafira membuat Anita geram. "Kau yakin akan memiliki hatinya? Bahkan aku yakin hingga saat ini namaku masih tertahta penuh di hati suamiku. Kau memang telah memiliki raganya tapi TIDAK dengan HATINYA. Karena sampai kapanpun Akulah pemilik hati yang sebenarnya. Hanya ada nama ZAFIRA yang menjadi RATU satu-satunya di hati SUAMIKU!!!"
Sungguh perkataan Zafira telah memporak porandakan emosi Anita. Karena tidak terima atas segala ucapan Zafira, Anita dengan keras dan kasarnya mendorong tubuh Zafira hingga tubuh Zafira jatuh terjerembab di lantai. Membuat semua orang yang ada disana terkejut termasuk Firman.
"Aarrrgh ... "
"ZAFIRA!!!"
To be continue
==========
Assalamu'alaikum...
Haaai kakak... ini karyaku yang pertama disini. Minta like, vote n sarannya ya...
Salam sayang dari author.
Terima kasih kakak 💗