..
"Mas"
"Iya Dek?"
"Nama anak kita? Gimana? Mau ambil dari nama mas, atau nama Adek?" Tanya Zahra pada Radi
Radi seperti berpikir,
"Em, mas belum punya nama yang cocok dek, buat anak kita"
"Adek ada saran Ndak?"
Zahra mengangguk dengan sedikit senyum,
"Ada mas"
"Apa dek?"
"Apa nama yang cocok buat anak kita" tanya Radi pada Zahra
"Gimana kalo kurang lebihnya sesuai nama mas aja"
"Rendy Ali Khazari"
"Nama mas kan Raditya khazari" balas Zahra
Radi mengangguk senyum,
"Wah! Boleh juga dek"
"Anak kita pakai nama itu aja" ucap Radi dengan bersemangat
Radi pun menetapkan nama anak keduanya dengan nama 'Rendy Ali Khazari' nama yang hampir persis dengan namanya sendiri
"Pah/Mah"
"Pak/Buk"
"Om/Tante" panggil Radi pada mereka semua
Mereka semua menoleh ke arah Radi
"Iya Radi?" Balas papah
"Nama anak kedua kami ini-- Rendy"
"Rendy Ali Khazari, lengkapnya" jelas Radi Pada mereka semua
Papah tersenyum,
"Namanya bagus"
"Saya sebagai kakeknya ikut senang" ucap papah yang sangat antusias
"Iya Radi, namanya bagus, kami juga ikut senang mendengarnya, nama Rendy seperti Ndak asing bagi kami" ucap bapak pada Radi
Radi mengangguk senyum,
papah berjalan ke arah Zahra
"Zahra, putriku"
"Iya pah?"
"Selamat ya"
"Papah seneng bisa jadi kakek buat ke dua kalinya" ucap papah pada Zahra
Zahra mengangguk senyum,
"Iya pah, terimakasih papah sudah mau datang kesini"
Papah mengangguk senyum,
"Iya sayang"
°°
Tak lama dari itu, papah mendapatkan telepon dari kantornya, untuk kembali ke kantor saat itu juga
Papah mendekat ke arah mamah,
"Mah, papah ada telepon dari kantor, papah diminta untuk kesana"
"Papah sebenarnya ngga mau meninggalkan Zahra sama Radi disini, apalagi disini sudah ada pak besan sama Bu besan yang sudah jauh2 datang dari Kudus ke Jakarta" ucap papah pada mamah
Mamah mengangguk mengerti,
"Ngga apa2 pah"
"Kalaupun memang penting, lebih baik papah selesaikan lebih dulu, jangan ditunda" ucap mamah pada papah
Papah mengangguk mengerti,
Setelah itu papah berpamitan dengan Radi dan Zahra beserta orang yang ada di ruangan itu
Kali ini mamah tidak ikut papah, mamah ingin memastikan bahwa kesehatan Zahra dan cucunya baik2 saja
10 menit setelah papah pergi, Ais dan Zahira datang
Sementara itu mereka semua kembali berkumpul di ruang tunggu
Hanya menyisakan Radi dan Zahra yang berada di dalam ruangan tersebut
"Kakek nenek!!" Ucap girang seorang cucu kepada kakek dan neneknya
Kakek dan nenek yang ia panggil adalah kakek dan nenek yang berasal dari ayahnya
"Eh, cucuku!" Balas nenek yang juga nampak senang sekali bisa bertemu kembali dengan sang cucu
Nenek memeluk Zahira,
Zahira mendongakkan wajahnya ke arah neneknya,
"Nenek kapan datang?"
Nenek tersenyum,
"Nenek baru saja datang Ara"
"Tuh ada kakek juga" ucap nenek pada Zahira
"Kakek"
"Kakek apa kabar?" Tanya Zahira pada kakeknya
Bapak tersenyum ke arah cucunya,
"Kakek baik2 saja Rara" balas bapak
Nenek mengusap2 lembut rambut cucunya, dan tersenyum,
"Cucuku yang cantik ini udah tumbuh besar ya, Nenek seneng banget bisa ketemu sama Cucuku ini" ucap ibuk pada Zahira
Zahira mengangguk senyum,
"Rara juga kok nek"
"Rara seneng bisa ketemu nenek"
"Rara kangen sama nenek" ucap Zahira yang kembali memeluk sang nenek
Sementara tak jauh dari pemandangan itu, mamah (ibu dari Zahra) tersenyum melihat kehadiran sang cucu
Ingin sekali beliau memeluk sang cucu untuk pertama kalinya
Nampak sampai saat ini belum terealisasikan
Sedikit air mata mamah menetes membasahi ralung pipinya,
Tante Lisa (adik dari mamah) yang melihat hal itu pun mendekat ke arah mamah
"Udah ada Zahira"
"Cucu Kakak juga kan" ucap Tante Lisa pada kakaknya (mamah dari Zahra)
Mamah mengangguk senyum,
Tak lama Zahira mengalihkan pandangannya ke arah mamah,
Seketika itu, mamah menghapus air matanya, ia tidak ingin menangis di hadapan Sang cucu
"Nenek" ucap Zahira pada mamah
Mamah yang mendengar hal itu secara langsung terucap dari mulut Zahira
Jantung terasa berdebar-debar
Mamah membelalakkan kedua matanya, ia seperti tak percaya bahwa Zahira memanggilnya dengan sebutan nenek untuk pertama kalinya
"Z'Zahira" ucap mamah dengan nada agak gugupnya
Zahira tersenyum
Melihat hal itu, mamah juga ikut tersenyum ke arah Zahira,
"Zahira"
"Sini, peluk oma" pinta mamah pada Zahira
Zahira mengangguk senyum,
Ia berjalan ke arah mamah, dan memeluknya
Beliau memeluk Zahira erat,
Cup!
Ia mencium kening Zahira
Cup! Cup!
Ia mencium kedua pipi Zahira,
Tak lama ia melepaskan pelukannya dan menatap Zahira,
"Zahira"
"O'oma--"
"Hiks"
"Oma kangen sama Zahira" ucap mamah pada Zahira
Ia tak bisa lagi menahan air matanya lebih lama lagi
Ia benar2 melepaskan rasa rindunya kepada sang cucu pertamanya
Zahira mengusap2 air mata sang nenek, ia tersenyum,
"Nenek cantik"
"Nenek cantik kenapa nangis" tanya Zahira pada neneknya
"Hiks, Ngga apa2 kok sayang, Oma ngga apa2" balas sang nenek
"Nenek cantik jangan nangis"
"Ara jadi sedih kalo nenek cantik nangis" ucap Zahira pada neneknya
Sang nenek pun tersenyum,
Beliau mengangguk,
"Iya"
"Oma kangen sama Zahira" ucap mamah pada Zahira
"Ara juga kangen sama nenek cantik, Ara juga kangen sama kakek, meskipun Ara belum pernah ketemu sama kakek" ucap Zahira pada mamah
Mamah menghela nafas,
Dan tersenyum,
"Sayang"
"Kakek tadi ada disini"
"Dia tadi ada di sini sama kita semua, tapi karena ada sesuatu yang harus kakek selesaikan, jadi kakek harus pergi dulu" jelas sang nenek pada Zahira
Zahira mengangguk mengerti,
°°
Tak lama dari itu,
Mamah membawa Zahira ke dalam ruangan dimana Zahra dan Radi berada
-Di depan pintu ruangan
"Zahira" panggil mamah pada Zahira
Zahira menoleh ke arah Neneknya
"Iya nek?"
Mamah mengusap2 rambut Zahira,
"Kamu masuk saja"
"Di dalam, sudah ada ibu sama ayah kamu" ucap sang nenek pada cucunya
Zahira mengangguk girang,
"Iya nenek"
Mamah tersenyum,
"Zahira boleh manggil nenek dengan sebutan Oma saja"
Zahira kembali mengangguk senyum,
"Iya Oma"
"Terimakasih"
Tak lama dari itu,
Zahira masuk ke dalam ruangan tersebut,
"Ayah!"
"Bunda!" Ucap Zahira pada kedua orangtuanya
"Eh, Ara udah pulang" Ucap Radi pada Zahira
Zahira mengangguk, ia langsung menyalami Radi dan Zahra
Zahira yang berada di dekat Zahra, ia mengusap2 tangan ibunya,
"Bunda"
Zahra tersenyum,
"Iya sayang?"
"Bunda baik2 aja kan?"
"Bunda ngga ada yang sakit kan?" Tanya Zahira pada ibunya, nampak Zahira juga sangat khawatir akan keadaan ibunya
Zahra menggeleng cepat,
"Bunda cuma butuh istirahat, sayang" ucap Zahra
Zahira mengangguk mengerti,
"Trus? Adek nya Ara mana Bun?" Tanya Zahira pada ibunya
"Oh adeknya Ara ya"
"Adeknya Ara, ada di sana" ucap Zahra pada Zahira sembari menunjuk ke tempat bayi
"Wah!! Adek udah lahir ya Bun"
"Ara pengen lihat Bun!"
Karena sangat penasaran, Zahira pun langsung berjalan ke arah tempat bayi tersebut,
Setelah melihat adiknya
"WOAHHH!!"
"ARA PUNYA ADEEKKK"
"ARA PUNYA ADEEKK BUN!!"
"GANTENG BANGET BUN!!"
°°
Next
Ada komentar?