..
Setelah kejadian barusan, Radi dan Zahra pun keluar kamar
"Em, Ayah mau keluar dulu, mau mantau karyawan" ucap Radi pada Zahra
Zahra mengangguk senyum,
"Iya"
"Bunda juga mau ke kamar Zahira, mau nemenin dia belajar" balas Zahra
Radi pun mengangguk senyum,
Setelah itu,
Radi berjalan ke arah bar Coffee yang di dalamnya sudah ada Agus
Nampak Agus bergantian untuk menjadi barista
Radi berdiri di sebelah karyawannya tersebut,
"Gantian sama Alfian ya?" Tanya Radi pada Agus
Agus mengangguk,
"Eh, i'iya pak"
"Baru aja kok"
Radi pun mengangguk mengerti,
Ia melihat beberapa kali, Agus melirik ke arah wanita yang tengah duduk sembari memainkan ponselnya di meja nomor 5
Radi yang melihat hal itu pun langsung menanyakannya,
"Kenapa dilirik terus?"
"Kamu suka sama pelanggan itu?"
Agus pun menggeleng cepat,
"Eh, eng'engga kok pak"
"Saya cuma kagum aja sama dia, dia paling sering kesini semenjak saya kerja sama bapak di Caffe ini" jelas Agus pada Radi
"Menurut kamu-- dia gimana?" Tanya Radi pada Agus
"Cantik pak, hehe" balas Agus
Radi sedikit terkekeh,
"Kamu ini ya, ya wajar aja sih namanya juga anak muda, kalo lihat yang bening2 pasti begini"
"Ah pak Radi bisa aja" balas Agus ia mengulumkan senyumnya sembari menatap pelanggan yang duduk tak jauh dari bar Coffee
"Oh iya Agus"
"Iya pak?"
"Apa pemilik hp nya udah ketemu?" Tanya Radi pada Agus
Agus menggeleng cepat,
"Belum pak"
"Kami juga masih berusaha untuk menanyai setiap pelanggan yang datang, siapa tau salah satu dari mereka kehilangan hp kemarin malam" balas Agus
Radi pun mengangguk mengerti,
°°
21:56
Caffe yang sebentar lagi tutup, Zahra keluar dari pintu rumahnya
Ia berharap ada penjual nasi goreng yang biasanya lewat depan rumahnya di jam segini
"Laper banget"
"Pengen nasi goreng" gumam Zahra
Ia berjalan ke gerbang, 10 meteran dari gerbang rumahnya, ada penjual nasi goreng
"Mang!" Teriak Zahra agak keras kepada mamang penjual nasi goreng tersebut
Sampailah mamang dan gerobak nasi goreng tersebut tepat di depan gerbang rumah Zahra
"Mang nasi goreng nya masih?" Tanya Zahra pada mamang penjual tersebut
Mamang nasi goreng pun mengangguk,
"Iya Bu masih"
"Mau beli berapa porsi?" Tanya mamang tersebut kepada Zahra
Eh, berapa porsi ya?
Masa aku makan sendiri sih
Mas juga ikut aku beliin deh
Zahira juga
Gumam Zahra
"3 porsi mang, yang 2 ndak pedas yang mang" pinta Zahra pada mamang tersebut
Mamang tersebut pun mengangguk mengerti,
"Baik Bu"
Zahra melihat ke arah sekitar Caffe nya,
Nampak para Karyawannya membersihkan barang2 sisa pelanggan yang berdatangan tadi
Eh, mereka laper juga kayaknya
Gumam Zahra lagi
"Mang, tambah 3 lagi ya"
"Ndak pedas, dari 6 porsi tadi yang pedas cuma 1" pinta Zahra lagi pada mamang penjual nasi goreng tersebut
"Baik Bu"
"Jadi total 6 porsi kan ya" ucap mamang tersebut memastikan
Zahra mengangguk senyum,
"Iya mang"
Setelah selesai membeli nasi gorengnya
Zahra menemui para karyawannya,
"Alfian" panggil Zahra pada salah satu karyawannya yang bernama Alfian
"Iya Bu?"
"Ada apa ya?" Tanya Alfian pada Zahra
"Kamu Ndak laper?" Tanya Zahra pada Alfian
"Eh, i'iya Bu"
"Tapi-- Nanti saya bisa makan kalo sudah sampai di rumah aja" balas Alfian
"Begitu ya"
"Nasi goreng mau Ndak?" Tanya Zahra pada Alfian lagi
"Em, mau sih Bu"
"Tapi uang saya nanti abis kalo saya belikan nasi goreng, soalnya mau beli Bensin dulu" balas Alfian pada Zahra
"Tenang aja"
"Ibu udah bayarin"
"Kamu bawa pulang nasi goreng ini, dan makan dirumah ya" ucap Zahra sembari memberikan satu bungkus nasi goreng kepada Alfian
Alfian mengangguk girang,
"Eh, t'terima kasih Bu"
"Iya sama2"
"Nanti yang 2 ini kamu kasih Sama temen2 kamu juga ya"
Alfian mengangguk senyum,
"Eh t'terima kasih banyak Bu"
"Nanti saya kasih ke Rika sama Agus, dan sekali lagi terimakasih" balas Alfian
Zahra balik mengangguk senyum,
"Bersih2 nya sudah hampir selesai kan?" Tanya Zahra pada Alfian
Alfian kembali mengangguk,
"Iya Bu"
"Tinggal yang ujung sana saja belum, tapi udah ada Agus disana" balas Alfian
"Yasudah, hati-hati pulangnya, jangan terburu2" pinta Zahra ada Alfian
Alfian kembali mengangguk senyum,
"Iya Bu, terimakasih sudah mengingatkan"
°°
Setelah mengobrol dengan Alfian, Zahra memasuki rumahnya
Nampak Radi baru saja keluar kamar
"Lho bunda dari mana aja? Kok tadi di kamar Zahira Ndak ada?" Tanya Radi pada Zahra
"Eh, bunda tadi habis beli nasi goreng di depan Yah" balas Zahra
Radi mengangguk mengerti,
"Oh gitu ya" ucap Radi pada Zahra
"Ini ada juga buat ayah sama Zahira" ucap Zahra
Radi mengangguk senyum,
"Makasih ya"
"Kita makan di Caffe aja gimana yah?" Pinta Zahra pada Radi
Radi mengangguk,
Ia menyanggupi permintaan Zahra,
"Boleh juga Bun"
"Biar bunda aja yang panggil Zahira nanti" ucap Zahra
Radi mengangguk mengerti,
Setelah para karyawannya pulang, Radi, Zahra dan juga Zahira pun menikmati nasi goreng tersebut di Caffe
Di tengah menikmati nasi goreng
"Punya Ara Ndak pedas kan sayang?" Tanya Zahra pada putrinya
Zahira menggeleng cepat,
"Ngga kok Bun" balas Zahira pada ibunya
"Berarti yang pedes cuma punya ayah" ucap Zahra
"Oh jadi ini yang pedes cuma punya ayah aja nih?" Tanya Radi pada Zahra
Zahra sedikit terkekeh,
"Hehe, iya"
"Soalnya ayah kan Ndak suka kalo makanannya kurang pedes, kurang bergairah kata ayah" balas Zahra
Radi yang mendengar hal itu pun ikut terkekeh
"Bunda ini ada2 aja" balas Radi
"Tapi ini juga Ndak pedes" tambah Radi
Zahra mengerutkan keningnya,
"Ah, masa sih Yah? Bunda udah minta mamang nya buat nandain yang pedas tadi" balas Zahra
"Bunda coba deh" pinta Radi pada Zahra untuk mencoba nasi goreng milk Radi
Zahra pun mengangguk,
Zahra mencicipi nasi goreng milk Radi sebanyak satu sendok
Radi mengulumkan senyumnya,
Ia sepertinya tengah mengerjai sang istri,
"Ndak pedes kan Bun?" Tanya Radi pada Zahra
Padahal memang sebenarnya nasi goreng milik Radi adalah nasi goreng pedas
Dan saat itu juga, Zahra pun langsung meraih minuman di dekatnya
"Huh!! Huh!!"
"Ini pedes banget ayah!!"
"Kok bisa ayah bilang Ndak pedes sih!!" Ucap Zahra pada Radi
Melihat ekspresi Zahra yang benar-benar kepedesan, membuat Radi merasa kasihan,
"Eh"
"S'soalnya di mulut ayah ini Ndak pedes bun jadi ayah kira di mulut bunda juga Ndak" balas Radi
"Huh, nyebelin" ucap zahra agak kesal pada Radi
"Iya2 ayah minta maaf, ayah udah ngerjain bunda tadi"
"Di maafkan Ndak?" Ucap Radi pada Zahra
Zahra pun menghela nafas dan tersenyum,
"Iya deh"
"Dimaafkan" balas Zahra
Radi pun sedikit tersenyum,
"Ayah jangan jahil Sama bunda, Ara ngga ngebolehin, kasian bunda kepedesan" ucap sang putri pada ayahnya
Radi mengangguk senyum,
Ia mengusap2 pipi sang putri yang duduk di dekatnya
"Iya sayang"
"Ayah minta maaf ya, Ndak gitu lagi deh, janji" balas Radi, tersenyum
Zahira pun tersenyum ke arah Radi
°°
Next
Ada komentar?