About Barra 2 [TAMAT]

بواسطة najeealee

27K 2.2K 452

Kembali lagi bertemu dengan pria dingin Barra Sebastian Alexander dan perempuan yang selalu ceria, siapa lagi... المزيد

6 November 2020
berbeda dari yang lain
pinter katanya
hamster baru
penguat
cuma sama Alisha
'sha'
12 panggilan
sakit
cemburu ceritanya
soal Biel
baikan sama Maudy!
tunangan Biel
nama kontak
pingsan beneran
kelas akselerasi
pasti ada alasannya
marahan
ala Barra
the reason is
perkara i love you
ape nih...
cara Barra
bukan Barra
see you Kevin!
keluh kesah
jangan ambil punya aku
quality time!!
perkara foto
kecelakaan
resikonya
overthinking
ribut lagi ribut lagi
disalahkan, lagi
putus....?
bagi capenya
gagal
dibalik gagal dinner
pinjem peluk
lucuan kue Barra
barra's effort
kura-kura
who?
lagi jenuh katanya
kejutan-kejutan pertama
terlalu semangat
beberapa fakta lainnya
first meet
masa lalunya (?)
fakta sebenarnya
rahasia pertama
rahasia kedua
deep talk
juara dua
Barra saying 'sayang'
Alisha mode PMS
Barra ngilangin gengsi
tiba-tiba?
semua punya alasannya
gelang edelweis
after broke up
it's too hard
let her go
acara kelulusan
alasan kuliah di Berlin
Gabriel and Ferra's wedding
keberangkatan Barra
memperlambat perpisahan
time flies
a letter from Alisha
setelah enam tahun
Nanda, si masih sama
reuni
satu kantor
satu apartemen
ketemu bunda!
kebongkar
rahasia berikutnya
the only truth 1
the only truth 2
Kavindra
istirahat ya
kembali
masih ada?
pdkt beneran
lahir kembali+Maudy's wedding
pemenangnya
dua minggu pertama
deep talk #2
pulang kepada-Nya
pemakaman
Maudy's Pregnant
fiancé
finally, the ending
extra part
iklan

kupu-kupu

423 26 0
بواسطة najeealee


bukan kupu-kupu yang ini loh🙏:






"LO SIH SURUH GUE BALES KAN DIA JAWAB GINI" marah Alisha pada Maudy.

Maudy melempar bantal ke arah wajah Alisha. "Balik sono!"

Alisha terkekeh. "Hehehehe jangan gitu lah bestie...."

"Orang lagi sakit, bawain kek gue yang sehat. Malah dibeliin burger king" cibir Maudy.

"Sakit apaan ini mah udah sehat namanya, Dy. Lo aja bisa mukul gue"

"Au deh" kata Maudy berdiri mengambil burger king yang diberikan Alisha.

"Eh Dy, tapi lo jangan marah nih"

Maudy berdeham menjawabnya.

"Apaan?" Tanya Maudy.

"Gue denger-denger, lusa besok Sabtu Biel ngerayain tunangannya. Gue baru tau dari Barra sih,"

"Oh" kata Maudy. "Terus?"

"Ngga mau ngomong berdua dulu sama Biel?"

Maudy menggeleng. "Ngomongin apaan juga ege"

"Gatau ya, gue ngerasa lo perlu ngomong berdua deh sama Biel"

"Perasaan lo aja, gue udah lebih baik sekarang"

Alisha melihat Maudy. Alisha tau Maudy tidaklah sekuat itu. Tapi perempuan ini sangat pintar menyembunyikannya.

"Kalo lo mau ngomong sama Ferra nanti gue temenin kok,"

"Iya gampang"

Terdengar dering ponsel Alisha. Keduanya membaca nama Barra yang tertera.

"Angkat" suruh Maudy.

Alisha memutar bola matanya. "Gue speaker nih"

'Turun'

'Turun? Salah nelpon?'

'Aku di depan rumah Maudy'

'HAHHH'


Alisha dan Maudy langsung melihat dari balkon kamar Maudy dan benar ada Barra yang memakai hoodie hitam sedang memegang ponselnya.

Maudy memencet tombol merah untuk mengakhiri panggilan. Ia membereskan barang-barang sahabatnya ini dan mendorong Alisha ke luar kamarnya.

"IH ODYYYY"

"DY APAANSI"

"Pintu keluar tinggal lurus aja. Kebuka lebar buat lo, makasih makanan ngga sehatnya. Gue perlu istirahat, Bye!" Kata Maudy langsung menutup dan mengunci pintu kamarnya membuat Alisha mendengus.

Sahabat macam apa dia?

Mau gamau Alisha turun menemui Barra. Emang dari awal tuh salah ngikutin saran Maudy.

Alisha naik ke motor Barra tanpa sepatah kata. Barra pun tidak memulai percakapan apapun sampai...

"Eh? Kita mau kemanaa?" Tanya Alisha melihat jalanan bukan ke arah rumahnya.

"Beli ice cream" jawab Barra melirik wajah Alisha dari spion.

"Ngga mau. Mau pulang aja" tolak Alisha.

"Orang buat aku"



Oh......

Ohh gitu ya...

Barra memarkirkan motornya di tempat ice cream biasa. Selanjutnya melihat Alisha yang masih duduk menatap ke arah lain.

"Ayo" ajak Barra.

"Lah kan kamu yang mau beli" ketus Alisha.

"Oh yaudah" kata Barra.




OH YAUDAH? SERIUS NIH?

Alisha beneran ditinggal masuk sama Barra. Kalo bisa pulang, Alisha udah pesen gojek daritadi. Masalahnya ponsel dia mati.

Barra keluar membawa beberapa ice cream. Melihat Alisha yang masih menekukkan wajah.

"Udah di beliin masih marah?" Tanya Barra.

Alisha melirik kantong plastik itu. "Aku kan ngga minta beli,"

"Yaudah buat Tania aja"

Alisha langsung melotot dan mencubit lengan atas Barra. Membuat Barra tertawa. Barra mengacak-acak rambut Alisha dan mencubit pipi perempuan itu.

"Masa cemburu sama Tania. Tania mah ngga secantik Alisha" kata Barra.

"Tapi Tania lebih pinter daripada Alisha" jawab Alisha.

"Aku lah yang lebih pinter" jawab Barra lagi. Alisha mau marah tapi emang bener Barra yang paling pinter...

"Udah ayo pulang" pinta Alisha.

Ibu kota hari ini cukup dingin, sepertinya nanti hujan akan turun. Barra membawa tangan Alisha masuk ke kantung hoodie yang ia pakai.

"Maaf yaaa," ujar Barra mendekatkan wajahnya diatas kepala Alisha.




Ya gimana bisa marah kalo diginiin....

"Kan tadi di kamar ada Darren ngga berdua ajaaa. Tapi gapapa kalo cemburu artinya sayang" ucap Barra.

Padahal Alisha belum memberitahu kenapa ia pulang tiba-tiba. Mungkin sikap Alisha memang kelihatan cemburu ya?

Mereka sampai di rumah Alisha dengan selamat. Agak lama sih karena Barra sengaja memelankan laju motornya.

"Nih buat nonton film" ucap Barra memberikan ice cream tadi.

Alisha mengambil. "Bentarrr aku kedalem duluuu"

Alisha lari masuk ke dalam, ia menaruh ice cream di dalam freezer. Lalu membawakan sesuatu untuk Barra.

"Nih" kata Alisha.

Barra menatap plastik itu. "Apa?"

"Agar-agar" kata Alisha. "Niatnya mau kasih tadi pagi, tapi kamu ngga masuk. Aku bikin semalem sama Rey,"

Barra tersenyum mengambil plastik itu. "Makasih yaa,"

"Ka Al!!!!"

Dua-duanya menoleh pada bocah laki-laki yang hanya memakai celana pendek dan kaos kutang saja. "Ihhh kok ngga pake bajuuu" kata Alisha melihat Rey.

"Ketinggalan. Ini kak Barra bukan?"

Barra turun dari motor lalu jongkok agar tingginya setara dengan Rey. "Ini Rey yang bikinin agar-agar?"

Rey mengangguk. "Susah tuh kak, tangan aku aja kena panas"

"Makasihh yaa, aku suka kok"

"Boong Rey, belom di cobain sama dia" ledek Alisha ikutan jongkok.

"Harus di cobain sih kata omah. Buatnya pake hati"

Alisha terkekeh. "Udah sana masukk nanti masuk anginnn"

Lalu Rey merentangkan tangan kanannya ke arah Barra. Membuat Barra mengangkat alisnya.

"Salim, kak" kata Rey.

Barra tersenyum. Tangannya di cium oleh keponakan Alisha itu lalu ia masuk kedalam. "Mirip siapa ya?" Tanya Barra.

"Mirip kakak aku lah" jawab Alisha. "Oh iya, nanti malem aku mau ke rumah sakit"

Barra mengangguk. "Aku juga mau bantuin Biel fitting baju"

"Ohh udah mau fitting berarti beneran besok Sabtu ya?"

Barra mengangguk lagi. "Ke rumah sakit ngapain?"

"Rey kan punya adik tapi masih di rumah sakit soalnya sempet ada masalah gitu"

"Kamu sama siapa aja?" Alisha balik bertanya.

"Darren, Tania, palingan"

Alisha mengangguk. Gatau kenapa ya tadi kayaknya Alisha kekanak-kanakan banget deh cemburu sama Tania...tapi lagi-lagi namanya perasaan ngga ada yang tau kan?

Alisha memegang dahi Barra. "Masih anget, minum obatnya sama pake baju yang tebel nanti kalo bisa dobel sweater atau jaket"

Barra mengangguk. "Makasih buah-buahan nyaa"

Alisha tersenyum. "Yaudah, udah jam 5. Siap-siap dulu kan kamu?"

Barra mengangguk. "Pulang dulu ya," pamit pria itu segera naik ke motornya dan pergi.

Alisha jadi ngebayangin waktu tadi tangannya dipegang erat sama Barra....

Mau tau ada apa apa di perut Alisha sekarang?

🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋



"Loh den, den kok udah keluar saja haduh" ucap bibi sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Sebentar doang kok bi, aku juga udah mendingan" jawab Barra.

"Di meja makan bibi sudah siapkan sayur capcay di makan ya den abis itu minum obat. Katanya mau pergi abis ini ya?"

Barra mengangguk.

"Di makan sekarang aja mumpung masih panas den, nanti bibi siapkan air hangat untuk mandinya"

"Makasih ya bi," kata Barra.

Cukup beruntung memiliki asisten rumah tangga seperti bibi. Yang seperhatian itu, yang selalu nanya Barra lagi ngapain, yang selalu jaga kesehatan Barra. Papahnya saja tidak pernah melakukan hal itu, apalagi ibu sambungnya. Hanya menanyakan 'gimana kondisi sekarang, Bar?'

Tanpa memberikan atau mengirimkan obat kepada Barra. Bukan gimana-gimana, tapi kadang Barra iri melihat orang tua yang sangat peduli terhadap anak-anaknya. Contoh aja pacarnya sendiri, kalau Barra main ke rumah Alisha pasti ada aja joke yang dibuat oleh papah Alisha, kadang Barra mendengar papah Alisha menanyakan perhatian kecil pada putrinya itu.

Contoh lain Darren yang mempunyai ibu terbaik di dunia. Ibu Darren belum ada tandingannya, baik banget, pas Barra kesana pasti Barra selalu ditanya gimana harinya, kadang dibikinin masakan, kadang malah ibu Darren bercerita tentang kehidupannya dulu.

Mirisnya Barra tidak bisa merasakan itu lagi. Mungkin waktu itu ia kurang menghargai waktu, sehingga ada jarak dengan bundanya saat ini. Tapi namanya kehidupan, tidak mungkin berjalan manis-manis saja.

Ting

Tania: jam 7 otw bar

Tania: lo jgn lupa make baju yang tebel

Tania: tadi gue sama darren beliin vitamin ada di meja belajar

Barra: oke makasi tan

Barra: ke rumah lo kan?

Tania: yoks

Tania: naik motor aja, soalnya kita naik mobil biel

Barra: oke

Read

Walau tidak ada bundanya disini, Barra bersyukur di kelilingi perempuan yang sangat peduli padanya. Dari mulai bibi, Alisha, Tania, ibu Darren, bahkan mamah Alisha sangat memperdulikan kesehatan Barra dengan terus membawakan bekal walaupun tidak selalu bekalnya sehat, tapi itu perhatian yang tidak lagi Barra dapatkan dan sekarang tuhan kirim penggantinya.


Barra merapihkan rambutnya dengan hair dryer di depan cermin. Tubuhnya sudah lumayan vit, ia juga sudah makan dan sudah minum obat serta vitamin yang dibelikan oleh Tania dan Darren. Awalnya Tania dan Darren tidak mengizinkan untuk Barra ikut pergi fitting baju. Tapi Barra sendiri yang mau, entahlah ia merasa ingin membantu Biel dalam tunangannya.

Barra memakai hoodie di double oleh jaket berwarna hitam serta celana bahan yang lumayan tebal dan memakai topi. Ia turun kebawah mengambil kunci motor yang ada di laci dan tak lupa pamit dengan bibi. Bibi malah mengantar Barra sampai depan pagar.

"Pulangnya jangan malam-malam den,"

"Iya Bi. Kalo bibi ngantuk, kunci aja pintunya, aku bawa kunci"

Bibi mengangguk. "Ati-ati den, jaketnya jangan dilepas"

Barra mengangguk. Ia membunyikan klakson tanda pergi duluan. Sebenarnya jarak rumah Barra dan Tania tidak terlalu jauh sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai. Di rumah Tania juga Barra sudah melihat ada motor Darren.

"Akhir-akhir ini tumben lo apa-apa cepet, Ren" kata Barra.

"Itu namanya kemajuan, Bar. Support dong gimana sih" balas Darren.

Lalu Barra mengeluarkan ponselnya. Barra dan Darren duduk di ruang tamu menunggu Tania yang sedang bersiap.

Barra: aku mau berangkatt

Alisha: ihh samaaa

Alisha: pake baju dobel kannn?

Barra: iyaaa

Alisha: baguss

Alisha: yaudah aku mau berangkat nih, nanti aku kabarin lagi yaaa

Alisha: dadahhh

Barra: iyaa

"Dadah tuh di dadah—in balik Bar, Bar" decak Darren sempat mengintip obrolan Barra dengan Alisha.

"Liat hp orang tanpa bilang tuh ngga sopan Ren, Ren" balas Barra menirukan gaya bicara Darren tadi.

"Salah gue ngomong sama anak pak Alex"

Suara klakson mobil terdengar dari depan.

"Buset. Tania lama amat"

"Panggil sono, gue samperin Biel" suruh Barra.

"TAN! UDAH ADA BIEL TAN!"

"Sabarrr!" Sahut Tania.

Darren menaruh dua tangannya di pinggang. "Padahal yang mau fitting baju Biel, kenapa dia yang siap-siapnya lama"

"Dah ayoo" ajak Tania.

Darren melihat dari atas sampai bawah. "Loh lo siap-siap dari jam 5 kok ngga jauh beda?"

"Dih anjir lo ya" balas Tania sambil mengunci pintu rumahnya. "Lo pikir gue siap-siap cuma make up aja, ini baju emang ngga milih hah?"

"Iya iya iya, yaudah ayo nona cantikkk" Darren mending milih ngalah daripada kena imbas. Lagian Darren juga udah handal kok nungguin perempuan contohnya pas sama Callista, nungguin gadis itu waktu kasih jawaban buat balikan sangat lama.

"Depan, Tan" suruh Barra.

Di dalam mobil untuk mengawali perjalanan, Tania izin menyalakan musik. "Yel gue kira sama supir" kata Darren.

Tania mengangguk. "Lo kan udah lama ngga bawa mobil kan?"

"Disuruh bokap. Kayanya nanti bakalan bawa mobil terus, soalnya berangkat sama Ferra"

"Iya sihh, btw kenapa Ferra ngga diajak fitting? Masa cowonya doang?" Tanya Tania.

"Ikut dia. Dia lagi di resto deket pelita daritadi" jawab Biel.

Mereka pun berhenti di tempat makan dekat pelita. Menjemput Ferra, ya jelas Tania bertukar posisi jadi di belakang. Ini pertama kalinya Ferra gabung dengan mereka. Tania seneng sih, karena emang dia mau mengobrol lebih dengan gadis yang nantinya akan menjadi tunangan Biel.

Sampai di butik, Tania langsung menggandeng tangan Ferra masuk kedalam. Tania tuh ramah, bisa sama siapa aja, makannya orang-orang seneng sama dia. Tapi kadang ada yang menganggap kalau Tania terlalu ramah.

tbc

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

4.1M 318K 52
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
2.7M 134K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
Love Hate بواسطة C I C I

قصص المراهقين

3.3M 224K 38
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Ada satu rumor yang tersebar, kalau siapapu...
PUNISHER بواسطة Kak Ay

قصص المراهقين

1.3M 116K 44
"Kenapa lo nolongin gue, hm? Kenapa nggak lo biarin gue mati aja? Lo benci 'kan sama gue?" - Irene Meredhita "Karena lo mati pun nggak ada gunanya. G...