BROTHER BUT MARRIAGE "BBM" [S...

By IndahTriFadillah

7M 654K 127K

Dia Kayla Lavanya Ainsley, sosok gadis remaja berusia 18 tahun yang harus terpaksa menikah dengan Rakadenza Z... More

CAST
TRAILER
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30 •SPECIAL•
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Extra Chap 1
Extra Chap 2
Extra Chap 3
Pengumuman: Sequel?
Penting!!
INFO PENTING BBM
INFO PO BBM
VOTE COVER+GIVE AWAY
GIVEAWAY & PAKET NOVEL
Extra chap 4
GIVE AWAY & PO KE-2 BBM
PAKET SEPECIAL PO KE 2 BBM
New Story "LANGIT FAVORIT ARTHUR"

Chapter 55

128K 10.6K 2.5K
By IndahTriFadillah


Jangan lupa spam komen yaa!!
Vote dulu biar gak lupa, oke^^



Buat yang belum follow aku, ayo buruan follow dulu biar gak ketinggalan informasi cerita ini di wall:)



Suka sama ceritanya? Jangan lupa bantu share yaa❤❤





Malam minggunya ditemenin siapa nih? HAHAHA





Aku memang meminta mu pergi, namun bukan pergi yang seperti ini.

~Kayla Lavanya Ainsley~




Isi chap ini nano-nano:)






Wajah Vania, Beby, Sella, Zion, serta Sean dan Alexa yang tengah berkumpul di ruang tamu begitu sumringah memancarkan kebahagiaan saat menyambut kedatangan Kayla dan si kembar. Tawa mereka bersama anak-anak mereka yang mengisi ruang tamu menambah suasana menjadi semakin ceria.

Kabar dari Raka yang mengatakan akan membawa Kayla, Eza, serta Eca ke rumah hari ini membuat semua orang antusias menunggu kedatangannya. Ada rindu yang ingin segera mereka obati dengan memeluk Kayla, wanita berhati malaikat yang menopang banyak luka dalam hidupnya.

"Kandungan istri lo udah bulan ke berapa?" Tanya Beby pada Sean. "Gak sabar gue pengen liat keturunan darah model dari Alexa. Pasti nanti cantik atau gantengnya kebangetan deh"

"Jadi pengen jodohin sama Ella kalau anaknya laki-laki" Celetuk Zion. "Hitung-hitung semakin memperbaiki keturunan" Sambungnya terkekeh.

"Kalau anaknya cewek jodohin sama anak gue, si Shaka ya" Imbuh Sella.

Mendengar ucapan mereka semua Sean memutar bola matanya jengah. "Gak waras lo semua, belum juga lahir udah direbutin aja anak gue" Ucapnya sambil mengelus perut besar Alexa. "Tanya ibunya dong maunya di jodohin ke siapa"

Alexa tertawa renyah. "Kata Raka anak dia kembar sepasang. Aku sendiri pengen anak aku kalau gak sama Eca ya sama Eza" Ujar Alex membuat Beby, Zion serta Sella menghela nafas berat.

Putus sudah harapan memiliki menantu dari anak seorang model terkenal.

"Jangan mau, nanti dapet menantu brengsek kayak Raka sanggup liat anak lo disakiti?" Ucap Zion memanasi dengan nada bercanda. "Secara si kembar pasti ada yang nurun sifat Papahnya"

"Tapi dari kecil mereka pasti di didik baik sama Kayla. Aku percaya didikan dia" Balas Alexa. "Lagian anak-anak masih pada kecil. Jodoh, maut, rezeki dan segalanya kan udah di atur sama Tuhan"

"Orang berpendidikan memang beda ya cara pikirnya" Kata Sella kagum. "Beruntung banget Sean dapetin lo, Xa. Secara dia yang amburadul bisa bersanding sama lo yang dewasa dan bijak"

"Cemburu ya? Lo sih dulu gue tembak sok nolak" Goda Sean.

"Amit-amit! Justru gue bersyukur gak nerima lo. Suami gue sekarang lebih-lebih baik!"

"Udah kenapa jadi berdebat" Lerai Vania yang baru saja tiba dari dapur dengan cookies dan minuman di atas nampan. "Ini dimakan dulu cemilannya, Raka bilang dia udah mau sampai"

Zion dan Sean sempat tertegun melihat senyum hangat Vania setelah sekian lama. Wanita paruh baya itu terlihat sangat berseri dan bersemangat saat tau Kayla dan si kembar akan datang ke rumah untuk menemui mereka.

"Halo semua...!"

Seruan itu mengambil alih semua pasang mata disana untuk menoleh ke ambang pintu. Terlihat Raka, Kayla, serta dua anak kembar di dalam gendongan mereka melambai-lambai sebagai salam pertemuan.

"Kenapa meleka diem aja Bunda?" Tanya Eca berbisik bingung pada Kayla, namun masih bisa didengar oleh Raka.

"Sapaan Eca kurang semangat. Ayo sapa lagi lebih semangat" Tutur Raka kemudian menurunkan Eza dari gendongannya. Begitu juga dengan Kayla yang ikut menurunkan Eca.

Mata Vania mengembun, bibirnya bergetar menahan tangis haru saat bisa kembali melihat cucu serta menantunya hadir di rumah ini. Wanita paruh baya itu melangkah mendekat lalu berlutut dan membentang tangannya lebar. "Sini sayang peluk Nenek...."

Eca dan Eza bersamaan melihat ke arah Kayla meminta izin. Pasalnya setiap bertemu orang baru Kayla selalu memperingati mereka untuk berhati-hati dan tidak sembarangan menuruti perintah orang baru tersebut.

"Bunda, boleh peluk Nenek itu nggak?" Tanya Eza menunjuk Vania meminta izin. "Janji bental aja kok Bunda. Nenek nya nangis, Eza kasian liatnya"

Kayla tersenyum tipis menganggukkan kepalanya memberi izin. "Iya, boleh sayang...."

Kedua anak kembar itu langsung berjalan pelan ke arah Vania dengan tubuh mungilnya masih sedikit takut karena tidak mengenal wanita yang mereka sebut sebagai Nenek itu. Rasanya begitu canggung dan malu, apalagi sekarang mereka tengah dijadikan pusat perhatian semua orang.

"Nenek jangan nangis. Sini Eza peluk" Eza memeluk tubuh Vania erat diikuti oleh Eca yang memeluk tidak kalah erat.

Air mata Vania semakin deras saat bisa merasakan pelukan hangat dari cucunya. Perasaan bahagia tidak dapat ia gambarkan dengan kata-kata. "Kalian udah sebesar ini. Pasti makannya banyak ya" Ucapnya melepas pelukan lalu mengecup pipi gembul si kembar secara bergantian.

Eza menggeleng tegas. "Eca yang makannya banyak, Nek. Makannya badannya gendut kayak Hulk. Kalau Eza makannya dikit, iya kan Bunda?" Anak laki-laki itu berbalik menatap Kayla yang membalas tersenyum kecil.

"Ishhh Eza! Eca bukan Hulk, tapi Plincess" Marah Eca dengan nada tidak terima dan mata berkaca-kaca hampir menangis.


Dugh


Satu pukulan gadis kecil itu daratkan pada dahi Eza membuat sang empu ikut berkaca-kaca menahan tangis. Melihat hal itu Kayla meringis langsung mendekati anak-anaknya untuk melerai. Si kembar memang tidak tau tempat jika ingin berdebat.

Sedangkan yang lainnya hanya menonton perdebatan itu dengan rasa gemas. Eza dan Eca benar-benar seperti Raka dan Kayla versi kecil, begitu manis dan lucu saat bertengkar.

"Gak baik bertengkar di depan banyak orang. Bunda gak suka" Tegas Kayla membawa Eza dan Eca berdiri berhadapan. "Ayo saling minta maaf sekarang"

Eza mengulurkan tangannya disambut baik oleh Eca. Kedua anak kembar itu saling berjabat tangan lalu berpelukan seperti kebiasaan mereka setiap selesai bertengkar. Perdebatan itu hanya sebentar bukan? Itu memang sudah menjadi salah satu kebiasaan si kembar juga.

"Maafin Eza ya"

"Maafin Eca juga ya" Eca mengusap dahi Eza yang tadi ia pukul dengan lembut. "Yahhh jadi bilu, sakit ya?" Tanyanya merasa bersalah meniup pelan dahi Eza hingga pipi gadis kecil itu menggembung lucu.

"Gak sakit, aku kan kuat" Sahut Eza tersenyum. Lain hal dengan hatinya yang sudah merintih kesakitan. Eca benar-benar seperti badak, Pukulannya sangat kuat dan menyakitkan dengus anak laki-laki itu dalam hati.

"Kay...." Vania berdiri menatap Kayla dengan sejuta kerinduan.

"Ma–Ekhmmm maksud aku Tante baik?" Tanya Kayla ragu.

Vania membawa wanita itu ke dalam pelukan nya. Setelah bertahun-tahun dia mencari Kayla kini rasa rindu dan bersalah itu akhirnya bisa terobati juga. "Jangan panggil Tante, nak. Kamu masih tetap anak Mamah"

Tangis Kayla pecah. Ia membalas pelukan Vania erat. "Mamah sehat? Selama gak ada Kayla gak sakit-sakit, kan?" Tanyanya dengan suara bergetar.

"Batin Mamah yang tersiksa dan sakit setelah kamu pergi"

"Kayla udah disini. Sekarang Mamah jangan sedih lagi"

Tarikan-tarikan kecil pada ujung dress nya membuat Kayla melepas pelukan menunduk menatap si kembar yang mendongak tersenyum kecil padanya menampilkan deretan gigi putih susu mereka.

"Kenapa sayang?" Tanya Kayla.

"Mau ikut peluk juga, Bunda. Boleh?"

"Boleh dong" Sahut Vania memeluk Eza dan Eca lagi.

"Nenek tau gak? Kita beldua anak splesial loh" Ucap Eca dengan nada sombong.

"Oh ya?" Vania melepas pelukan menatap gadis kecil itu dengan alis menyatu.

"Iya, kalena kita gak punya Papah tapi cuma punya Bunda. Kata Nenek Jiah itu namanya kita anak splesial"

"Spesial Eca" Koreksi Eza.

"Sama aja huhhh!!" Dengus Eca.

"Dasal cadel! Nakal dibilangin"

"Kamu juga cadel! Wuuu..."

Kalimat Eca membuat Raka yang kini sudah berada didekat mereka bungkam. Tenggorokannya terasa tercekat mendengar perkataan putrinya. Ia menunduk malu menatap lantai dengan mata memanas.

Semua orang yang berada disana terkejut. Selama ini mereka mengira jika Kayla sudah memperkenalkan si kembar dengan Papahnya. Nyatanya salah, bahkan setelah mengenal lebih jauh beberapa hari belakangan ini anak-anak itu masih belum mengenal siaa sosok Raka.

"Tapi sekalang kita udah nemuin Pa–"

"Eca ada adik bayi. Ayo liat" Tarik Eza pada Eca mendekati Sella dan Beby hingga ucapan gadis kecil itu terhenti.

Fokus Eca teralih. Dia melupakan niatnya yang ingin memberitahukan sesuatu pada semua orang hari ini. Tidak–lebih tepatnya dia melupakan janjinya pada Eza untuk merahasiakan hal yang mereka ketahui diam-diam. Eca benar-benar ceroboh.

"Hampil aja ketahuan" Gumam Eza pelan sambil memainkan jari mungil Ziquella dan Shaka.





°°°°°





"Jangan pergi lagi ya, Kay. Kita semua disini sayang sama lo" Lirih Beby tidak berhenti menangis. Tangan wanita itu juga tidak berhenti menggenggam tangan Kayla.

Kayla tersenyum dengan tetesan cairan bening yang mengalir di pipinya. "Iya, aku gak kemana-mana. Kalian bisa main ke kontrakan aku kalau mau"

Alis Beby menyatu bingung sedikit terkejut. "Lo gak tinggal bareng Raka setelah ini?"

"Kita udah bukan lagi sepasang suami istri. Aku gak ada hak buat tinggal disini"

"Sorry, Kay. Tapi memangnya kalian gak ada niat buat rujuk?" Tanya Sella hati-hati. "Gue kasian liat si kembar, mereka pasti butuh sosok Ayah di hidupnya"

Kayla menatap miris si kembar, Raka, Zion serta Sean yang tengah bermain basket di Taman rumah dari kejauhan. "Masih sakit banget rasanya. Aku sendiri juga sebenernya mau langsung maafin Raka, tapi hati ini nolak dan bilang kalau semua gak semudah itu"

"Berdamai sama keadaan gak mengharuskan kamu untuk rujuk" Tutur Alexa. "Setidaknya biarin anak-anak mengenal sosok Papahnya. Hati mereka gak ada yang tau, Kay. Gimana kalau sebenernya anak-anak kamu tertekan karena tau mereka beda dari anak-anak lainnya yang punya seorang Papah?"

Ucapan Alexa begitu menampar Kayla. Wanita itu benar, Kayla sudah terlalu egois mementingkan perihal rasa sakit hati dan trauma nya di masa lalu dibanding kebahagiaan anak-anaknya.

Kayla mengangguk pelan. "Akan aku coba untuk berdamai sama Raka"

"Lo tau? Raka kehilangan pekerjaannya setelah lo pergi" Ucap Beby mengalihkan. "Bahkan setelah kejadian kecelakaan Raka dulu, tuh anak di diagnosis sulit buat punya anak"

Mata Kayla membulat kaget. Raka tidak menceritakan perihal dua fakta itu padanya. "Serius? Kalian gak lagi bercanda, kan?"

"Gladys lumpuh, rahimnya diangkat, dan terakhir dia diceraikan sama suaminya" Sambung Beby. "Yang paling mengejutkan sekarang Brandon di rawat di rumah sakit jiwa karena kondisi mentalnya yang rusak parah setelah tau lo diusir sama Raka karena rencana busuk dia dan Gladys"

Sepertinya Kayla benar-benar banyak melewatkan peristiwa mengejutkan. Dia tidak pernah meminta Tuhan untuk membalas rasa sakitnya, namun bolehkah dia berpikir jika semua yang menimpa Raka, Gladys, dan Brandon adalah bentuk dari sebuah karma?

"Raka hancur Kay setelah kamu pergi. Dia bahkan pernah depresi berat sampai harus mengkonsumsi obat tidur dengan dosis yang gak seharusnya biar bisa tidur nyenyak tanpa harus dihantui rasa bersalah" Timpal Alexa.

Ada setitik rasa iba di hati Kayla mendengar hal itu. Nyatanya tidak hanya dirinya yang menjalani hari-hari berat selama membesarkan Eza dan Eca, Raka pun sama. Lelaki itu juga merasakan beratnya hidup setelah kepergiannya.

"Sekarang terserah di lo maunya gimana. Kita gak mau maksa lo harus balik sama Raka, tapi setidaknya seperti ucapan Alexa kenalkan Raka dengan status sebenarnya ke anak-anak kalian" Beby menarik Kayla membawa sahabatnya itu ke dalam pelukannya dengan Ziquella yang berada di pangkuannya. "Gue bangga bisa di kenal orang sebagai sahabat lo, Kay. Lo wanita hebat!"

"Kalau kita bertiga yang di posisi kamu, mungkin kita gak akan bisa sekuat itu" Imbuh Alexa.

Sella yang sejak tadi hanya diam kini ikut memeluk Beby dan Kayla walau terhalang oleh putra mungilnya. Wanita itu menangis terharu tidak percaya karena akhirnya bisa melihat dan bertemu Kayla kembali. "Kalau ada masalah atau perlu sesuatu untuk Eza dan Eca lo bisa hubungin gue. Jangan sungkan" Ucapnya.

Disisi lain beberapa orang yang tengah bermain basket itu semakin asik pada kegiatannya. Zion dan Sean tidak henti mengoper bola ke arah Eza yang terlihat begitu lincah memainkan bola basketnya.

"Nih anak kayaknya ada keturunan bakat jadi Captain basket dari darah Raka" Celetuk Sean berbisik pada Zion sambil terus mengoper bola ke arah Eza dan Raka. "Lihat aja cara dia mainin bola basket tadi, benar-benar jiplakan Raka. Masih kecil udah lihai banget"

"Om Sean ayo lempal bolanya lagi ke Om Captain" Teriak Eza yang tidak sabar menunggu mendapat giliran mengoper bola. Pasalnya sejak tadi Sean dan Zion, dua lelaki dewasa itu malah asik bercerita dan saling berbisik.

"Eza aja sini yang ambil ke om" Goda Sean jahil.

Eza berlari mengejar Sean dan Zion yang asik mengerjai anak kecil itu. Melihatnya Raka menghela nafas jengah.

"Anak gue udah capek, kasih bolanya" Titah lelaki itu tegas.

Eza spontan berbalik menatap Raka yang mendadak mati kutu karena telah salah bicara. "Anak? Eza anak om Captain?"

"I-iya, kan Om Captain udah anggap Eza dan Eca anak Om sendiri" Balas Raka gugup.

Anak laki-laki itu hanya mengangguk kemudian melanjutkan kegiatan mengejar Sean dan Zion. Tanpa mereka sadari sedari tadi Eca menekuk wajahnya merasa bosan harus terus menjadi penonton. Ingin ikut bermain tapi dia tidak menyukai basket.

Suara lonceng penjual Es krim di luar taman mengalihkan fokus gadis kecil yang duduk di kursi taman itu. Eca bangkit dengan wajah sumringah. "Abang Eca mau beli Esklim!!" Teriaknya pada si penjual lalu berlari mengejar.

Mendengar hal itu Raka lantas langsung menoleh menatap putrinya dengan dahi berkerut. Matanya membulat lebar saat melihat Eca berlari ke luar halaman rumah seorang diri mengejar penjual Es krim.

Raka bergegas berlari mengikuti. Dadanya bergemuruh saat melihat sebuah mobil hitam melaju kencang ke arah putrinya. "ECA STOP! JANGAN LARI LAGI SAYANG" Peringatnya berteriak sambil berlari berusaha menggapai tangan Eca untuk menghindari mobil itu.

Eca berhenti tepat ditengah jalan lalu menoleh menatap Raka dengan wajah polos tanpa melihat dan mengetahui sesuatu yang berbahaya tengah menuju ke arahnya.

"ECA!!" Teriak Kayla terkejut berlari keluar halaman rumah diikuti yang lainnya. Tadi saat mengobrol dengan teman-temannya wanita itu tidak sengaja melihat Raka yang berlari panik mengejar Eca hingga berniat menyusul keduanya.


Brugh!


Hantaman kuat itu menimbulkan bunyi dentuman dan teriakan nyaring yang mengejutkan. Raka berhasil, dia berhasil meraih tubuh Eca dan melindungi putrinya. Namun gagal melindungi dirinya sendiri. Bisa dilihat kini darah sudah mengalir dari kepala, mulut dan hidungnya.

"Hiks..... Bunda Eca takut...." Isak gadis kecil itu di atas tubuh Raka yang tengah merengkuhnya. Ia memeluk Raka erat sangat syok dengan kejadian barusan.

"E-eca g-gapapa kan sayang?" Tanya Raka lirih berusaha menjaga kesadarannya.

Eca mendongak sedikit lalu mengangguk tidak berani menatap wajah Raka yang penuh dengan darah. "Maafin Eca, Om. Eca nakal, hiks, hiks.... Om jadi bedalah"

"Eca!" Kayla berlutut menarik Eca dari rengkuhan Raka lalu memeluknya erat. "Kamu baik-baik aja kan sayang? Ada yang luka? Dimana yang sakit hmm?" Tanyanya memeriksa seluruh bagian tubuh Eca sembari menangis khawatir.

Gadis kecil itu menggeleng sambil terisak. "Om Laka yang bedalah, Bunda... Hiks..." Tangisnya semakin kencang melihat Raka yang berusaha untuk bangun berdiri meski dalam keadaan lemah.

Mata Kayla menajam pada Raka. Ia meraih kerah lelaki itu lalu menariknya kuat. "KENAPA KAMU BISA LALAI JAGAIN ECA?! KALAU SAMPAI DIA KENAPA-KENAPA KAMU BISA TANGGUNG JAWAB ATAS NYAWA ANAK AKU?!" Teriaknya marah.

Anggap ini berlebihan, namun Kayla memiliki trauma berat atas sebuah kecelakaan yang sebelumnya sudah merenggut orang-orang tersayangnya.  "ECA HAMPIR KETABRAK RAKA! KAYAK GINI AJA KAMU GAK BECUS JAGA DIA!!"

"Kay, udah... Tenangin diri lo" Ucap Beby menenangkan menarik Kayla menjauh dari Raka.

Raka menunduk pedih. "M-maaf, Kay. T-tapi tadi aku udah berusaha jaga dan lindungi Eca..." Ucapnya terbata menahan rasa sakit di kepala dan sekujur tubuhnya.

"Bunda jangan malahin Om Laka. Tadi Om Laka udah tolongin Eca, hiks... " Isak Eca. "Kalau Om Laka gak ada pasti Eca yang bedalah"

Kayla kalut baru tersadar dari amarahnya. Benarkah Raka sudah berusaha melindungi Eca? Ia menoleh menatap lelaki itu dengan pandangan sulit diartikan. Kayla baru menyadari jika dahi, hidung dan mulut Raka mengeluarkan darah. Dia terlalu khawatir pada putrinya sampai tidak memperhatikan hal itu.

Raka luruh berlutut di hadapan Kayla. "Sekali lagi maaf, Kay.... A-aku lalai jaga Eca...."

"Bangun, Ka" Titah Kayla.

Raka malah semakin menunduk hingga akhirnya jatuh berbaring di aspal. Kesadaran lelaki itu menipis, ia mengulurkan tangan berusaha menggapai Eza dan Eca. Kedua anak kembar itu langsung mengerti mendekati Raka.

"J-jangan nangis jagoan Om.... Kata Bunda Eza laki-laki gak boleh cengeng, kan sayang?" Raka mengusap wajah Eza yang sudah penuh dengan air mata.

Sean berusaha mengangkat tubuh lelaki itu agar segera mendapat pertolongan, namun Raka bersih keras menolak dan masih ingin tetap berkomunikasi dengan anak-anak nya.

"Kalau Om bilang Om Papah kalian, percaya gak?" Tanya Raka semakin lirih.

Eza dan Eca bersamaan mengangguk. "Hikss... Kita udah tau waktu Om bicala sama Bunda di lumah sakit" Balas Eza membuat semua orang yang berada disana terkejut. "Papah jangan pelgi jauh lagi ya. Kita balu aja punya Papah kayak temen-temen hiks..."

"Eca sayang Papah.... Hiks...." Timpal Eca menangis tergugu. "Eca janji gak akan nakal lagi, Pah..."

Raka tertegun dengan sudut mata mengeluarkan cairan bening terharu. Setelah sekian lama akhirnya dia bisa mengenalkan statusnya pada anak-anaknya dan mendengar mereka menyebutnya dengan sebutan Papah.


"Papah jangan pelgi jauh lagi ya. Kita balu aja punya Papah kayak temen-temen"

"Eca sayang Papah"


Kalimat itu menarik Raka perlahan dari alam kesadarannya. Ia tersenyum tipis bergumam pelan, "P-papah lebih sayang kalian...." Lirihnya. "Dan juga Bunda..." Sambung lelaki itu kemudian memejamkan matanya perlahan-lahan.

Tangis Kayla pecah. Ia berlutut meraih Raka memaksa lelaki itu untuk membuka matanya. "Raka kamu gak bisa kayak gini! Buka mata kamu, a-aku bakal kasih kamu kesempatan buat tetap disamping anak-anak, Ka. Tapi tolong jangan tinggalin mereka...."

"Kamu gak lalai, Raka. Aku yang salah karena terlalu terbawa emosi... Hiks... Maaf... Maafin aku, Ka...."

"Kay, Raka harus segera dibawa ke rumah sakit" Ucap Sean membuka suara memaksa mengambil alih Raka dari dekapan erat Kayla dan menggendong lelaki itu bersama Zion.









Haiii Semua!!!!

Feel nya sampe gak?
Liat Raka kayak gini jadi ke inget Vano di Bukan Cinta Terlarang deh, ada rasa ingin buat mereka "ketemu" HAHAHA



Raka metong gak ya?
Bentar lagi kita mendekati ending nih, rada nyesek sih sebenernya pisah dari cerita ini😂



Oh ya, btw yang berminat follow akun Tiktok aku boleh di follow yuk, hehehe...


Aku banyak bikin konten Tiktok mengenai spoiler cerita-cerita aku disana termasuk cerita BBM ini. Entar malem insyaallah kalau aku gak ada halangan juga bakal update vidio baru mengenai cerita ini^^


Tim Raka mati sini kumpul😍😍


Tim Raka tetap hidup jangan overthinking selagi belum ending, okeee...



Ramein chap ini ya, spam komen banyak-banyak juga. Aku udah sempetin up disaat sibuk ngurus proposal loh wkwkwkw




See U Next Chapter ❤❤














Continue Reading

You'll Also Like

235K 24.9K 27
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
216K 17.7K 89
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
188K 18.5K 70
Freen G!P/Futa • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
598K 28.6K 36
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...