BROTHER BUT MARRIAGE "BBM" [S...

Av IndahTriFadillah

7M 653K 127K

Dia Kayla Lavanya Ainsley, sosok gadis remaja berusia 18 tahun yang harus terpaksa menikah dengan Rakadenza Z... Mer

CAST
TRAILER
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30 •SPECIAL•
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Extra Chap 1
Extra Chap 2
Extra Chap 3
Pengumuman: Sequel?
Penting!!
INFO PENTING BBM
INFO PO BBM
VOTE COVER+GIVE AWAY
GIVEAWAY & PAKET NOVEL
Extra chap 4
GIVE AWAY & PO KE-2 BBM
PAKET SEPECIAL PO KE 2 BBM
New Story "LANGIT FAVORIT ARTHUR"

Chapter 47

85.4K 8.2K 3K
Av IndahTriFadillah


Jangan lupa spam komen yaa!!
Vote dulu biar gak lupa, oke^^

Buat yang belum follow aku, ayo buruan follow dulu biar gak ketinggalan informasi cerita ini di wall:)

Suka sama ceritanya? Jangan lupa bantu share yaa❤❤

Tinggalkan sepuluh purple love disini yuk, Lebih juga boleh💜💜
Lagi butuh semangat dari kalian nih, Hehehehe..
Yang harinya berat, boleh curhat random juga disini ya. Kita saling kasih semangat dan motivasi satu sama lainnya. Jangan takut untuk berbagi cerita<3



Mulai sekarang mundur dan berhenti, semua perjuangan kamu tidak lagi cukup berarti.

~Rakadenza Zayn Heiden~

Warning !!!
Chapter ini mengandung keuwuan><

Hari ini adalah hari yang sudah Kayla tunggu sejak lima hari yang lalu dimana Raka akan kembali pulang dari jadwal penerbangannya minggu ini. Wanita itu tidak berhenti tersenyum memoles wajahnya dengan make up tipis agar tidak terlihat pucat.

Kehamilannya benar-benar menyiksanya. Bukan atas dasar keinginan sang bayi atau yang biasa disebut mengidam, melainkan imun tubuh Kayla yang tidak cukup sehat dan kuat melawan anemia yang dideritanya saat kondisi berbadan dua seperti ini.

Morning sickness, pendarahan kecil beberapa kali, ditambah denyut pada kepala tidak henti menyerangnya.

Keberadaan Raka yang juga tidak berada disampingnya menjadi pengaruh besar untuknya. Seharusnya dalam keadaan kandungan dan tubuhnya yang lemah seperti ini lelaki itu ada disampingnya untuk sekedar menguatkan. Kayla tidak ingin egois, dia mengerti jika Raka juga tengah disibukkan dengan pekerjaannya.

Setelah selesai memoles wajah kini wanita itu tengah berada di dalam taksi menuju bandara sambil menatap layar ponsel tepat pada room chat pribadi dirinya dan Raka. Selama ini jarang sekali ia mengirim pesan lebih dulu pada lelaki itu, tapi untuk pertama kalinya Kayla melakukan hal itu.

Dia tidak henti mengirimkan pesan mengingatkan Raka untuk tidak lupa makan, menjaga kesehatan dan lainnya sejak kemarin setelah kepulangannya dari rumah sakit. Namun semua hanya berakhir dengan dibaca tanpa ada balasan sedikitpun dari lelaki itu.

Setitik rasa sakit muncul di hati Kayla, tapi dengan sekuat hati ia coba menghilangkan rasa itu. Ini konsekuensi dari kesepakatannya bersama Brandon, dia seharusnya sudah mempersiapkan hari ini sejak awal.

"Mau kemana mbak kalau boleh saya tau? Kok sendirian ke Bandara?" Tanya supir taksi membuka percakapan.

"Mau jemput suami, Pak" Balas Kayla tersenyum hangat sembari memasukkan ponselnya ke dalam tas.

"Maaf sebelumnya saya banyak tanya, tapi suaminya baru pulang merantau ya?"

Kayla menggeleng sedikit tertawa. "Suami saya pilot, hari ini jadwal pulang penerbangannya"

"Wah, beruntung banget mbak nya. Udah cantik dapet suami pilot lagi" Tutur sang supir. "Udah punya anak berapa mbak?"

"Masih di dalam kandungan, Pak"

"Anak pertama ya?"

Kayla mengangguk tersenyum malu. Dia sama sekali tidak risih dengan pertanyaan semacam ini, entahlah tapi rasanya sekarang dia tengah diberi perhatian. Selama ini di rumah Kayla hanya seorang diri tanpa ada yang bertanya 'Bagaimana keadaan kamu hari ini?' mengingat Sean harus terbang ke luar kota untuk mempersiapkan pernikahannya dengan Alexa.

Awalnya lelaki itu sempat menolak untuk pergi, namun Kayla berusaha mati-matian memaksanya untuk tetap pergi. Dia tidak ingin, hanya karena masalahnya Sean jadi menunda pernikahannya dengan Alexa yang bahkan sudah direncanakan berbulan-bulan lamanya.

Setibanya di bandara Kayla segera turun dan mengucapkan terimakasih setelah membayar taksi pada sang supir. Ia menatap luas dan ramainya bandara serta sebuah pesawat yang baru saja landing penuh rasa bangga serta kagum. Ia seakan tengah menunjukkan pada semua orang dengan senyuman bahwa salah satu pilot yang menerbangkan pesawat-pesawat itu adalah Captain–nya.

Sebelum melangkah masuk Kayla menatap jam di tangannya sejenak lalu beralih mengelus perut ratanya. "Tumben kamu lagi gak nyusahin Mamah dengan morning sickness. Pasti karena gak sabar mau ketemu Papah ya?" Ujarnya terkekeh geli kemudian melangkah mantap masuk ke dalam bandara.

Setibanya di dalam mata Kayla mengedar coba mencari Raka. Jam sudah menunjukkan pukul dua siang, tepat seperti jadwal kepulangan Raka. Seharusnya lelaki itu sudah bergabung dengan para awak pesawat yang kini Kayla lihat tengah berjalan bersama dengan koper–kopernya.

Beberapa dari mereka terlihat disambut antusias oleh keluarga, kekasih, serta istri dan anaknya. Melihat itu Kayla lantas ikut tersenyum membayangkan jika Raka akan berlaku sama seperti itu nanti padanya setelah mengetahui kehamilannya.

Kayla mengeluarkan ponselnya mengetik sebuah pesan untuk Raka sebagai pembuka kejutan untuk lelaki itu darinya.

To Raka:

Halo Captain, aku tunggu kepulangan kamu di bandara ya. Ada kejutan untuk kamu.
I Love You....

Setelah menekan icon send Kayla kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas dan mengeluarkan benda kecil yang akan menjadi kejutan selanjutnya untuk Raka. Sebuah testpack bergaris dua yang menunjukkan hasil positif. Lagi-lagi Kayla tersenyum melihatnya, dia masih tidak menyangka ada nyawa lain yang tumbuh di dalam rahimnya.

Mata wanita itu kembali mengedar dan tepat sekali, ia menemukan Raka berjalan dengan kopernya. Tatapan Raka terarah padanya walau hanya sebentar, karena setelahnya lelaki itu langsung membuang pandangan ke arah lain. Kayla melambai bersemangat seraya tersenyum manis melangkah lebar hendak mendekati Raka.

Tepat empat langkah lagi ia akan bisa memeluk Captain–nya kehadiran seseorang yang tidak sengaja menabrak bahunya dan melewatinya begitu saja menuju ke arah Raka juga membuat Kayla terpaku menghentikan langkah.

Di sana tepat didepan matanya ia melihat sambutan Gladys untuk Raka dengan sebuah pelukan erat yang bahkan dibalas tak kalah erat oleh suaminya. Darah Kayla berdesir dengan detak jantung memompa cepat. Matanya memanas dengan tenggorokan terasa tercekat.

"Aka, I really miss you!" Tutur Gladys masih dengan memeluk Raka.

"Miss you too, Dear" Balas Raka lembut mengusap punggung serta rambut panjang terurai Gladys. "Katanya kemarin di telfon gak akan kangen, buktinya sekarang kamu peluk aku erat banget" Sambungnya terkekeh.

Kaki Kayla terasa lemas hampir tidak bisa menopang tubuhnya. Wanita itu mundur selangkah menatap Raka dan Gladys lalu beralih pada testpack ditangannya. Dia masih cukup jelas mendengar percakapan kedua orang itu mengingat jarak diantara mereka yang cukup dekat.

Apakah Raka telah berselingkuh dengan Gladys dibelakangnya selama ini?

Dalam hati Kayla terus merintih penuh rasa perih. Matanya memanas saat bisikan-bisikan menyakitkan terlintas di benaknya.

"Dia si pemilik hati mu yang sesungguhnya telah kembali"

"Gladys kembali...."

Tangan bergetar Kayla bergerak memegang perutnya. "P-papah jahat sayang. D–dia...." Kayla menggantung ucapannya. Susah payah ia menahan diri untuk tidak menangis. "Dia tega membawa wanita lain untuk ikut masuk menempati hatinya"

Kayla bukan wanita bodoh. Dia cukup sadar jika Raka dapat menyadari kehadirannya juga disini, namun lelaki itu berupaya mengabaikannya. Semua kenangan manis yang pernah Raka berikan untuknya berputar di kepalanya. Perhatian, kasih sayang, juga cinta, kemana perginya semua itu?

"CAPTAIN!" Teriak Kayla memangil dengan senyum lebar dan nada dibuat se netral mungkin. Ia berusaha menutupi rasa sakitnya saat ini.

Gladys melepas pelukannya berbalik menatap ke asal suara. Matanya terbelalak kaget saat melihat keberadaan Kayla yang membuatnya langsung melirik Raka. "Aka, ini gimana?" Tanyanya khawatir saat Kayla berjalan menghampiri mereka.

"Kamu tenang" Ucap Raka menggenggam tangan gadis berparas anggun itu.

"Hai, Ka. Gimana penerbangan nya? Kamu baik kan? Vitamin yang aku bawain di minum gak?" Tanya Kayla beralih meraih koper Raka untuk dia bawa. "Capek ya? Nanti sampai rumah aku pijitin gimana?" Tawarnya begitu antusias.

Raka menatap malas wanita dihadapannya. Sungguh dia sudah sangat muak melihat Kayla. "Ngapain disini?" Tanyanya sinis.

"Jemput kamu" Balas Kayla sambil menggigit bibir dalamnya kuat menyembunyikan rasa sakit di hati serta perutnya tanpa Raka ketahui. Sepertinya bayinya tidak menyukai momen pertemuan dan kejutan yang berantakan ini sama sepertinya.

"Lain kali gak usah repot-repot jemput. Lagian gue gak pulang ke rumah, ngerti?!"

"Tapi kenapa? Setiap pulang kerja kamu gak pernah lagi pulang ke rumah, Ka. Kamu kemana?" Tanya Kayla lirih.

"Ke Apartement yang baru gue beli" Balas Raka singkat.

"Kenapa harus ke sana?"

"Karena gue mau Gladys yang layani gue! Gue mau dia yang siapin gue teh, air hangat untuk mandi, makanan, pakaian, dan pijitin gue saat capek. Jadi berhenti banyak tanya!!" Tekan Raka. Dia masih cukup waras untuk tidak menaikan nada suaranya pada Kayla di tempat ini.

"Sekarang lo pulang!! Gak usah cari muka di depan gue, gak guna sampah!"

"K-kamu selingkuh sama Gladys?" Mata Kayla memanas. Sejujurnya dia tidak cukup siap mendengar jawaban Raka atas pertanyaan nya ini.

"Aku sama Raka–"

"Stop, Dys. Gak ada yang harus kita tutup-tutupi lagi dari wanita perusak ini" Sela Raka memotong ucapan Gladys seraya menyoroti Kayla dengan tatapan tajam. "Gue sama Gladys udah komitmen untuk kembali bersama setelah kita cerai" Sambung Raka terkesan santai dan tegas.

Tidak tau saja hati Kayla sudah hancur tak bersisa mendengarnya. Retakan yang Raka buat di hati kini sudah menjadi pecahan kecil tidak berarti.

"Ini gak lucu, Ka. Kamu pasti mau kasih aku kejutan ya?" Elak Kayla berusaha mencairkan suasana.

"Iya, kejutan kalau sebentar lagi kita akan bercerai!" Tandas lelaki itu meraih paksa kopernya dari Kayla.

"Kita harus bicarain ini dulu berdua. Kamu gak bisa ambil keputusan sendiri. Kamu lupa wasiat Papah?"

"STOP BAWA-BAWA PAPAH, SIALAN!" Maki Raka. "Lo masih punya muka bawa Papah gue ke dalam masalah ini setelah lo sendiri berhasil menodainya dengan kerjasama kotor antara lo dan Brandon?"

Kayla menunduk menahan malu saat dibentak sedemikian rupa didepan Gladys oleh Raka. Egonya merasa tersentil saat harus dipermalukan dengan kalimat kasar didepan selingkuhan suaminya sendiri.

Wanita dengan wajah yang sudah penuh akan keringat dingin itu berusaha menguatkan diri. Ia mengangkat wajahnya melepas genggaman tangan Raka dari Gladys. "Kita bicarain di rumah" Ucap Kayla menarik Raka untuk pergi.

"Lepasin tangan gu–"

"Aku bisa teriak lebih kuat dari kamu sekarang juga kalau yang berdiri di belakang kamu adalah selingkuhan kamu" Ancam Kayla tidak main–main melirik Gladys. "Gak hanya reputasi kamu sebagai seorang Pilot, tapi reputasi Gladys juga Papahnya akan hancur di tempat ini sekarang juga!"

Raka hendak protes memberontak marah, namun ucapan Kayla langsung membungkamnya hingga membuatnya mau tidak mau mengikuti langkah gadis itu. Sialan! Sekarang dia benar-benar bisa melihat wajah asli seorang Kayla. Wanita itu sangat licik.

°°°°°°

Brak


Raka melempar sebuah surat di atas meja sesampainya mereka di rumah beberapa menit yang lalu. "Ayo bercerai" Ucapnya tegas.

"Gak bisa! Aku gak mau pisah gini aja, Ka" Tolak Kayla dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya.

Dia ingin bertahan dengan Raka bukan semata hanya karena cinta, tapi juga karena Mamahnya yang masih terbaring koma membutuhkan biaya dan prinsip wanita hebat itu yang memegang teguh sekali seumur hidup dalam menikah.

Kayla menunduk menangis terisak. "Aku capek berjuang sendiri, Ka"

"Diajak cerai nolak, capek ngeluh ke gue. Mau lo apa sih, Hah?"

"Hargai aku yang udah berusaha bertahan sejauh ini buat hubungan kita, Bisa?"

"Lo suruh gue menghargai anak dari perusak rumah tangga orang tua gue? Ngaco lo sampah! Jangan harap itu terjadi. Jijik gue, Cuih!" Bentak Raka kuat mengisi kekosongan rumah.

Sekuat tenaga Kayla coba menahan rasa takutnya atas bentakan itu dengan meremas sofa tempatnya duduk. "K–kamu bener mau balik sama Gladys?" Tanyanya sendu. "Kenapa gak bilang aja dari awal kalau kalian udah komitmen, Ka? Kenapa harus sembunyi–sembunyi?"

"Yang paling penting sekarang lo udah tau semuanya! Jadi cukup tanda tangani surat itu dan hubungan kita selesai sampai disini!"

"Jangan ambil keputusan disaat kamu lagi marah" Peringat Kayla setenang mungkin. "Kita bicarain lagi besok ya? Aku buatin kamu–"

"JANGAN MEMPERSULIT SEMUANYA ANJING!!" Raka sontak menarik tangan kanan Kayla memberikan sebuah pulpen di sana dan memaksa gadis itu untuk menandatangani surat perceraian mereka.

Kayla meringis menahan sakit pada jari-jari tangannya yang diremas kuat. "Aku gak akan mau tanda tangani surat itu!" Tegasnya dengan wajah berantakan.

Papah sambugnya sudah memberi sebuah wasiat yang tidak mungkin Kayla langgar begitu saja. Hanya bertahan dalam pernikahan ini yang membuatnya merasa tenang karena bisa sedikit membalas jasa Papahnya Raka dulu.

"Gak usah keras kepala! Tanda tangan sekarang" Paksa Raka.

"Enggak, Ka! Kamu gak bisa seenaknya gini"

"Gue bisa, jadi cepet tanda tangan bangsat!"

"Tapi aku lagi mengandung anak kamu, Ka!"


Degh

Remasan Raka pada tangan Kayla mengendur. Lelaki itu mundur perlahan tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Dia tidak salah dengar? Wanita itu–Kayla tengah mengandung anaknya?

"Aku gak bisa biarin anak aku hidup tanpa seorang Ayah karena aku sendiri tau sakitnya saat harus tumbuh tanpa kasih sayang Ayah, Ka. Tolong jangan buat anak aku ngerasain hal yang sama seperti yang aku rasain" Isak Kayla menangis pedih. "Kamu gak akan pernah tau rasanya gimana dulu temen-temen aku bertanya dimana Papah aku! Sakit, Ka. Sakit...."

"Kamu masih hidup tapi tega mau ninggalin aku dan anak kita. Sedangkan Papah aku, Tuhan sendiri yang memaksanya untuk pergi dari kehidupan kami, hiks..." Kayla menangis penuh rasa sakit. "Kamu punya pilihan, Raka. Kenapa gak memilih untuk bertahan menjadi pelindung aku dan anak kita?"

Raka mematung dengan pandangan kosong. Pikirannya berkecamuk merasa bimbang dengan semuanya. "Apa bukti kalau lo beneran hamil?"

Kayla mengambil surat keterangan dokter serta testpack dari dalam tas nya meletakkannya ke atas meja. "Usianya baru empat minggu. Dia ada jauh sebelum kamu kecelakaan"

Dalam sekejap surat itu sudah berpindah ke tangan Raka. Lelaki itu membacanya dengan seksama kemudian melirik testpack milik Kayla di atas meja. "A-anak?" Tanyanya lirih.

Raka tidak bisa menampik jauh di dalam lubuk hatinya yang paling dalam dirinya merasa sangat bahagia. Dia akan menjadi seorang Ayah, dan itu impian semua lelaki yang sudah beristri bukan?

"Dan apa ini? Anemia?" Tanya Raka lagi dengan mata terarah pada kertas ditangannya tanpa mau menatap Kayla.

"Saat kamu kecelakaan, aku mendonorkan darah untuk kamu. Waktu itu aku belum tau soal kehamilan ini, sampai akhirnya setelah kamu pergi ninggalin aku tepat di malam saat aku meminta kamu untuk bawa aku ke rumah sakit, kondisi aku semakin menurun. Di rumah sakit Dokter bilang aku hamil dan....." Kayla tidak sanggup melanjutkan ucapannya. Ini sungguh menyakitkan.

"Dan aku terkena anemia karena mendonorkan darah disaat lagi mengandung"

Detak jantung Raka memompa cepat. Ia mengusap wajahnya frustasi saat perasaan-perasaan aneh muncul dihatinya. Semua sudah sejauh ini, lantas keputusan apa yang harus dia ambil dengan pertimbangan atas pengorbanan dan kehamilan Kayla?

"Bawa anak lo pergi dari sini setelah kita bercerai" Tandasnya memutuskan."Soal donor darah gue juga gak minta lo buat donorin kan? Itu kemauan lo sendiri"

Tangis Kayla sontak berhenti. Ia menatap Raka penuh rasa tidak percaya. "K-kamu bilang apa barusan, Ka?"

"Bawa anak lo pergi dari rumah ini setelah kita cerai! Dan jangan kasih tau Mamah soal kehamilan lo" Raka meremas erat kertas ditangannya hingga tidak berbentuk lalu membuangnya asal.

"Gue masih bisa punya anak dari Gladys setelah kami menikah, yang udah jelas dari keturunan baik-baik. Bukan lo, anak dari seorang wanita perebut"

Kayla menatap langit-langit rumah menahan air matanya yang sebentar lagi akan kembali tumpah. Ia memeluk perutnya lalu merosot bersimpuh di lantai. "Ini anak kamu juga, Ka.... Aku masih bisa terima kalau kamu bilang aku anak perebut atau apapun itu, tapi jangan anak ini"

"Lo dan Mamah lo gak ada bedanya, bukan gak mungkin anak lo juga punya darah yang sama kayak ibu dan neneknya" Sinis Raka. "Gue gak akan pernah sudi punya anak yang sifatnya mirip lo dan Mamah lo!"

Kayla menunduk menangis dengan suara menyayat hati. Pedih sudah tidak lagi tepat menggambarkan perasaan hatinya. Rasanya sudah lebih dari sakit dari sekedar sakit biasanya.

Dering ponsel dari atas meja menyadarkan wanita itu dari tangisnya. Ia menghapus air matanya kasar mengambil ponsel miliknya berusaha menetralkan suara saat melihat nama mertuanya di layar.

"Halo, Mah. Apa kabar?" Tanyanya berusaha seceria mungkin.

Melihat itu Raka cukup terkejut. Hanya dengan hitungan detik Kayla bisa mengubah kesedihannya dengan bersikap seolah baik-baik saja.

"Kamu dan Raka apa kabar sayang?"

"Kita berdua baik, Mah" Balas Kayla. "Mamah sendiri gimana? Sehat gak?"

"Mamah sehat, sayang" Vania terdengar menjeda ucapannya. Nada suara wanita itu juga tidak terdengar seperti biasanya. "Kayla, anak yang kuat kan sayang?"

"Kenapa Mamah tiba-tiba bilang gitu?"

"Mamah ada kabar mengenai Mamah kamu"

"Mamah kenapa, Mah?" Tanya Kayla mulai gelisah.

"Yang sabar ya sayang, Mamah kamu tadi sempet drop berat dan kritis. Entah apa penyebab pastinya, tapi Dokter bilang denyut jantungnya tidak lagi bisa dirasakan"

Di sebrang telfon Kayla menutup mulut dengan sebelah tangannya. Air matanya kembali tumpah tanpa bisa ia cegah. "Sekarang kondisi Mamah gimana, Mah?"

"Mamah kamu dinyatakan meninggal dunia pukul sebelas malam waktu di Inggris. Jenazahnya akan dibawa kembali ke negara kita besok"

Ponsel yang semula berada di genggaman tangan bergetar Kayla kini jatuh ke lantai. Wanita itu duduk dengan pandangan kosong tidak berdaya. Melihat hal itu Raka lantas meraih ponsel Kayla lalu mendekatkan nya pada telinga. Dia ikut terkejut mendengar ucapan Mamahnya di sebrang sana.

"Ka, Mamah aku pergi.... D-dia..." Kayla ambruk pingsan pada dinginnya lantai. Wanita yang menyimpan banyak luka itu tidak lagi sanggup menahan beratnya beban yang data bertubi-tubi tanpa henti.

Raka langsung mematikan ponsel spontan bergegas menggendong Kayla. Ini seperti sebuah mimpi, hal yang dulu menjadi ketakutan mereka berdua terjadi pada malam ini.







Haiii semua!!!

Oke trailer sudah kita lewati guyss. Bukan berarti overthinking selesai ya, next masih ada kejutan HAHAHA
Buat yang belum liat trailer 2 boleh coba dilihat. Jangan lupa like dan bantu share juga kalau suka^^

Btw, Chapter ini Kayla diuji banget kayaknya, sabar ya Kay.
Aku sayang kamu makannya nyiksa kamu sejauh ini😃🤣

Yang baca cerita ini dari awal Chap, pasti bisa ngerasain feel nya waktu Kayla dapet kabar Mamahnya meninggal. Bener gak?
Udah capek-capek bertahan sama Raka, eh Mamah Widya milih pergi ninggalin.

Ramein chapter ini ya, aku usahain besok up lagi kalau rame dan gak sibuk di RL karena besok udah masuk hari senin:)

See U Next Chapter💜💜











Fortsätt läs

Du kommer också att gilla

47.8K 5.3K 38
Sebuah rahasia yang tidak akan pernah meninggalkanmu...
387K 31.9K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
191K 17.6K 30
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
58.8K 3.1K 7
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa😸 (GirlxFuta)🔞+++