BROTHER BUT MARRIAGE "BBM" [S...

By IndahTriFadillah

7M 654K 127K

Dia Kayla Lavanya Ainsley, sosok gadis remaja berusia 18 tahun yang harus terpaksa menikah dengan Rakadenza Z... More

CAST
TRAILER
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30 •SPECIAL•
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Extra Chap 1
Extra Chap 2
Extra Chap 3
Pengumuman: Sequel?
Penting!!
INFO PENTING BBM
INFO PO BBM
VOTE COVER+GIVE AWAY
GIVEAWAY & PAKET NOVEL
Extra chap 4
GIVE AWAY & PO KE-2 BBM
PAKET SEPECIAL PO KE 2 BBM
New Story "LANGIT FAVORIT ARTHUR"

Chapter 44

69.4K 6.9K 1.9K
By IndahTriFadillah

Jangan lupa spam komen yaa!!
Vote dulu biar gak lupa, oke^^



Buat yang belum follow aku, ayo buruan follow dulu biar gak ketinggalan informasi cerita ini di wall:)



Suka sama ceritanya? Jangan lupa bantu share yaa❤❤






Pernah di kecewain seseorang? Alasannya? Dan cara kalian menyikapi rasa kecewa kalian ke orang tersebut?






Tingkat kecewa luar biasa yaitu saat rasa cinta dari ku dibalas dusta olehmu.

~Rakadenza Zayn Heiden~




Sebelum baca kumpulin kesabaran dulu HAHAHA









"LO BISU GAK BISA JAWAB?!"

Kayla sontak membuka matanya mendongak menatap Raka dengan tatapan tidak percaya. Rasa nyeri menjalar di hatinya. Dia tidak salah dengar kan? Raka menyebutnya dengan kata kasar lagi? Dan apa tadi–lelaki itu bahkan tidak lagi menggunakan kata aku-kamu padanya.

"Ka, bercanda kamu gak lucu. Aku takut, tolong jangan kayak gini" Lirih Kayla dengan jari-jari tangan yang bergetar menahan takut. "Kalau aku memang ada salah kita bisa bicarain baik-baik, kan?"

"Ayo bicara pelan-pelan. Aku salah apa?" Tanya Kayla dengan nada suara merendah lembut.

"Punya otak kan? Pikir sendiri!" Raka melangkah masuk ke dalam rumah begitu saja meninggalkan Kayla dengan segudang pertanyaan di kepalanya.

Sungguh, Kayla sangat takut jika Raka yang dulu kembali lagi. Berulang kali Kayla coba berpikir dimana letak kesalahannya, namun dia belum juga menemukannya. Sebenarnya apa yang sudah terjadi? Mengapa Raka berubah kasar lagi?

Coba menenangkan hati Kayla menghela nafasnya berat. Mungkin Raka kelelahan dan berakhir emosi seperti ini padanya, Kayla harus bisa memaklumi profesi lelaki itu yang tidak mudah. Sekarang tugasnya adalah masuk ke dalam dan mulai menyiapkan kebutuhan suaminya.

"Ayo, Kayla kamu bisa. Lawan rasa takutnya" Ucapnya menyemangati diri sendiri dengan tangan terkepal di kedua sisinya lalu melangkah masuk ke dalam rumah setelah memantapkan hati.

Sesampainya di kamar mata Kayla mengedar tidak menemukan adanya Raka di sana. Bunyi gemericik air dari dalam kamar mandi menandakan jika suaminya itu tengah membersihkan diri. Kayla bergerak meletakkan teh yang baru ia buat ke atas nakas lalu membuka lemari menyediakan pakaian ganti untuk Raka.

Setelah menunggu dua puluh menit kini Kayla segera beranjak dari sofa saat melihat Raka akhirnya keluar dari kamar mandi dengan piyama handuk yang melekat di tubuhnya. Lelaki itu terlihat sangat tampan dengan rambut basah serta dada bidang yang terlihat walau tidak sepenuhnya.

Saat Kayla ingin berjalan mendekati Raka sudah lebih dulu menghentikan langkah wanita itu dengan melemparkan sebuah flashdisk kecil di atas ranjang. Alis Kayla menyatu bingung menatap benda kecil itu dan Raka bergantian.

"Buka file di flashdisk itu" Titah Raka terdengar tajam seraya memakai kaus putih dari dalam lemari. Ia bahkan tidak menyentuh pakaian yang telah Kayla siapkan untuknya.

Kayla memilih menuruti bergegas mengambil flashdisk tersebut lalu membuka filenya di laptop miliknya. Terdapat rekaman suara di sana, "Ini rekaman apa, Ka?"

"Hidupin"

Tidak ingin mendapatkan amukan yang membuat trauma nya kembali kambuh Kayla memilih mengikuti perintah Raka dengan jantung berdetak cepat. Perasaannya mendadak gelisah.

Rekaman suara itu mulai berputar menghasilkan percakapan yang sama seperti Raka dengar sebelumnya. Kayla membulatkan matanya tidak percaya. Ia bahkan menutup mulutnya menatap Raka yang tengah duduk bersantai di sofa sembari memainkan ponselnya. Bagaimana bisa percakapan ini ada pada suaminya?

Jadi ini alasan sikap Raka berubah dingin padanya? Kayla beranjak berdiri mendekati Raka yang kini ikut berdiri menatapnya dengan wajah datar dan tatapan tajam. Tidak ada sedikitpun kehangatan terselip disorot matanya.

"Ka, aku bisa jelasin" Kayla memegang lengan Raka berharap lelaki itu mau mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu.

"Jelasin" Ucap Raka tajam.

"Percakapan itu–" Kayla sedikit menunduk saat rasa pusing menyerang kepalanya. Tangannya yang memegang lengan Raka ia gunakan sebagai tumpuan agar tidak jatuh.

Raka menepis kasar tangan Kayla dari lengannya membuat wanita kaget terhuyung mundur selangkah. "Rekaman itu bener?"Tanyanya mengintimidasi.

Kayla diam tidak menjawab masih mencoba menahan rasa sakitnya. Sungguh! Ini benar-benar sakit, rasanya tubuhnya juga mendadak lemas luar biasa.

"JAWAB GUE!!"

Wajah pucat Kayla terangkat menatap Raka ketakutan dengan mata berkaca-kaca. "R-rekaman itu bener. Aku memang merencanakan hal itu dengan Brandon, t-tapi yang harus kamu tau aku udah coba menolak kerjasama itu berkali-kali"

Raka hanya diam tidak merespon apapun.

"Kamu percaya aku kan, Ka?"  Lirih Kayla. "Dan untuk pengobatan Mamah–"


Brugh


Raka menendang kursi rias di sampingnya hingga menimbulkan bunyi dentuman kuat yang membuat tubuh Kayla semakin bergetar ketakutan.

"MUNAFIK! JADI SELAMA INI LO JUGA CUMA PURA-PURA CINTA SAMA GUE?!"

Kayla menggeleng cepat. "Untuk itu aku gak pernah bohong soal perasaan aku, Ka. Aku beneran cinta sama kamu. Percakapan itu gak sepenuhnya benar, ada beberapa–"

"TUTUP MULUT KOTOR LO ITU!" Bentak Raka menumpahkan emosinya. "Nyesel gue pernah percaya bahkan sampai naruh hati ke orang yang salah. Lo munafik, Kayla!"

Sakit sungguh, mendengar ucapan Raka barusan luka lama di hati Kayla kembali terasa perih. "Ka, aku mohon tolong untuk kali ini percaya aku. Jangan bentak aku kayak gini, aku takut...."

"Drama lagi, hmm?! Penyakit gangguan kecemasan lo itu juga pasti cuma bagian dari skenario kebohongan yang lo dan Brandon buat kan?!"

"RAKA!" Bentak Kayla tidak terima dengan wajah memerah menahan amarah. Tidak taukah Raka dia bahkan sudah bersusah payah mengendalikan traumanya.

Lantas untuk apa Raka membantunya sembuh dari luka jika kini lelaki itu malah membuat luka baru untuknya. Ini bahkan lebih menyakitkan dari sikap kasar lelaki itu sebelumnya.

"Sekali anak perebut tetap anak perebut!" Sinis Raka. "Setelah Mamah lo berhasil merebut Papah gue, sekarang lo juga berhasil merebut gue dari Gladys"

"Hebat!" Raka tersenyum miring bertepuk tangan tepat di depan wajah Kayla. "Menjadikan diri seolah-olah korban padahal sendirinya adalah tersangka. Drama playing victim lo keren Kayla Lavanya Ainsley!"

Tangan Kayla terkepal di kedua sisi tubuhnya menahan perih dan nyeri luar biasa yang menggores dalam hatinya.

"Sampah!" Desis Raka tajam.


Degh


Kata menjijikkan itu harus kembali Kayla dengar dari mulut suaminya. Benarkah dia harus kembali menerima perlakuan kasar lelaki itu lagi? Tidak kah cukup dulu rasa sakit yang menyerangnya habis-habisan?

Raka berjalan mengambil jaket serta kunci motornya hendak pergi. Melihat itu Kayla buru-buru menahannya. "Kamu mau kemana, Ka? Kita belum selesai bicara"

Raka coba menulikan telinganya dengan tetap berjalan keluar kamar diikuti oleh Kayla yang terus mengejar dan meneriakkan namanya. Persetan dengan gadis itu! Hati Raka sudah terlanjur sakit mengetahui kebohongan seperti ini.

Jika Kayla mengatakan segalanya dan jujur dari awal, mungkin Raka masih bisa menerimanya. Bukankah mereka sudah berjanji tidak akan ada kebohongan lagi yang harus ditutup-tutupi  dari satu sama lainnya?

Namun ini sudah tidak bisa ditoleransi, Kayla menutupi rahasia ini selama bertahun-tahun. Raka merasa seperti orang bodoh saat ini.

"Ka, aku mohon jangan pergi. Kamu lagi emosi. Aku gak mau terjadi sesuatu sama kamu di jalan" Pinta Kayla memegang lengan Raka yang telah menaiki motornya. "Kamu boleh pukul aku, tampar aku dengan kalimat menyakitkan apapun itu. Tapi jangan pergi dan marah kayak gini, Ka.... Aku mohon...."

"Lepasin tangan gue!"

Kayla menggeleng menolak dengan tegas. "Tolong dengerin dulu penjelasan aku"

"Semua udah cukup jelas!" Raka melirik ke arah tangan Kayla yang memegang lengannya. "Gue mencoba untuk gak berlaku kasar, tapi kayaknya lo memang minta di kasarin"


Brugh


Tubuh mungil wanita itu terjatuh bahkan sedikit terseret di atas batako halaman rumah saat Raka melajukan motornya begitu saja dengan kecepatan tinggi. Lelaki itu pergi tanpa mendengarkan penjelasan lengkap dari cerita sebenarnya yang tidak Raka ketahui.

Kayla menangis terisak pelan menunduk memandang lutut, lengan serta telapak tangannya yang mengeluarkan darah. Ia mencoba bangkit berdiri meski harus dengan susah payah menahan sakit di kepalanya.

"Kamu udah janji gak akan nyakitin aku lagi, sekarang aku tanya dimana janji itu, Ka?" Lirih Kayla melangkah tertatih Ratih ke dalam rumah dengan pandangan kosong. Senyum miris terlukis di wajah pucat gadis itu.

Captain-nya berubah, Raka-nya benar-benar berubah kembali seperti dulu. "Jangan nangis, Kay! Jangan lagi. Lo lemah! Cuma segini doang dan lo nangis?" Rintih Kayla memukul dadanya yang terasa sesak berulang kali.

"Mah... Kenapa harus kayak gini lagi? Kebahagiaan Kayla kenapa gak bisa bertahan lama sih, Mah?" Isak wanita itu pilu terdengar frustasi dengan jalan takdirnya.

Dari kejauhan rumah Raka dan Kayla orang yang menjadi dalang dari segalanya tersenyum penuh kemenangan. Inilah yang ia tunggu setelah bertahun-tahun lamanya. Setengah rencananya telah berhasil dijalankan, tinggal menunggu kelanjutannya.





°°°°°





Di jalan yang cukup padat Raka mengendarai motornya dengan ugal-ugalan. Lelaki itu bahkan mendapat beberapa makian dari pengendara lainnya. Raka tetaplah Raka, ia menganggap acuh perkataan mereka semua. Sikap keras kepalanya memang susah untuk di kendalikan jika sudah dalam keadaan marah.

Satu persatu ucapan Kayla yang mengatakan jika rekaman itu memang benar adanya kini memenuhi kepalanya. Wajah Raka sudah berantakan dengan air mata yang membanjiri pipinya.

Hingga tanpa sadar sebuah mobil melaju cepat berlawanan arah dengannya. Raka yang baru tersadar dengan pikiran kalutnya spontan membelokkan arah untuk menghindari mobil tersebut dan berakhir menabrak mobil lainnya dari samping.



Brak!



Kecelakaan itu tidak dapat lagi dihindari. Tubuh lelaki itu terpental dan berguling di aspal dengan motor yang sudah terseret beberapa meter darinya. Sebelum memejamkan mata terbawa oleh kegelapan Raka sedikit menggeram kecil dan meringis menahan sakit.

"Gue benci lo K-kayla...."

Beberapa pengendara di sana langsung menuruni kendaraannya untuk membantu membawa Raka ke rumah sakit. Lelaki itu sudah tidak sadarkan diri dengan kondisi mengenaskan. Darah yang mengalir dari kepala serta bagian tubuh yang lain sudah mengotori pakaiannya.

Sesampainya di rumah sakit para perawat langsung membaringkan Raka di atas brankar dan mendorongnya ke dalam ruang unit gawat darurat untuk mendapatkan pertolongan pertama sebelum dokter datang.

Setelah beberapa luka terbuka lelaki itu dibersihkan oleh beberapa perawat seorang dokter perempuan berambut panjang terikat memasuki ruangan tergesa-gesa. Langkah dokter itu terhenti setelah melihat pasien yang akan dia tangani.

"A-aka?"

Gladys mematung masih coba meyakinkan diri bahwa ini bukanlah mimpi. Benarkah lelaki di hadapannya ini adalah Aka–nya? Mantan kekasihnya?

Seorang perawat menghampiri Gladys. "Dokter, pasien sepertinya harus segera mendapat donor darah. Selain itu di beberapa bagian tubuhnya juga harus dilakukan penjahitan"

Gladys terkesiap tersadar dari lamunan. "I-iya, siapkan semua alatnya segera" Titahnya kemudian memantapkan hati untuk mendekati dan memeriksa Raka.

Dalam hati Gladys terus menyemangati dirinya untuk tidak lemah. Raka adalah masa lalu, dia harus bisa tegas pada dirinya untuk bisa bersikap profesional memisahkan antara masalah pribadi dan pekerjaan.

Sebelum tangan Gladys bergerak memeriksa denyut nadi Raka, lelaki itu tersadar berucap lirih. "L-lo jahat, Kay....."

Disisi lain Kayla sejak tadi tidak berhenti mondar-mandir gelisah memikirkan kemana Raka pergi. Dia sudah menghubungi semua teman-teman lelaki itu, tapi tidak ada satupun dari mereka yang tau keberadaan Raka.

Ingin sekali Kayla meminta bantuan Sean untuk mencari Raka, namun ia takut lelaki itu mengetahui pertengkaran yang terjadi diantara mereka. Kayla tidak ingin Raka semakin marah jika dia menceritakan pertengkaran mereka pada sahabatnya.

Dering ponsel miliknya membuat Kayla terperangah terkejut. Sebuah nomor asing menghubunginya, tanpa berpikir panjang ia segera mengangkatnya berpikir jika mungkin orang yang menelponnya adalah salah satu teman Raka.


"Selamat malam, apakah benar ini kediaman Bapak Rakadenza?"

"Iya, selamat malam. Benar, saya istrinya"

"Kami dari pihak rumah sakit Healthy Advance ingin memberitahukan jika pasien dengan nama lengkap Rakadenza Zayn Heiden berada di rumah sakit kami karena kecelakaan"


Darah Kayla berdesir hebat diikuti detak jantung yang berpacu cepat. Wajahnya yang pucat semakin terlihat memucat mendengar kabar jika Raka kecelakaan.

"Saya segera ke sana"



Klik


Sambungan terputus. Kayla langsung memesan taksi online untuk segera pergi ke rumah sakit. Dia tidak lagi memperdulikan penampilannya yang jauh dari kata baik mengingat luka di tangan, lengan, serta lututnya masih belum ia obati. Apalagi mata sembab sehabis menangis memperlihatkan seberapa berantakannya wanita itu.

"Aku udah bilang untuk gak melampiaskan amarah kamu di luar rumah, Ka" Ucap Kayla khawatir dengan mata berkaca-kaca. Dia tidak berhenti mengigit ujung kukunya menetralisir rasa takut.

"Bertahan. Aku mohon jangan tinggalin aku kayak yang lainnya...." Lirihnya menangis terisak.

Peristiwa kecelakaan sudah banyak merenggut orang-orang terkasih nya. Ayah kandungnya, Mamahnya, serta Haiden Papah sambungnya. Kayla tidak ingin ada kehilangan lagi dengan kejadian yang sama. Sudah cukup! Dia tidak akan sanggup, Sungguh.











Haiii semua!!!



Digantung lagi ya? Iya sengaja biar kalian tambah darah tinggi HAHAHA


Wahhh Gladys comeback guyss!!! Makin excited gak nih sama next chap? Masih banyak kejutan dari aku, jadi pantengin terus ya cerita ini sampai ending.



Kira-kira gimana ya kalau Raka dan Kayla ketemu Gladys nanti?



Sabar ya Kay, bahagia di cerita ini gak semudah waktu kamu minta tas dior:)




Buat yang mau aku cepet up, seperti biasa ramein dengan vote dan spam komen ya^^




See U Next Chapter❤❤

















Continue Reading

You'll Also Like

68.7K 6.3K 74
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
706K 51.6K 37
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
408K 33.1K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.