Assalamualaikum 🙏
Wattpad ini masih di lanjut kok teman2
Makasih ya yang udah dukung dan ngasih saran yang terbaik buat Wattpad ini
Maaf ya kalo update nya nggak terlalu teratur, karena author juga lagi sibuk kerja
Jadi maaf juga ya kalo author belum bisa balas komen kalian satu2
Bukan sok ngartis sih✋😂, tapi emang masih menggarap wattpad yang satunya
Sekali lagi maaf ya, author janji bakal balas komentar kalian
Terimakasih 🙏
••
-Petang hari
Karena Radi langsung menutup Kedainya petang itu juga, supaya ia masih ada banyak waktu untuk merawat Zahra
Hal itu sempat tidak di perbolehkan oleh sang istri, karena Zahra berpikir bahwa ia tidak ingin membebani Radi
Namun karena kondisi Zahra yang memang sangat membutuhkan Radi, Radi pun mau tidak mau harus menutup Kedainya
Tak lupa setelah menutup Kedainya, Ia menyapu lantai rumahnya dari belakang sampai pintu depan tak lupa juga ia menyapu lantai kedainya
Karena lebarnya ruangan rumah Radi sementara itu ia juga tidak terbiasa membuatnya sangat kelelahan
Beruntungnya ia masih di bantu oleh sang putri dalam mengerjakan pekerjaan rumah
Karena merasa lelah,
Radi pun duduk di kursi kedai ia menghela nafas, ternyata tidak gampang juga menjadi seorang ibu rumah tangga sehari saja
"Hah"
"Melelahkan juga ternyata" ucap Radi yang mulai meletakkan sapunya di samping kursi yang ia duduki
Padahal setiap hari Zahra melakukan hal yang sama Radi lakukan sehari ini
Namun bedanya Zahra sama sekali tidak pernah terlihat mengeluh sedikitpun
Bahkan luar biasanya setelah Zahra melakukan pekerjaan rumah ia langsung membantu Radi saat itu juga
Radi awalnya berpikir bahwa itu adalah hal yang biasanya dilakukan oleh ibu rumah tangga pada umunya, tapi ternyata ia salah
Tak lama dari itu,
Sang putri datang membawakan segelas air putih untuk ayahnya
"Ayah haus kan? Ini Ara bawain minum" ucap sang putri pada Radi
Radi menoleh ke arah Zahira
"Eh, A'Ara"
Ia agak terharu Ketika Ara datang dan membawakan minum
Radi tersenyum ke arah sang putri
"Makasih ya, putri ayah ini tau banget kalo ayahnya lagi haus" ucap Radi pada Zahira
Zahira mengangguk senyum
"Iya Ayah"
Radi karena merasa haus pun langsung Meneguknya, sementara Zahira duduk di depan Radi
"Sebenarnya Ara tadi udah mau buatin minum buat ayah sebelum bunda yang minta" ucap Zahira pada ayahnya
Radi mengerutkan keningnya
"Jadi-- Ara buatin minum buat ayah ini karena bunda yang minta?" Tanya Radi pada putrinya
Zahira mengangguk senyum
"Iya, Bunda tau ayah tadi nyapu, karena suara sapuan Ayah terdengar jelas sama bunda" jelas Zahira
Zahra
Dia masih sakit aja masih perhatian kayak gini
Aku jadi Ndak enak sama dia
Gumam Radi dalam hati
"Em, Tapi kok bunda Ndak bangun sayang?" Tanya Radi pada Zahira
Pada saat Radi menyapu tadi, Zahra seperti tengah tertidur, padahal Zahra tidak tidur karena kepalanya masih terasa pusing
Ara menggeleng cepat
"Kalo soal itu-- Ara nggak tau juga yah, mungkin bunda masih pusing jadi tidurnya agak keganggu" balas Zahira
Radi pun mengangguk mengerti
Ia tersenyum ke arah Zahira
"Em, gitu ya, yaudah terimakasih ya" ucap Radi pada Zahira
Zahira kembali mengangguk senyum
••
-Malamnya
Ketika adzan Isyak tiba
Radi pun bergegas untuk ambil wudhu, lalu kembali ke kamar dengan mengenakan baju Koko lengkap mengenakan peci dan juga sarungnya
Setelah itu ia langsung melaksanakan shalat Isyak
Zahra memperhatikan Radi yang tengah khusuk dalam setiap rakaat shalat nya, sampai Radi selesai Shalatnya
"Assalamualaikum warahmatullah"
"Assalamualaikum warahmatullah"
Setelah salam terakhir, Radi mengalihkan pandangannya ke arah Zahra
Zahra juga nampak menatap ke arah Radi, tak lama dari itu Radi sedikit tersenyum
Ia pun berdiri dan berjalan ke arah Zahra, ia duduk di samping Zahra merebahkan tubuhnya
Zahra mengerutkan keningnya ke arah Radi
"Mas kok Ndak do'a?" Tanya Zahra pada Radi
Radi kembali tersenyum, ia meraih tangan Zahra dan menggenggamnya cukup erat
"Mas do'a nya disini, sama kamu" ucap Radi pada Zahra
Zahra mengulum senyumnya
"Mas do'a dulu" ucap Radi pada Zahra
Zahra mengangguk senyum
"Iya mas" balas Zahra
Tak lama dari itu Radi memejamkan kedua matanya dan berdoa akan kesembuhan istrinya
Radi kembali membuka kedua matanya
Setelah itu,
Satu tangan Radi mengusap2 rambut Zahra lalu ia mencium kening istrinya
CUP!
"Cepat sembuh ya istriku" ucap Radi pada Zahra
Zahra nampak menatap Radi dengan tatapan yang tak biasanya
Radi mengerutkan keningnya
"Kenapa Zahra?" Tanya Radi pada Zahra
"Mas kok dari tadi nyebutnya pake nama asli Adek terus?" Tanya Zahra pada Radi
"Mas itu sebenarnya lebih suka nyebut pake nama asli kamu Dek"
"Em-- Adek-- kurang nyaman ya?" Tanya Radi pada Zahra
Zahra menggeleng
"Ndak kok Mas"
"Adek nyaman2 aja" balas Zahra
"Kan kata Mas sendiri, Orang Jawa biasanya manggil istrinya dengan sebutan Dek, karena Adek istri mas ya Adek ngikut2 aja apa kata Mas, mungkin itu udah kebiasaan orang Jawa" ucap Radi pada Zahra
Radi mengangguk
"Iya"
Setelah itu Zahra hanya terdiam dan menatap Radi
"Malam ini-- mas Radi ganteng banget" ucap Zahra pada Radi
Radi sedikit terkekeh mendengar ucapan sang istri
Radi kembali tersenyum dan menatap Zahra
"Istriku ini juga Cantik kok" balas Radi
Zahra sedikit tersenyum
"Masa?" Sela Zahra
Radi mengangguk senyum
"Siapa sih disini yang cantiknya melebihi mu Zahra, mas pikir Ndak ada" balas Radi
"Ada kok" balas Zahra
Radi mengerutkan keningnya
"Siapa?" Tanya Radi pada Zahra
"Ibu2 komplek temen Adek juga banyak yang cantik" Balas Zahra
Radi mengangkat satu alisnya ke arah Zahra
"Tapi mas sukanya cuma sama Zahra, gimana tuh?"
Zahra kembali mengulumkan senyumnya, tak lama ia meraih bantal dan menutup wajahnya karena godaan Radi yang menurutnya sudah membuat hatinya berdebar
"Hei, Bunda"
"Kenapa Bunda malam Nutup wajah bunda pake bantal? Ayah jadi gak bisa lihat wajah bunda" Tanya Radi setengah terkekeh
Tak lama Zahra pun membukanya
Ia memanyunkan bibirnya
"Udah Ayah udah, Bunda juga Ndak tahan kalo Ayah gombal Mulu" ucap Radi pada Zahra
"Ndak, mas Ndak mau berhenti, karena istriku ini memang cantik" balas Radi lagi
Setelah obrolan tadi, suasana menjadi hening
Zahra pun menghela nafas
"Bunda bosen tiduran Mulu dari tadi Yah, ayah Ndak ada niatan buat bikin bunda Ndak bosen gitu?" Tanya Zahra pada Radi
Radi mengerutkan keningnya
"Emang Bunda Mau ayah ngapain?" Tanya Radi pada Zahra
Zahra seperti berpikir
"Ndak ngapa-ngapain sih, temenin aja disini" balas Zahra dengan sedikit senyumnya
Radi Pun mengangguk senyum
"Iya, ini ayah nemenin bunda kok, bunda tenang aja, ayah Ndak pergi" balas Radi sembari menyela rambut Zahra pelan
"Bunda mau ayah pijitin?" Tawar Radi pada Zahra
"Em, e'emang boleh ya Yah? Kan Ndak sopan tiba2 nyuruh ayah buat mijitin bunda, j'jadi Ndak enak sama Ayah" balas Zahra agak canggung
Radi menggeleng senyum
"Ndak kok Bunda"
"Kan ayah yang nawarin" balas Radi
"Mau ya" ucap Radi lagi pada Zahra
Zahra pun mengangguk senyum
"Em, i'iya deh, kalo ayah yang nawarin" balas Zahra
Radi pun memijit kaki Zahra dengan sangat baik, Zahra juga nyaman dengan pijitan Radi
Hal itu membuat Zahra nampak menatap Radi sedari tadi
Radi juga merasa Zahra sedari tadi tengah menatapnya, Radi pun mengalihkan pandangannya ke arah Zahra
"Kenapa Bund?" Tanya Radi pada Zahra
Zahra menggeleng dengan sedikit senyum diwajahnya
"Ndak papa"
"Ayah makasih ya udah mau mijitin bunda" ucap Zahra pada Radi
Radi mengangguk
"Ini juga kewajiban Ayah, Ayah juga Ndak mau bunda sakit apalagi sampai drop" ucap Radi pada Zahra
Radi tersenyum sembari mengusap pipi Zahra lembut
"Bunda itu Ndak perlu bilang Terimakasih, justru sebaliknya seharunya ayah yang bilang Terimakasih sama bunda"
"Makasih ya udah bantu ayah selama ini" ucap Radi pada Zahra
Zahra hanya mengangguk senyum
••
===[NEXT]===
JANGAN LUPA BACA CERITA LANJUTAN WATTPAD INI YA😉❤️❤️