BROTHER BUT MARRIAGE "BBM" [S...

By IndahTriFadillah

7M 654K 127K

Dia Kayla Lavanya Ainsley, sosok gadis remaja berusia 18 tahun yang harus terpaksa menikah dengan Rakadenza Z... More

CAST
TRAILER
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30 •SPECIAL•
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Extra Chap 1
Extra Chap 2
Extra Chap 3
Pengumuman: Sequel?
Penting!!
INFO PENTING BBM
INFO PO BBM
VOTE COVER+GIVE AWAY
GIVEAWAY & PAKET NOVEL
Extra chap 4
GIVE AWAY & PO KE-2 BBM
PAKET SEPECIAL PO KE 2 BBM
New Story "LANGIT FAVORIT ARTHUR"

Chapter 26

84K 9.1K 1.8K
By IndahTriFadillah


Jangan lupa spam komen yaa!!
Vote dulu biar gak lupa, oke^^





Buat yang belum follow aku, ayo buruan follow dulu biar gak ketinggalan informasi cerita ini di wall:)




Suka sama ceritanya? Jangan lupa bantu share yaa❤❤












"Gimana nilai kamu"

Raka menekuk wajahnya lesu menggeleng pelan pada Kayla sembari memegang selembar kertas berisi nilai-nilai ujian dalam buku laporan sekolah miliknya. "Semua hasilnya mengecewakan"

"Masa sih?" Kayla memasang raut tidak percaya. Sedetik kemudian ia merubah ekpresinya menjadi sendu. "Maaf ya, Ka. Aku gak sepintar Gladys, jadi untuk ngajarin kamu ilmu pelajaran pun aku gak se mahir dia"

Raka mengubah posisi duduknya menyamping memandang Kayla yang menunduk penuh sesal. Seulas senyum tipis terpatri di wajah Raka. Kayla terlihat begitu menggemaskan dalam keadaan tengah menyesali sesuatu seperti ini.

"Nih liat sendiri" Ucap Raka menyodorkan buku laporan sekolah miliknya.

Kayla mengangkat pandangannya menatap buku laporan Raka dengan wajah berubah terkejut senang. "Raka, kamu bohong? Ini nilai kamu bagus semua, Ka"

"Berkat lo"

"Enggak, ini berkat kerja keras kamu yang belajar sampai larut malam. Kalau kayak gini aku yakin kamu bisa diterima di Universitas terbaik dan jadi salah satu lulusan terbaik di sekolah"

"Lo juga akan jadi salah satu dari lulusan terbaik tahun ini disekolah" Ucap Raka balik memuji. "Lihat aja nilai-nilai lo, semua sembilan puluh ke atas"

Kedua tangan Kayla ia angkat meminta tos pada Raka yang di sambut baik oleh lelaki itu. Mereka ber tos ria merayakan hasil ujian yang memuaskan bagi keduanya.

"Kamu hebat!"

"Lo lebih hebat" Raka mengusap puncak kepala Kayla sambil tersenyum manis.

Sejujurnya disaat tengah akrab seperti ini Kayla merasa sangat takut. Takut jika Raka hanya sedang berpura-pura baik dan merencanakan hal yang lebih menyakitkan lagi untuk dirinya. Tapi setiap kali perasaan ragu terhadap sikap lembut Raka itu muncul, hati Kayla selalu berbisik jika lelaki itu memang tulus baik padanya.

"Raka"

Secangkir teh yang baru saja Raka seruput ia letakkan kembali ke atas meja. Dia menoleh menatap Kayla dengan alis terangkat sebelah. "Kenapa?"

"Makasih"

"Untuk?"

"Kamu udah mulai nepatin janji untuk jalani pernikahan ini sungguh-sungguh" Perasaan Kayla sedikit tergores pedih. Dalam pikirannya saat ini, Raka bertindak seperti ini pasti juga karena ingin cepat-cepat lepas dari pernikahan terpaksa ini.

Lelaki itu sedang menjalankan syarat untuk lepas darinya, bukan akan membangun sebuah hubungan yang lebih indah bersamanya di masa depan.

"Gue seneng jalaninnya jadi buat apa bilang makasih"

Untuk kesekian kalinya Kayla kembali dibuat tertegun oleh ucapan Raka yang dia tidak mengerti maksud dan maknanya. Raka senang melakukan hal-hal manis ini padanya? Kayla rasa dia seperti tengah berada di dalam mimpi. Dia masih tidak percaya dengan semua yang terjadi akhir-akhir ini.

"Emmm, Ka. Aku ada sesuatu buat kamu" Ucap Kayla kembali memecah keheningan.

Gadis itu segera bangkit melangkah menaiki tangga menuju kamarnya. Tidak berselang lama Kayla kembali dengan sebuah kotak kado berukuran sedang ditangannya. Ia berjalan penuh dengan rasa semangat menghampiri Raka.

"Semoga kamu suka ya" Ucap Kayla menyodorkan benda ditangannya.

Raka menerimanya dengan dahi berkerut bingung. "Apaan nih? Rajin banget kayaknya lo kasih gue kado"

"Buka aja"

Lelaki itu menuruti perintah Kayla membukanya dengan hati-hati. Setelah kotak itu terbuka mata Raka berbinar tidak percaya dengan apa yang tengah ia lihat. "Lo beneran beliin ini buat gue?"

"Sebelum kita pisah dan kamu bener-bener jadi seorang pilot buat nepatin janji kamu sama Gladys, bolehkan aku liat kamu pakai seragam itu? Aku mau jadi orang pertama yang liat kamu pakai pakaian itu, Ka"

"Uang dari mana?" Raka tau seragam lengkap seperti ini tidak dijual dengan harga murah.

"Aku sisihin gaji aku buat beli seragam itu. Gak masalah kan? Aku gak pakai uang kamu, Ka. Jadi, jangan marah dan takut kalau aku bakal boros dan habisin uang kamu" Ucap Kayla takut-takut menundukkan wajahnya.

Raka bangkit membawa satu set seragam pilot pemberian Kayla di tangannya."Gue coba dulu kalau gitu"

Pandangan Kayla terangkat merasa senang karena Raka mau menuruti permintaannya. "Iya, jangan lama ya"

Anggukan dari Raka membuat Kayla tersenyum hangat. Sejak Raka berubah lembut dan manis, senyum tidak pernah luntur dari wajah Kayla. Dia benar-benar senang Raka bisa menjadi sosok yang seperti sekarang.

Setelah menunggu beberapa menit Raka kembali dengan seragam pilot yang sudah melekat di tubuhnya. Lelaki itu terlihat sangat gagah dan tampan.

"Ekhmm, gimana?" Tanya Raka berdeham menyadarkan Kayla dari fokusnya yang tengah memainkan ponsel.

Kayla menoleh menatap Raka dengan tatapan kagum dan merasa takjub. Lelaki itu benar-benar tampan. Gadis itu segera bangkit dari duduknya mendekati Raka dengan senyumnya. "Ini juga di rapihin dong, Ka" Kayla membenahi kerah seragam Raka lalu menyampirkan rambut lebat lelaki itu ke samping agar tidak menutupi wajahnya.

"Sengaja biar lo yang benerin" Goda Raka tersenyum jahil.

"Mulai deh" Kesal Kayla sedikit mengerucutkan bibirnya. "Kita foto ya? Kamu mau kan? Aku janji gak akan post foto ini di sosial media aku, cukup jadi kenangan buat aku simpan sendiri. Boleh?" Tanya Kayla berharap penuh.

"Mau di post juga gak papa" Ucap Raka santai kemudian mengambil alih ponsel milik Kayla dari tangan gadis itu. "Sini deketan. Selfie aja ya?"

Kayla yang masih terpaku karena Raka memperbolehkannya untuk berdiri sedekat ini bersama lelaki itu mengangguk canggung. "Iya gapapa"

Keduanya saling merapatkan diri berselfie dengan bermacam gaya dan tawa sebagai pengisinya. Setelah selesai mengabadikan moment mereka, Kayla masih tidak berhenti terkikik geli melihat hasil foto mereka. Segala macam ekspresi dari Raka membuatnya tidak bisa berhenti tertawa.

"Raka liat nih, muka kamu manyun kayak domba tau gak" Ucap Kayla masih terus tertawa dengan pandangan tetap fokus pada ponselnya.

"Kalau gue domba berarti lo bulunya"

Tawa Kayla sontak terhenti dengan raut tidak terima. "Kenapa gitu?"

"Itu dua hal yang saling berkaitan dan berhubungan kan? Kayak lo sama gue"

"Apa sih kamu? Gak cocok banget gombal. Garing!"

"Memang gak lagi ngegombal, tapi ngelawak. Jadi tadi gue gak lucu ya?"

"Ya iya lah" Angguk Kayla membenarkan. "Aku juga gak ketawa dengernya"

"Jelas aja gue gak lucu, kan yang lucu cuma lo"

Pipi Kayla bersemu merah. Segera gadis itu mengalihkan pandangannya ke arah lain agar tidak tertangkap basah oleh Raka. "Terserah kamu"

Keduanya kini kembali sibuk dengan aktivitas masing-masing. Raka sudah membuka seragamnya berganti dengan kaus putih dan kaca mata yang terpasang di matanya. Lelaki itu tengah membuka laptop untuk membuat dokumen persiapan memasuki universitas penerbangan sesuai yang Kayla sarankan.

Kayla sendiri tengah duduk di samping Raka tertawa sambil memainkan ponselnya. Ponsel gadis itu sejak tadi tidak berhenti berbunyi menandakan ia tengah saling mengirim pesan dengan seseorang.

"Kay, suara ketawa lo bisa kecilin dikit gak? Itu ponsel lo juga dari tadi bunyi. Lo lagi kirim-kiriman pesan sama siapa?" Cecar Raka dengan banyak pertanyaan. Raut lelaki itu seolah seperti seorang suami yang tengah cemburu terhadap istrinya. Raka mendadak berubah posesif.

Kayla menoleh langsung mematikan ponselnya takut jika Raka akan marah. "S-sama Sean" Jawabnya gugup.

Sontak Raka melepas kacamatanya menatap Kayla tajam. "Mau apa dia? Kenapa lo sampai ketawa-ketawa gitu?"

"K-kita cuma lagi bercandaan doang, Ka. Jangan marah...."

"Siniin ponsel lo" Tangan Raka terulur. "Buru siniin" Ucapnya lagi saat melihat Kayla hanya diam menunduk.

Dengan perasaan takut Kayla memberikan ponselnya. "Jangan dibanting ya, Ka. A-aku gak punya duit lagi buat beli ponsel baru. Gaji aku juga tinggal dikit di tabungan" Ucapnya polos.

Mendengar itu Raka hampir saja tertawa. Lelaki itu berusaha menahannnya dengan mengulum bibirnya sejenak tanpa Kayla ketahui karena sedari tadi gadis itu terus menunduk.

Raka membuka ponsel Kayla membuktikan bahwa gadis itu memang sedang tidak berbohong padanya. Benar saja, Kayla memang sedang saling mengirim pesan dengan sahabatnya.

Semua tampak biasa saja buat Raka, tidak ada yang lucu di percakapan mereka. Hingga akhirnya dia menemukan sebuah foto yang Kayla kirim pada sahabatnya dikirim kembali pada Kayla dengan keadaan berbeda.


Before:

After:

Sean

Tanyain dong sama suami lo, Kay. Sulam bibir dimana dia?

Atau habis ciuman sama tawon ya? Lo sih gak ngasih jatah, sampe binatang jadi korban pelecehannya



Tangan Raka terkepal geram. "Jadi dari tadi kalian ngetawain foto gue?!"

"Gak maksud, Ka... T-tapi itu lucu beneran deh"

"Diem lo! Ini gak ada lucu-lucunya" Bentak Raka.

Lelaki itu berdiri meletakkan ponsel Kayla dan laptopnya di atas meja lalu meraih tangan Kayla membuat gadis itu ikut berdiri. "Mau kemana, Ka?"

"Tidur! Lo gak liat udah jam berapa?" Ucap Raka ketus.

Kayla melirik ke arah jam di dinding. Benar saja, jam sudah menunjukkan pukul tengah malam. Dia kembali menatap Raka yang membalas tatapannya. Entah mengapa Kayla merasa tatapan itu mengartikan sebuah..... Kecemburuan? Mungkin?

"Terus kenapa kamu narik aku?"

"Jadi lo masih mau disini lanjutin kegiatan kirim-kiriman pesan gak jelas sama, Sean?" Raka menarik Kayla untuk mengikutinya. Tarikan ini tidak kasar, melainkan hanya sedikit terburu-buru membuat Kayla bersusah payah mengikuti langkah lebar Raka.

Setibanya di kamar Raka melepas sandal rumahnya berbaring di ranjang milik Kayla tanpa izin.

"Lo mau berdiri disitu aja sampai pagi? Tidur" Titahnya. "Sini" Sambung Raka menepuk-nepuk kasur bagian yang kosong di sebelahnya.

"Kamu tidur disini lagi?"

"Kenapa? Lo gak suka?"

"Bukan gitu, Ka. Tapi kan–"

"Bawel!" Raka menarik Kayla untuk bergabung tidur di sampingnya  dalam dekapannya seperti malam-malam sebelumnya.

Kayla hanya diam tidak membantah. Dia tidak ingin munafik, tidur dalam dekapan Raka selalu menyalurkan rasa nyaman untuk dia dalam tidurnya. "Dasar cowok galak" Gumam Kayla mendongak menatap Raka yang sudah memejamkan matanya.

"Gue denger"

Gadis itu buru-buru menutup mulutnya terkejut. Dia kira Raka sudah terlelap. Kayla bodoh, rutuknya dalam hati. "Tapi ganteng kok" Sambung Kayla pelan.

Dia mendadak semakin berani mengutarakan ucapannya langsung pada Raka. Entahlah, tapi Kayla merasa Rakanya yang dulu seperti kembali lagi. Jahil dan bisa untuk diajak bercanda bersama.

"Makasih" Balas Raka datar masih memejamkan matanya semakin mengeratkan Kayla dalam dekapannya.

"Gak mau muji balik?"

"Lo cantik kalau gak berisik"

"Kamu juga ganteng kalau gak galak"

"Diem! Tidur sekarang atau lo gue cium lagi"

Kayla spontan memejamkan matanya erat memasukkan seluruh bibirnya ke dalam mulut. Dia tidak mau kejadian dulu dan kemarin malam kembali terulang.

Raka sedikit membuka matanya saat tidak lagi mendengar ocehan Kayla. Ia melirik menatap Kayla yang posisi kepalanya berada di dada bidangnya. Raka tersenyum geli, gadis itu selalu saja bisa membuatnya merasa gemas setiap kali sudah memasang wajah ketakutan seperti itu.

Dering ponsel Raka di saku celananya membuat Raka bergerak bangun membuat Kayla ikut membuka mata. Raka mengernyit saat melihat nama Gladys di layar ponsel. Tumben sekali kekasihnya itu menghubunginya di tengah malam begini.

Raka menatap Kayla meminta persetujuan. Gadis itu mengangguk memperbolehkan. "Angkat aja, siapa tau penting"

Segera Raka mengangkatnya tidak lupa membesarkan volume suara agar Kayla juga bisa mendengar percakapan mereka. Dia hanya ingin Kayla tidak berpikir aneh dan–salah paham."Halo, Dys"

"R-raka kamu bisa kerumah aku sekarang? Aku takut, Ka..."

Suara Gladys terdengar bergetar ketakutan. Raka mendadak gelisah dan khawatir mengingat gadis itu hanya sendiri dirumah. Papah gadis itu tengah melakukan penerbangan ke luar kota, begitu juga dengan Bundanya yang ikut menemani.

"Kamu kenapa? Jelasin pelan-pelan sayang....."

Raka tidak lagi menyadari jika dia tengah berada di dekat Kayla. Dia mengucapkan kata sayang tanpa berpikir terlebih dahulu. Rasa khawatirnya  pada Gladys lebih mendominasi pikirannya saat ini.

Disisi lain Kayla mengepalkan tangannya yang berada di balik selimut. Bukan marah, melainkan hatinya tengah menahan perih saat kembali dihadapkan kenyataan bahwa dia hanya pemeran tanbahan disini. Pemeran utama hanyalah Raka dan Gladys, seharusnya Kayla menyadari itu dan tidak terbawa suasana oleh perlakuan lembut Raka.

"Arghhh....l-lo siapa?!"

Terdengar kembali teriakakan Gladys dari sebrang telfon. Raka dan Kayla sontak saling memandang. Jantung Raka berdetak kuat, dia yakin ini pasti ulah Brandon. Lelaki itu belum juga menyerah ternyata.

"Brandon sialan!" Maki Raka membuat Kayla bingung. Apa benar Brandon menghampiri Gladys?

"Aku kesana sayang, tunggu sebentar ya" Ucap Raka kemudian mematikan ponsel segera meraih kunci motor miliknya di atas nakas hendak pergi.

Kayla segera bangkit mencekal pergelangan Raka membuat lelaki itu menoleh menatapnya. Kayla menggeleng memohon sendu. "A-aku takut Brandon juga dateng kesini, Ka...."

"Dia gak mungkin kesini karena sekarang dia ada di rumah Gladys"

"Tapi–"

Raka melepas paksa cekalan tangan Kayla membuat gadis itu mundur beberapa langkah lalu segera pergi tanpa memperdulikan ketakutan Kayla. Gadis itu meneguk ludahnya kasar. Dia yakin Brandon tidak akan se gegabah itu untuk mendapatkan Gladys. Kayla takut ini semua hanya akal-akalan lelaki itu untuk menjebak Raka.


Dugh dugh


Bunyi jendela kaca kamar yang seperti tengah ingin dibuka paksa membuat tubuh Kayla bergetar. Kakinya mendadak lemas saat melihat keberadaan Brandon diluar sana. Benar bukan dugaannya? Lelaki itu tengah mengalihkan perhatian Raka untuk bisa kembali menyakitinya.

"Urusan kita yang kemarin belum selesai" Ucap lelaki dengan jaket kulit hitam membalut tubuhnya yang kini berdiri di hadapan Kayla.

Kayla mengambil ancang-ancang untuk segera melarikan diri. Dia mundur perlahan saat Brandon mulai mendekatinya. Sepertinya sebuah kesialan tengah dipihaknya, ponsel miliknya berada di ruang tamu. Bagaimana caranya untuk meminta tolong?

Coba memberanikan diri Kayla membuka suara. "Raka udah jaga jarak dari Gladys, terus mau lo apalagi? Seharusnya lo gunain kesempatan ini untuk deketin cewek itu, bukan malah nyakitin gue lagi brengsek!!"

"Perlu gue ingetin lagi?" Brandon tersenyum smirk. "Tujuan utama gue memang untuk dapetin Gladys, tapi gue tetap akan buat lo jadi sampah untuk Raka. Dengan begitu gue akan satu langkah lebih unggul dari dia"

"Jadi lo memang sengaja ngalihin Raka untuk kerumah Gladys?!" Bentak Kayla dengan suara bergetar.

Brandon mengangguk santai. "Yang disana orang suruhan gue. Raka bodoh karena lebih milih ninggalin lo yang kemungkinan untuk gue sakitin lebih besar daripada Gladys. Mana mungkin gue nyakitin orang yang gue sayang" Ucap Brandon tertawa dengan seringain nya.

Tubuh Kayla bergetar. Kakinya semakin lemas membuatnya tidak lagi bisa menopang diri. Dia berlutut di hadapan Brandon. Sekali lagi Tuhan membawanya kedalam penyiksaan menyakitkan. Entah kali ini dia akan beruntung, atau mungkin kejadian yang akan merenggut masa depannya akan benar terjadi malam ini.

"Let's start to game Kayla"











Haii semua!!

Dapet salam dari calon Captain Rakadenza nih....

Mau senyum jahat dulu malam ini kalian aku buat overthinking sama next chapter wkwkwk



Niat Brandon udah ketunda dua kali loh, Masih yakin yang ketiga gagal lagi? 😂😂


Btw, ngakak banget liat komentar kalian. Kasian Raka loh kalian hujat padahal udah baik, manis dan lembut banget kayak marshmello😆


Kira-kira next chapter gimana nih? Tebak-tebakan dulu yuk



See U Next Chapter❤❤

















Continue Reading

You'll Also Like

Fantasia By neela

Fanfiction

1.7M 5.4K 9
⚠️ dirty and frontal words 🔞 Be wise please ALL ABOUT YOUR FANTASIES Every universe has their own story.
43.9K 4.2K 27
° WELLCOME TO OUR NEW STORYBOOK! ° • Brothership • Friendship • Family Life • Warning! Sorry for typo & H...
Mom? [ch2] By yls

Fanfiction

107K 11.2K 33
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
64.6K 7.1K 38
Sebuah rahasia yang tidak akan pernah meninggalkanmu...