BROTHER BUT MARRIAGE "BBM" [S...

By IndahTriFadillah

7M 654K 127K

Dia Kayla Lavanya Ainsley, sosok gadis remaja berusia 18 tahun yang harus terpaksa menikah dengan Rakadenza Z... More

CAST
TRAILER
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30 •SPECIAL•
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Extra Chap 1
Extra Chap 2
Extra Chap 3
Pengumuman: Sequel?
Penting!!
INFO PENTING BBM
INFO PO BBM
VOTE COVER+GIVE AWAY
GIVEAWAY & PAKET NOVEL
Extra chap 4
GIVE AWAY & PO KE-2 BBM
PAKET SEPECIAL PO KE 2 BBM
New Story "LANGIT FAVORIT ARTHUR"

Chapter 22

77K 9.2K 1.3K
By IndahTriFadillah


Jangan lupa spam komen yaa!!
Vote dulu biar gak lupa, oke^^

Buat yang belum follow aku, ayo buruan follow dulu biar gak ketinggalan informasi cerita ini di wall:)









Brandon masih terus berusaha membuat Kayla tunduk padanya dengan melayangkan pukulan dan ujaran makian. Dia geram melihat gadis itu yang malah semakin memberontak kasar saat ia mulai mengukungnya diatas ranjang.


"Brandon gue mohon, hiks.... Jangan gini, Bran" Isak Kayla bergetar ketakutan memohon dengan penuh harap agar Brandon mau melepaskannya.

"Berisik!! Lo tinggal nikmatin apa susahnya?!"



Krek



Piyama tidur Kayla ditarik paksa, beruntung dia sempat menahannya hingga hanya menimbulkan robekan dibagian pundaknya. "LEPAS!! LO BRENGSEK! BAJINGAN! GUE JUGA TERLUKA LIHAT RAKA SAMA GLADYS, TAPI KENAPA LO BERSIKAP SEOLAH-OLAH CUMA LO YANG TERSAKITI!!" Bentak Kayla berteriak tepat di depan wajah Brandon.



Plak



"Diem lo!! Gak usah sok bijak, sekarang lebih baik layani gue!!" Brandon tersenyum meremehkan mencengkram kuat wajah Kayla lalu mendekatkan bibirnya ke telinga gadis itu. "Jalang..." Sambungnya berbisik dalam.

Dasi milik Kayla yang berada di atas nakas diikatkan oleh Brandon pada kedua tangan gadis itu kuat lalu memutarnya ke belakang tubuh Kayla agar tidak terlepas. Dia beranjak menjauh membuka kancing kemejanya satu persatu membuat Kayla menutup matanya pedih.

Sakit sekali rasanya diperlakukan bagai binatang seperti ini. Tidakkah mereka semua tau Kayla sudah berusaha untuk menuruti keinginan mereka, tapi kenapa ia harus selalu berakhir mendapat perlakuan semenyakitkan ini.

Brandon kembali mengukung tubuh Kayla setelah kemejanya sudah tidak lagi menutupi tubuhnya. Lelaki itu kembali menyeringai membuat Kayla pasrah pada takdir Tuhan selanjutnya. Dia benar-benar merasa tidak diperlakukan dengan adil di saat seperti ini.

"Siap cantik?" Brandon merunduk hendak mendekati leher Kayla, Namun terhenti kala gadis itu berucap datar dan terdengar dingin.

"Lakuin semua yang mau lo lakuin, tapi setelah itu bunuh gue ya, Bran. Setidaknya gue gak berniat mengakhiri hidup gue sendiri dengan ninggalin mamah, tapi berkat bantuan lo yang udah bantu gue buat pergi"


"Sebelum lo ngelakuin boleh gue sampein sesuatu?" Kayla mulai terisak menyisakan kepedihan bagi siapapun yang mendengarnya.

"Setelah lo nodai gue, mamah lo juga bakal ikut ternodai. Kami sama-sama seorang perempuan. Dengan lo bertindak kayak gini sama aja nunjukin kalau mamah lo gagal ngedidik lo jadi seorang laki-laki yang menghormati perempuan"

Kayla diam sejenak mengatur nafas dan isakannya. "Jangan jadi kayak Raka, Bran. Jahat, jahat banget. Dia tau rasa sakit saat mamahnya diperlakukan kasar sama papah sambung gue, tapi dia malah ngelakuin hal yang sama ke gue. Selain kasar dia juga gak punya hati, egois"

Brandon tertegun. Sekali lagi Kayla membuatnya hampir menangis dengan perkataan gadis itu. Dia merutuki dirinya yang selalu menjadi lemah dan cengeng setiap kali Kayla berkeluh kesah seperti ini. Kalimat demi kalimat gadis itu sangat mampu menohok hati kecilnya.

Disisi lain Raka yang baru saja memasuki rumahnya terkejut setengah mati melihat keadaan rumahnya yang berantakan. Guci-guci besar rumahnya bahkan pecah berserakan di lantai dengan banyaknya percikan darah disana.

Pikirannya mendadak tidak tenang saat mengingat Kayla sempat menghubunginya berkali-kali tadi. Apa gadis itu baik-baik saja?

"Kayla" Panggilnya berteriak kuat berlari ke segala sudut rumah coba mencari.

Tidak ada tanda jika gadis itu ada di lantai bawah. Mata Raka melihat ke arah lantai atas kemudian segera berlari menaiki tangga coba memeriksa. Perasaan khawatir mendadak muncul dihatinya, saat bayangan Kayla yang mungkin saja disakiti oleh orang jahat yang masuk ke dalam rumahnya terlintas di kepalanya.



Cklek



Tubuh Raka mematung ditempat saat melihat dua orang yang ia kenali tengah berciuman di atas ranjang. Apa-apa ini? Mereka berdua mengkhianati dirinya?

"KAYLA!!"

Dibawah kungkungan Brandon, Kayla yang sejak tadi berontak meminta di lepaskan mendadak membeku. Tautan bibir yang Brandon lakukan dilepas oleh lelaki itu saat melihat kehadiran Raka di ambang pintu.

Hal itu lantas membuat Kayla buru-buru beranjak menendang  kasar tubuh Brandon, lalu melepas ikatan dasi di tangannya dan berlari ke arah Raka dengan air mata yang kembali berderai di pipi.

"Raka"



Brugh



Tubuh Kayla jatuh tersungkur di atas lantai. Gadis itu menunduk pedih. Raka baru saja  menolak untuk dia peluk. Tatapan lelaki itu terlihat tajam dan menyiratkan kemarahan.

Kayla bangkit kembali menghampiri Raka memeluk lelaki itu dari belakang dengan tubuh bergetar ketakutan"Raka t-tolong.....dia–"

"Lepas" Titah Raka datar. "Menjauh dari gue!" Ia melepas pelukan Kayla kasar dari tubuhnya membuat gadis itu termangu tidak percaya.

Kayla yakin jika Raka salah paham dengan semua ini. "Raka ini gak kayak yang kamu pikirkan" Ucap Kayla coba menjelaskan.

Dengan tatapan menusuk Raka menoleh menatap Kayla dengan raut wajah datar. Ia tersenyum miring. "Memang menurut lo apa yang gue pikirkan? Setelah apa yang gue lihat barusan lo bilang ini gak seperti apa yang ada di pikiran gue?" Dia berbalik menatap Brandon bengis. "Lo langgar janji buat gak deketin dia lagi. Kacau lo, Bran!" Tunjuk Raka pada Brandon.


"Kalau lo bisa dapetin cewek yang gue suka kenapa gue gak bisa dapetin istri yang gak lo cinta? Lo gak rugi disini"

"Bicara yang jelas!! Gak usah berkelit"

"Gladys. Gue suka sama dia tapi lo malah jadiin dia pacar lo bangsat!" Maki Brandon mulai emosi.

Alis Raka menyatu tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan. "L-lo?"

"Kaget? Asal lo tau Raka, selama ini gue mau berteman sama lo cuma buat dapetin Gladys"

"Pengkhianat!"

"Bagus kalau sekarang lo tau gue pengkhianat, jadi gue gak akan susah payah buat masang topeng sok akrab sama lo. Pe.re.but.!!" Tandas Brandon menghempas tangan Raka yang menunjuknya.

"Gladys sukanya sama gue"ucap Raka lantang menyiratkan nada kemenangan.

"Lo liat aja, dia bakal jadi milik gue. Dan sebelum itu main-main sama istri lo gak masalah kan?"

Kayla menangis tergugu di tempatnya. Dia disini hanya berperan sebagai tokoh yang tidak di harapkan oleh banyaknya tokoh yang lain, tapi sudah terlanjur dibuat oleh Tuhan. Miris sekali nasibnya, didepannya kedua lelaki brengsek yang selalu menyakitinya ini tengah memperebutkan gadis lain.

"KURANG AJAR LO!!"



Bugh



Satu pukulan kuat melayang dari Raka pada Brandon yang kini jatuh tersungkur di lantai. Nafas Raka terengah-engah karena kemarahannya yang tidak bisa di ajak untuk kerjasama.

"Cih, Buat apa lo tonjok gue? Lo gak cinta sama Kayla jadi buat apa marah kalau dia mau gue rusak?"

"Gue gak cinta sama dia bukan berarti gue laki-laki yang gak punya hati kayak lo!! Setidaknya gue gak pernah ngerusak cewek!!"



Bugh



Untuk kedua kalinya tonjokan kuat penuh emosi kembali menghantam wajah Brandon. Lelaki itu sedikit meringis, namun kemudian menoleh pada Raka dengan senyum miring. "Basi!! Lo juga laki-laki yang gak punya hati kalau lo lupa. Apa lo pikir perselingkuhan gak menghancurkan Kayla juga? Dia emang gak hancur diluar tapi hati dan batinnya lo serang habis-habisan"

Tangan Raka terkepal erat. Dia melirik ke arah Kayla yang kini duduk meringkuk memeluk lututnya dengan tubuh bergetar. Gadis itu menutup kedua telinga dan matanya tidak ingin melihat dan mendengar pertengkaran diantara dirinya dengan Brandon.

Setitik rasa iba timbul di hati Raka. Apa benar dia sudah menyerang habis-habisan mental gadis itu? Persetan! Dia tidak perduli karena dulu saat mamah papahnya bertengkar habis-habisan keluarga Kayla lah yang menjadi penyebabnya. Saat itu mental Raka juga di hajar habis-habisan di umur yang masih terlalu muda, bukankah itu berarti mereka impas?

"Lo inget kalimat gue ini" Bisik Brandon yang entah sejak kapan sudah berdiri di sampingnya. "Kalau suatu hari nanti gue capek ngejar Gladys, maka Kayla yang akan gue rebut dari lo"

"Ah–ralat. Bukan rebut tapi ambil, lo kan gak cinta sama dia" Koreksi Brandon pada kalimatnya sendiri. "Berdoa aja cinta gue ke Gladys bener-bener terhapus, biar lo tenang gak akan ada gue yang rebut kekasih lo itu dan gak akan ada Kayla yang jadi pemisah antara lo dengan Gladys" Tandasnya.

Brandon menabrak bahu Raka berjalan pergi. Saat melangkah tepat di samping Kayla ia berhenti dengan tubuh yang sedikit menunduk menatap gadis yang masih memejam erat itu.

"Jaga diri ya sayang, suami kamu terlalu brengsek. Nanti kalau dia lagi gak di rumah jangan lupa hubungi aku lagi, kegiatan tadi belum kita selesaikan" Ucap Brandon melirik Raka sebentar kemudian kembali menatap Kayla sambil memberi elusan di rambut gadis itu.

Mendengar suara seseorang yang hampir melecehkannya Kayla berteriak histeris memundurkan tubuhnya ketakutan. "PERGI!! LO JAHAT....!!" Teriaknya kuat.

Brandon tersenyum simrk kemudian melangkah pergi dengan santainya tanpa memperdulikan ketakutan Kayla. Entah kenapa rasanya sangat menyenangkan karena setelah ini dia tidak perlu menahan diri untuk merebut Gladys dengan cara kasar dari Raka. Lelaki itu sudah mengetahuinya, maka sekarang dia bisa bertindak sesukanya.

Kayla menangis terisak dengan penampilan dan wajah yang berantakan. Entah kapan semua akan berakhir menyiksa dan menyakitinya. Tubuhnya sakit luar dalam. Semua orang menyerang dirinya dari segala sisi.

Tubuh Raka berbalik menatap Kayla dengan ekpresi wajah yang tidak bisa digambarkan. "Jadi selama ini setelah kejadian di gedung belakang sekolah lo punya hubungan khusus sama Brandon?" Tanyanya dingin.

Kayla mengangkat wajahnya perlahan dengan tubuh yang masih bergetar hebat. "Raka.... Kamu gak percaya aku?"

"Gimana bisa gue percaya sama lo?!"

"Aku gak punya hubungan apapun sama Brandon, Ka. Dia cuma mainin aku karena ingin semua orang yang kamu sayang tersakiti"

"Tapi gue gak sayang lo! Jadi gak menutup kemungkinan kalau barusan lo bohong"

Dengan susah payah gadis yang menopang banyak luka di hidupnya itu bangkit berdiri berjalan mendekati Raka dengan tangis tanpa isakan yang menjadi pengiring langkahnya. "Kamu bener-bener gak percaya aku ya"

Kayla menundukkan wajahnya sejenak kemudian kembali mengangkatnya menatap Raka pilu. "Bahkan di rumah ini aku hampir kehilangan kehormatan aku, Ka. Sejahat itu ya kamu? Aku hubungin kamu berkali-kali kamu dimana? Mana janji kamu untuk nepatin persyaratan dari aku?"

"Jangan ngalihin topik!!" Bentak Raka geram. "Gue tanya ada hubungan apa lo sama Brandon! Jawab gue jujur jalang!"

"Capek, Ka. Aku capek jelasin ke kamu  kalau akhirnya kamu juga gak percaya" Pasrah Kayla. "Masalah ini ada diantara kamu, Gladys dan Brandon. Tapi kenapa harus aku yang jadi korban dari keegoisan kalian? Kenapa, Ka?!"

"Karena lo–"

"Karena aku sampah? Iya perempuan yang ada di depan kamu ini memang sampah!! Bahkan lebih hina dari itu, puas kamu?"

"Setiap kali kamu ada masalah kamu punya Gladys dan mamah Vania sebagai tempat berbagi, Gladys punya kamu dan orang tuanya, dan Brandon punya aku sebagai tempat pelampiasan kemarahan atas masalahnya" Lirih Kayla.

"Sedangkan aku? Aku gak punya siapapun untuk dijadiin tempat pelampiasan amarah, cerita ke sahabat-sahabat aku pun selalu salah kan di mata kamu? Kamu bilang mulut aku ember, tukang ngadu, sampah. Tega kamu, Ka. Aku manusia, aku gak bisa hidup sendiri, aku butuh penopang dan penyemangat buat jalani hari" Ucap Kayla panjang lebar dengan nada menggebu.

"Bukan urusan gue! Kalau gak punya tempat berbagi ya simpen aja sendiri, gausah ribet!!"

Sudah kesekian kalinya hati Kayla dihancurkan dan diinjak tidak dihargai oleh Raka. "Keluar, Ka. Aku mau istirahat" Putusnya tidak ingin lagi berbicara banyak hal. Semua akan tetap sama. Percuma.

"Fine, Gue juga males liat muka menjijikkan lo" Decih Raka hendak pergi. Dua langkah ia berjalan lelaki itu kembali berbalik menatap Kayla. "Kalau mau mesum jangan dirumah gue. Cari hotel atau tempat yang bisa lo dan Brandon kotori"



Brak



Setelah mengucapkan kalimatnya Raka benar-benar pergi keluar kamar dengan membanting pintu. Bajingan sejati, bahkan saat istrinya hampir di tiduri oleh lelaki lain pun Raka masih bisa bersikap sesantai itu. Dia bahkan lebih marah saat tau Brandon berniat merebut Gladys.

Kayla membeku ditempatnya. Perkataan terakhir Raka sangat membekas di hati. Ia melirik ke arah piyama nya yang sudah sedikit robek. Gadis itu tersenyum miris, melangkah mendekati meja rias nya mencari sesuatu disana.

"Kira-kira bisa gak ya? Kayla capek, Mah. Maaf ya..."



Sret


Satu goresan yang cukup dalam dari gunting tajam ditangan Kayla melukai pergelangan tangannya. Kayla lelah, entah kenapa bunuh diri saat ini menjadi solusi atas masalahnya yang mendadak terlintas di kepalanya. Gila memang, tapi dia tidak lagi kuat. Dunia benar-benar kejam padanya.

Gadis itu tersenyum miris saat rasa pedih pun tak bisa dia rasakan. Batinnya lebih sakit dari pisau yang telah melukai tangannya ini.

"Tuhan...Ini salah, tapi Kayla cape.... Jadi, tolong permudah semua" Lirihnya kemudian merosot perlahan terbaring di lantai dengan banyak darah yang sudah mengotori lantai dan piyama yang ia kenakan.




"Seharusnya emang Brandon berhasil buat lo kehilangan harga diri. Dengan begitu lo pasti bakal bunuh diri dan mati!!



Ucapan Raka tempo lalu berdengung di telinganya. Mata Kayla memejam perlahan dengan tubuh yang semakin melemas di lantai yang terasa dingin.  Ia tersenyum dalam pejamannya, keinginan Raka sudah dia kabulkan setelahnya biarlah menjadi urusan Tuhan.












Haii semua!!!



BIG THANKS udah ramein chapter sebelah ya, ga nyangka bisa serame itu❤❤




Chapter ini ramein lagi yuk biar aku up nya juga cepet, gak penasaran apa sama kondisi Kayla di next chapter wkwkwk




#KawalRakapoligami😍😍




Ada yang satu tim sama aku? 🤣




See U Next Chapter❤❤



















Continue Reading

You'll Also Like

182K 28.7K 52
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
95.5K 7.1K 49
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
1.2M 62.6K 66
"Jangan cium gue, anjing!!" "Gue nggak nyium lo. Bibir gue yang nyosor sendiri," ujar Langit. "Aarrghh!! Gara-gara kucing sialan gue harus nikah sam...
90.2K 7.9K 81
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...