BROTHER BUT MARRIAGE "BBM" [S...

By IndahTriFadillah

7M 654K 127K

Dia Kayla Lavanya Ainsley, sosok gadis remaja berusia 18 tahun yang harus terpaksa menikah dengan Rakadenza Z... More

CAST
TRAILER
Chapter 1
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30 •SPECIAL•
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Extra Chap 1
Extra Chap 2
Extra Chap 3
Pengumuman: Sequel?
Penting!!
INFO PENTING BBM
INFO PO BBM
VOTE COVER+GIVE AWAY
GIVEAWAY & PAKET NOVEL
Extra chap 4
GIVE AWAY & PO KE-2 BBM
PAKET SEPECIAL PO KE 2 BBM
New Story "LANGIT FAVORIT ARTHUR"

Chapter 2

110K 12.6K 736
By IndahTriFadillah

Jangan lupa spam komen yaa!!
Vote dulu biar gak lupa, oke^^

Buat yang belum follow aku, ayo buruan follow dulu biar gak ketinggalan informasi cerita ini di wall:)




Flashback on


13 Maret 2021

"Mah, Papah mana Mah? Papah baik-baik aja kan?" Tanya Raka panik. Saat di sekolah dia mendapatkan kabar dari mamahnya jika papahnya mengalami kecelakaan saat pergi bersama Widya ke kantor.

Dia tidak perduli dengan wanita yang sekarang bekerja sebagai sekretaris di kantor papahnya. Saat ini kondisi papahnya lebih penting dari apapun.

Vania mengelus pundak Raka lembut. "Kamu sabar ya sayang"

"Papah baik kan mah? Lukanya gak parah kan?"

"Temui saja ke dalam"

Raka mengangguk cepat melangkah masuk ke dalam ruang UGD dengan jantung berdebar cepat. Tubuhnya menegang saat melihat tubuh papahnya ditutupi oleh lain putih rumah sakit. Tidak ada peralatan medis yang menempel ditubuh Haiden dan hal itu sontak membuatnya berteriak histeris menghampiri sang papah.

Remaja lelaki itu menggenggam tangan papahnya erat lalu membuka kain putih yang menutupi wajah sang papah seraya menahan tangis. "Buka mata papah, pah...."

"Maaf tapi bapak Haiden sudah menghembuskan nafas terakhirnya lima belas menit yang lalu" Ucap sang dokter membuka suara.

Tangis Raka pecah saat itu juga. "Kenapa bisa kayak gini, Pah? Raka udah bilang kalau wanita itu cuma pembawa petaka buat keluarga kita"

Sebuah tangan menyentuh punggung Raka mengelusnya lembut menenangkan. Vania ikut sedih melihat apa yang terjadi pada mantan suaminya, tapi semua sudah menjadi kehendak Tuhan."Tadi sebelum papah kamu menghembuskan nafas terakhirnya, dia menitipkan pesan pada mamah untuk kamu"

Raka menoleh kebelakang. Tidak hanya mamahnya dia juga menemukan adanya remaja perempuan seusianya. Siapa lagi kalau bukan Kayla, anak dari wanita perebut yang tidak tau diri itu menangis dengan pandangan kosong.

"Pesan apa Mah?" Tanya Raka beralih menatap Vania.

"Dia ingin kamu menikahi Kayla agar kelak gadis itu ada yang menjaganya"

Mata Raka dan Kayla bersamaan melebar terkejut setengah mati. Pesan macam apa itu?

"Mamah bercanda? Gak mungkin lah aku menikahi dia" Tolak Raka melirik Kayla sinis.

"Tapi itu pesan yang papah mu sampaikan. Kalau kamu tidak percaya tidak masalah buat mamah. Mamah sekarang tau kalau kamu memang tidak ingin papah mu bahagia di sana"

Arah mata Vania beralih pada Kayla yang menundukkan wajahnya. "Jangan merasa sendiri sayang. Kamu masih punya kami"

"Mah" Tegur Raka tidak terima. Siapa gadis itu dalam keluarga mereka? Dia hanyalah anak sambung dari papahnya.

Vania mengabaikan Raka dengan masih tetap memandang Kayla lembut. Ia menarik pelan dagu gadis remaja itu agar mau menatapnya. "Kamu mau kan menuruti permintaan papah mu? Anggaplah semua ini balas budi dari mu karena Haiden sudah menjadikan kamu anak sambungnya. Lagipula apa kamu tidak ingin melihat dia bahagia?"

Kepala Kayla terasa berdenyut hebat. Dia sudah dibuat pusing dengan meninggalnya Haiden dan kabar mamahnya yang dikatakan koma oleh dokter, kini permintaan papahnya menambah beban dalam hidupnya.

Tapi yang Vania katakan tidak sepenuhnya salah. Selama ini Haiden tidak pernah menuntut apapun darinya. Mungkin ini bisa menjadi  balas budi dari Kayla buat pria yang sangat berjasa untuk dia dan mamahnya.

"S-saya setuju tante" Ucap Kayla gugup.

Raka melotot tajam merasa marah. Gadis ini benar-benar membuatnya terjebak ke dalam masalah yang lebih besar. Setelah merebut papahnya apa lagi yang dia inginkan?

"Tapi Mah, Raka gak–"

"Gak mau buat papah kamu bahagia?" Sela Vania cepat. Dia tau Raka sangat menyayangi suaminya. Raka hanya belum siap dengan kabar dari permintaan Haiden.

Sejujurnya pada awalnya Vania juga sangat terkejut atas permintaan mantan suaminya. Namun, setelah mempertimbangkan tidak ada salahnya jika Raka dan Kayla bersatu. Selama yang Vania tahu, Kayla adalah gadis cantik dan penyabar yang ramah. Sangatlah cocok untuk disandingkan pada Raka yang keras kepala.

"Oke, aku Terima" Putus Raka terselip senyum miring di wajahnya yang tidak diketahui oleh Vania dan Kayla. "Tapi hanya pernikahan sederhana, aku juga gak mau temen-temen sekolah ku tau tentang pernikahan ini"

"Kamu setuju Kayla?" Tanya Vania meminta pendapat gadis disebelahnya.

"Kayla setuju, Tante" Ucap Kayla pasrah dengan takdir hidupnya selanjutnya. "Tapi soal mamah...."

"Kamu gak perlu khawatir, saya akan membawa mamah kamu untuk menjalani pengobatan yang lebih baik di London agar kondisinya semakin membaik"

Mata Kayla berbinar terharu. "Tante beneran mau nolongin mamah saya?"

"Mamah kamu juga temen saya saat kalian masih sekolah di taman kanak-kanak. Tidak salahkan jika saya ikut membantunya? Apalagi sebentar lagi dia akan menjadi besan saya"

"Mah, gak perlu berlebihan! Nanti yang ngurusin keperluan Raka siapa?"

"Mamah akan pergi setelah kalian menikah. Dengan begitu ada Kayla yang akan mengurus segala keperluan kamu, mamah akan transfer kebutuhan kalian dan akan sering mengabari kalian lewat ponsel" Jelas Vania tidak ingin dibantah.

"Setelah menikah berjanji harus saling menjaga meski kalian menikah tidak berdasarkan oleh cinta"

Hanya Kayla yang mengangguk membalas kalimat akhir Vania. Raka lebih memilih kembali menghadap papahnya seraya menggenggam tangan pria yang menjadi pahlawannya dulu.

Lihat saja setelah ini, tidak akan ada kebahagiaan yang bisa Kayla rasakan. Dulu gadis itu merebut papahnya dan sekarang mamahnya. Menjijikkan! Darah wanita perebut memang tidak pernah salah, cibir Raka dalam hati.





24 Maret 2021


Pernikahan sederhana yang hanya dipersiapkan selama sebelas hari itu akhirnya telah selesai dilaksanakan. Setelah acara itu Raka dan Kayla langsung berangkat ke Bandara untuk mengantarkan Vania dan Widya.

Pesawat yang ditumpangi oleh orang tua mereka telah take off lima menit yang lalu. Tersisa Raka dan Kayla yang masih setia saling membisu tidak ingin membuka suara di dalam mobil dalam perjalanan pulang.

Sesekali Raka melirik ke arah gadis yang sekarang resmi menjadi istrinya itu. Gadis itu tampak gelisah entah apa yang ia fikirkan.

"Ini bukan pernikahan impian gue" Ucap Raka membuka suara dengan nada dinginnya. "Lo tau kenapa?" Sambungnya lagi bertanya.

"Aku tau, pernikahan ini terjadi hanya karena wasiat" Jawab Kayla seadanya.

"Right! Selain itu karena lo bukan pengantin yang di harapkan akan bersanding dengan gue di altar"

Kayla tersenyum getir menahan air matanya. "Aku tau" Jawabnya lagi.

"Mau tau alasan lain?" Ucap Raka lagi. Kayla hanya diam menunduk membuatnya tertawa meremehkan. "Gue mau balas dendam ke lo atas rasa sakit yang mamah gue rasakan dulu"

Kalimat akhir Raka bagai bendera kematian untuk Kayla. Dia tidak munafik bahwa menikah dengan Raka adalah hal yang membahagiakan mengingat lelaki itu merupakan siswa tampan yang populer disekolah mereka. Hanya saja, sekarang Kayla merasa sangat menyesal. Menyesal karena baru sekarang mengetahui niat busuk lelaki tampan itu.

"Ayo mulai dari permainan pertama" Ucap Raka tersenyum devil. Menginjak pedal gas lalu melajukan mobilnya dengan begitu kencang.

Kayla ketakutan saat melihat jalanan yang cukup padat. Raka mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi di tempat yang tidak seharusnya. "Raka, aku pelanin mobilnya"

"Apa gak kedengeran? Kurang kuat sayang" Ejek Raka semakin menaikan kecepatan.

"RAKA KAMU GILA?! KITA BISA KECELAKAAN"

"Gue gak perduli"

Tangan Kayla berkeringat dingin memegang pegangan pada mobil erat dengan sebelah tangannya. Tangan yang lain ia gunakan untuk menarik tangan Raka agar menghentikan mobilnya. "RAKA AKU BILANG STOP!"

"DIEM! LO BERISIK! LEPASIN TANGAN GUE!"

"RAKA INI BAHAYA"

"BAHAYA? INI MAKSUD LO?" Raka membanting stir ke arah jalan yang berlawanan. Sebuah truk besar berjalan kencang ke arah mobil mereka membuat mata Kayla membulat lebar. "RAKA!!!" Teriak gadis itu sontak memejamkan matanya.

Cittt..... Brugh!

Decitan ban mobil terdengar memekakkan telinga. Kayla bisa merasakan mobil yang mereka kendarai menabrak sesuatu. Tapi tunggu–kenapa dia tidak merasakan apapun pada tubuhnya? Hanya benturan kecil yang dapat Kayla tebak menyentuh mobil bagian depan mereka.

Mobil itu berhenti membuat Kayla mengatur nafasnya menahan sesak. Perlahan matanya ia buka untuk melihat keadaan.

"Raka?" Gadis itu menoleh panik kemudian mendadak lega saat mendapati Raka yang bersandar pada pintu mobil dengan raut wajah santai dan masih dalam keadaan baik-baik saja.

"Kenapa? Itu baru pemanasan tapi lo udah ketakutan" Ejek Raka.

"Kamu gak waras, Ka"

"Yang tadi masih dalam batas waras. Mau liat kalau gue beneran gak waras? Nanti tunggu permainan selanjutnya"


Flashback off



°°°°°



"Kayla"


Byurr


Semburan air membasahi wajah Kayla membuat gadis itu tersadar dari lamunannya menatap tajam ke arah dua sahabatnya. "Lo berdua apaan sih?"

"Lo yang apaan! Dipanggil bukannya noleh" Cibir Beby.

"Kayla, menurut buku yang gue baca kalau orang sering melamun tandanya lagi ada masalah" Imbuh Sella.

Beby terkikik geli mendengar penuturan sahabat kutu bukunya. "Ada-ada aja lo, Sell. Bisa jadi dia lagi jatuh cinta"

"Gue baik kok. Gak ada masalah, mungkin lo yang salah baca bukunya" Ucap Kayla seraya mengelap wajahnya dengan tisu.

"Beneran lo baik-baik aja? Udah lima bulan terakhir lo banyak melamun loh, Kay. Mikirin apa sih?" Tanya Beby.

"C-cuma lagi kangen sama mamah aja" Kayla harap Beby tidak lagi banyak bertanya. Dia pusing harus mencari alasan apa lagi untuk menutupi kebohongannya. "Lo berdua gak ke kantin?" Tanya Kayla mengalihkan.

"Ikutan yuk? Lo bolos kantin mulu dari kemarin. Keluar kelas juga gak mau. Menghindar dari siapa sih?" Cecar Sella. "Nyokap gue psikiater. Sedikit banyaknya gue ada belajar dari dia untuk memahami keadaan seseorang. Lo gak bisa bohong, Kay"

"Ulah suami lo?" Tanya Beby menelisik.

Ya, Kayla memang melanggar janjinya pada Raka untuk tidak memberitahu siapapun tentang pernikahan mereka disekolah. Namun untuk menahan cerita pada sahabatnya sangatlah susah. Lagipula Kayla yakin kedua sahabat yang ia percayai ini bisa menjaga rahasia dengan baik.

"Gue capek, Raka gak berubah juga. Padahal pernikahan kami udah berjalan lima bulan" Raut Kayla berubah sendu. Dia benar-benar butuh tempat untuk mengadu.

Beby mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. "Lo racunin aja dianya, Kay biar mati sekalian"

"Beby.... Menurut buku yang gue baca ki–"

"Buku mulu yang lo bawa! Stres gue lama-lama" Sela Beby memotong ucapan Sella kemudian beralih menatap Kayla serius. "Menurut gue lo racunin aja Raka, Kay. Daripada tiap hari makan hati?"

"Saran lo ibaratnya keluar kandang buaya masuk kandang macan. Kayla bisa di penjara Beby! Lo gimana sih?"

"Ya main bersih lah. Racunin diem-diem tanpa ninggalin jejak"

"Mending kalian berdua diem. Gue capek mau istirahat, ke kantin sana" Usir Kayla menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangannya.

Brak


Gebrakan di mejanya membuat Kayla mendengus kasar. "Beby jangan ganggu gue dulu bisa gak?" Ucapnya tanpa mengangkat wajah.

"Ini gue"

Suara berat yang selama lima bulan ini menemaninya dirumah membuat Kayla cepat-cepat mengangkat wajahnya. Kedua Sahabatnya sudah tidak ada lagi di sana.

"Raka?"

"Ponsel gue mana?" Tanya Raka tidak ingin berbasa-basi. "Tadi gue suruh lo pegang kan di mobil?"

Kayla masih terdiam memandangi Raka. Ini seperti sebuah kejutan untuknya. Seorang Raka berani menghampirinya? Langka sekali moment ini walau dia tau alasan Raka menghampirinya karena ponsel lelaki itu.

"SAMPAH! BURUAN PONSEL GUE MANA?! KEBURU ADA ORANG BEGO!"

Kayla tersentak terkejut segera mengambil ponsel Raka dari dalam tasnya dan memberikannya pada lelaki itu. "Ini tad–" Belum selesai ia berbicara Raka sudah merampas ponsel itu kasar berlalu pergi begitu saja.

Hati Kayla berdebar hebat masih mencerna kedatangan Raka tadi. Rambut basah, baju basket yang memperlihatkan lengan kekar dan otot putihnya serta lehernya yang berkeringat dan wangi maskulin dari lelaki itu membuat Kayla terpesona setengah mati.

"Ganteng banget sih suami ku" Gumamnya pelan seraya terkekeh kecil.









Annyeong semua!!!

Jangan jadi pembaca gelap ya, yuk bisa menghargai karya setiap author. Ninggalin vote dan komen gak susah kok:)

Next chapter kita udah gak nge-flashback lagi, jadi pantengin terus yaa buat kejutan lainnya!!



See U Next Chapter❤❤







Continue Reading

You'll Also Like

55.4K 5.1K 14
[FOLLOW SEBELUM BACA] Brothership, Harsh words, Skinship‼️ ❥Sequel Dream House ❥NOT BXB ⚠️ ❥Baca Dream House terlebih dahulu🐾 Satu atap yang mempe...
159K 25.5K 47
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
708K 55.6K 40
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
216K 19.6K 33
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...