====[ INFO ]=====❤️❤️
MASIH SETIAKAH ?? "
ABSEN DULU YUK , BILANG " HADIR " YA 😂
HEHE , SEKALI KALI BIAR KAYAK WATTPAD ORANG ORANG
===[ THANKS ]===❤️❤️❤️
===[ 58 ]===❤️❤️❤️
-Malamnya-
Zahra melihat Zahira yang tengah menonton tv di ruang keluarga, Zahra pun mendekat ke arah anaknya
"Sayang"
Zahira menoleh,
"Eh, B'Bunda" ucap Zahira agak gugup
Zahra mengerutkan keningnya ke arah anaknya,
"Kenapa Ara? Kok takut gitu?"
Zahira meneguk salivanya,
"B'Bunda nggak marah kan?" Tanya Zahira pada Zahra
Zahra menggeleng senyum
"Enggak kok"
"Bunda nggak marah tadi, bunda khawatir sama kamu"
"Maafin bunda ya kalo ucapan bunda tadi buat Ara takut" jelas Zahra pada sang anak dengan lembutnya
Zahira mengangguk senyum
"Iya bunda"
-Kamar-
22:30
Zahira sudah tertidur pulas, melihat hal itu, Zahra menyuruh Radi untuk menggendong Zahira menuju ke kamar
Radi yang sudah membawa Zahira ke kamar
Tak lama,
Zahra membuntuti Radi menuju ke kamar
Ia melihat Zahira di atas ranjang, dan Radi yang tengah mencari sesuatu di lemari
"Ayah cari apa?" Tanya Zahra pada Radi
"Eh, ini Bund, ayah lagi cari baju panjang hitam yang biasa ayah pake buat khajatan"
"Bunda lihat ngga? Kok ayah cari nggak ada" tanya Radi pada Zahra
Zahra Mengangguk,
"Oh baju lengan panjang yang habis dibuat ayah ngeronda kemarin ya?"
Radi mengangguk,
"Nah iya yang itu, kok tiba2 hilang, udah ayah cariin masih Gaada, jangan2 ayah lupa nih naronya dimana" ucap Radi yang masih sibuk mencari baju lengan panjang itu
"Bunda lihat kok" ucap Zahra
"Mana? Kok gak ada?" Tanya Radi lagi
"Ada kok, tadi sore bunda cuci, kalo jam segini masih basah, ayah mau pake sekarang?" Tanya Zahra pada Radi
Radi beranjak berdiri,
"Eh bunda cuci toh"
"Yaudah deh"
"Enggak sekarang juga sih ayah makai nya, niatnya buat besok khajatan di rumah pak Galih tetangga sebelah" jelas Radi pada Zahra
Zahra Mengangguk,
"Oalah, besok juga udah kering"
"Jangan langsung diambil, biar bunda setrika dulu" pinta Zahra pada Radi
"Iya" Jawab Radi
Setelah itu,
Zahra pun duduk di atas ranjang menemani Zahira yang sudah tertidur
"Besok ayah antar Zahira lagi kan?" Tanya Zahra
"Iya" balas Radi
Radi pun menuju ke ranjang
Radi melepas baju yang membuatnya gerah, terlihat sekali perut Radi yang semakin six pack
"Yah"
"Hm? Kenapa Bund?"
"Waktu ayah nganter Zahira, bunda kan sendirian dirumah, trus tiba2 tadi ada sesuatu yang lewat di belakang bunda, cepet banget, bunda nggak tau itu apa" ucap Zahra pada Radi
Radi mengerutkan keningnya
"Sesuatu?"
Zahra Mengangguk
"Iya, Cepet banget, waktu bunda lihat lagi, eh Gaada siapa siapa, bunda pikir itu ayah, tapi bukan" tambah Zahra lagi
Radi kebingungan dengan penjelasan Zahra, selama ini Zahra tidak pernah mengatakan hal ini kepada Radi
Ini adalah pertama kalinya Zahra menjelaskan sesuatu yang membuat bulu kuduk Radi berdiri
"M'masa sih Bund?"
"B'Bunda jangan buat takut ayah dong" ucap Radi pada Zahra
"Ih ayah, bunda nggak bohong yah, beneran" ucap Zahra lagi meminta Radi untuk percaya dengan ucapannya
"Bunda lihat dimana?"
"Di dekat meja makan, tadi pagi sih di situ" ucap Zahra
Radi pun beranjak berdiri dari duduknya
Zahra mengerutkan keningnya ke arah Radi yang tiba2 berdiri
"Ayah mau kemana?"
"Ke meja makan, mau lihat, ini masih ada apa engga" balas Radi
Zahra menghela nafas,
"His! Kan tadi yah, mungkin udah hilang"
"Kali aja masih ada Bun" balas Radi
Zahra sedikit terkekeh,
"Emang ayah berani?" Tanya Zahra
"Enggak juga sih, hehe" balas Radi
"Kan ada bunda" ucap Radi
"Yee Kebalik, harusnya bunda bilang kan ada ayah" balas Zahra
-Menuju meja makan
Radi berjalan menuju ke meja makan, tak lupa Zahra pun ikut membuntuti Radi dari belakang
Mereka berdua melangkah pelan pelan
Zahra yang merasa takut pun
Tiba!!
GREB!!
Zahra memeluk lengan Radi erat, sembari memejamkan kedua matanya
"ASTAGHFIRULLAH HAL ADZIM" pekik Radi keras
"Bunda ih, bikin ayah kaget aja, ayah takut tauk" ucap Radi bisik
"AYAHHH"
"B'BUNDA TAKUTTT"
"K'KITA BALIK LAGI KE KAMAR YUK" pinta Zahra pada Radi
"I'iya bunda, tapi Nanti dulu"
"Ayah penasaran" ucap Radi pada Zahra
Radi pun terus melangkahkan kakinya menuju meja makan di dekat dapur, sementara Zahra terus menggenggam erat lengan suaminya itu
Tak henti hentinya Zahra membaca surat Al Fatihah dalam hati
Sesampainya di meja makan, Radi pun celingak-celinguk kanan dan kiri, mencari keberadaan bayangan hitam yang diucapkan oleh Zahra
"B'Bunda t'tadi lihat disini Yah, disini tepat di depan Ayah berdiri" ucap Zahra sembari menunjuk ke arah rak piring, ia benar2 ketakutan saat ini
Radi mengangguk mengerti,
"Oh di sini ya?" Tanya Radi lagi
Zahra Mengangguk gemetar,
"Bunda takut Yahh"
"Balik yuk" pinta Zahra pada Radi
"Bentar bunda"
"Ayah kok lihat sesuatu ya" ucap Radi
Zahra meneguk salivanya,
Bulu kuduk Zahra pun merinding tak terhindarkan ketika Radi mengucapkan hal itu kepadanya,
"Eh, apa Yah?"
"A'Ayah-- lihat bayangan itu di rak makan?" Tanya Zahra lagi pada Radi
Radi menggeleng cepat,
"Eh Bukan Bun"
Tak lama Radi mengambil satu buah piring
Zahra mengerutkan keningnya
"K'kenapa ayah malah ambil piring?" Tanya Zahra pada Radi
Radi pun terkekeh,
"Hehe, Ayah laper Bun"
"Ayah tadi belum makan malam, ayah kan tadi dikamar bilang sama bunda kalo ayah mau ke meja makan, ya mau makan lah" jelas Radi pada Zahra
Hal itu membuat Zahra kesal kepada suaminya, karena Radi tidak memberitahu Zahra terlebih dahulu kalo Radi hanya ingin makan
Zahra kira Radi mencari keberadaan bayangan hitam yang diceritakan Zahra
Semakin kesal dengan Radi
Tak lama Zahra meraih sebuah teflon
"OH MAU MAKAN YA?? HMM??"
"AYAH INI BERCANDANYA UDAH KELEWAT PAGER, MALAM MALAM BUKANYA TIDUR MALAH NGESELIN KAYAK GINI"
"MINTA DICIUM PAKE TEFLON??" ucap zahra pada Radi
Melihat Zahra yang menggenggam sebuah teflon membuat Radi meneguk salivanya
"Eh, B'Bunda"
"hehe"
"J'jangan g'gitu lah, kan ayah laper"
"I'iya m'maaf deh udah ngerjain bunda" ucap Radi
Zahra menghela nafas
"Nanti kalo tiba2 bayangan hitam tadi lewat belakang ayah, jangan cari bunda" ucap Zahra pada Radi
"Eh memangnya-- kenapa kalo ayah cari bunda?" Tanya Radi
"Ya bunda juga takut lah" ucap Zahra
"Eh, i'iya deh iya, maaf"
Tak lama Zahra pun kembali menaruh teflon tadi di sebelah rak makan, lalu mengambil sebuah piring
Radi kembali meneguk salivanya
"B'Bunda jangan pake piring kalo mau mukul ayah" ucap Radi pada Zahra
Radi mengira Zahra akan memukulnya menggunakan piring
"Siapa yang mukul ayah?"
"Bunda juga laper"
"Ayah GR ih, pengen banget ya dipukul sama bunda?" Tanya Zahra pada Radi
"Dih"
"Enggak lah, ngaco bunda ini" ucap Radi
Setelah itu mereka pun makan malam berdua, sudah lama mereka Tidak melakukan hal seperti ini setelah Zahira beranjak dewasa
"Udah lama juga kita nggak makan malam berdua kayak gini ya Yah" ucap Zahra pada Radi
Radi mengangguk
"Iya"
"Mungkin karena waktu kita buat berdua udah habis"
"Tapi Tuhan memberikan kita kebahagiaan tersendiri, adanya Zahira rumah kita jadi rame" ucap Radi
Zahra Mengangguk senyum
"Iya juga sih"
"Syukurlah, semoga kita berdua diberi umur panjang, Untuk membesarkan Zahira" ucap Zahra pada Radi
"Iya"
"Amin"
Mereka berdua kembali melanjutkan makan malamnya
Meski sepi dan sudah kelewat malam, mereka berdua masih bisa membuat keramaian tersendiri dengan canda tawa yang mereka miliki
====[ NEXT ]======
JANGAN LUPA JUGA BACA WATTPAD KU YANG INI YA , MASIH FRESH KOK😂😂❤️❤️
JANGAN LUPA DIKASIH VOTE JUGA YA