Chapter 58 : The Sooner

Mulai dari awal
                                    

Dengan hati-hati, Angel menarik tangannya tanpa berniat mengganggu tidur lelap Axel. Dia pikir Axel menjaganya semalaman dan mungkin saja dia ketiduran dalam posisi yang tidak nyaman itu, alih-alih tidur bersama Angel di atas ranjang.

Axel memang selalu membuat Angel yakin namun terkadang pria itu juga bisa menghancurkan keyakinannya.

Angel turun dari atas ranjang, sangat menjaga pergerakannya agar Axel tidak sedikit pun terusik. Dia melangkah keluar, melihat Haida yang sedang duduk di meja makan sambil menutup wajahnya dengan telapak tangan. Kening Angel mengerut, ini bahkan masih pukul lima pagi. Apa yang dilakukan Haida?

"Mama."

"Angel." Haida langsung menurunkan tangannya sehingga Angel bisa melihat raut kusut di balik wajah cantik wanita ini. Dia melangkah menuju Angel sambil merangkul pundaknya. "Bagaimana keadaanmu? Mengapa kau bangun dari tempat tidur? Apa ada yang kau butuhkan?"

"Aku hanya sedikit haus."

"Kalau begitu duduklah, aku akan ambilkan air putih."

Angel mengangguk dan mendudukan diri. Tak lama kemudian Haida datang, membawa segelas air putih hangat untuk Angel minum. Lantas, ditengaknya dengan cepat.

"Terimakasih, Ma." Kata Angel namun Haida tidak menjawab. Tidak sulit untuk Angel menebak jika saat ini Haida sedang memikirkan sesuatu. "Ada apa? Kau tidak seperti biasanya."

"Tidak ada apa-apa. Lebih baik kau kembali ke kamar dan beristirahat, aku akan..—"

"Mama, ada apa?"

Haida diam dalam beberapa saat, dia menatap Angel dengan mata sendu. Kesedihan itu terbaca jelas oleh Angel sehingga dia yakin ada sesuatu yang tidak beres. Tiba-tiba Haida memeluknya erat. Angel cukup terkejut namun dia berusaha untuk mengimbanginya.

"Aku menyasali ucapanku semalam. Aku memikirkannya sehingga sulit tidur. Tidak seharusnya aku mengungkit hal yang membuat Axel kembali terluka. Aku merasa bersalah, Angel." Ujarnya, terisak di bahu Angel. "Dia pasti membenciku seperti dia membenci Tristan."

Tidak tahu harus berbuat apa selain menenangkan Hiada dengan menghusap punggungnya. Angel tahu sudah banyak hal yang dia lewati ketika tidak sadarkan diri, dia cukup menyesali itu. Dan apa lagi sekarang, Haida dan Axel memiliki konflik? Itu tidak bisa dibiarkan!

"Aku hanya marah karena dia tidak mau berkata jujur padaku. Menganai perempuan berambut pirang yang kemarin datang kemari, tentang kau yang dalam keadaan pingsan ketika datang kemari, dan tentang seseorang yang Axel sebut namanya saat menemanimu kemarin...—Ah ya, Darrel. Itu namanya. Apa kau mengenalnya?"

Tubuh Angel mendadak tegang. Refleks dia melepaskan pelukan Haida. Tidak, semuanya tidak boleh terbongkar dengan cara seperti ini. Harus ada sesuatu yang Angel lakukan alih-alih Axel yang seharusnya berani mengambil keputusan.

"Kapan aku bisa bertemu Papa Tristan?"

"Kau belum menjawabku, Angel."

"Aku akan menjelaskan semuanya di depan Papa dan Mama. Semua masalah akan terselesaikan. Jadi kapan Papa Tristan akan datang?"

"Hari ini. Malam ini." Jawaban Haida seketika membuat ketegangan yang Angel rasakan menurun secara perlahan. Mungkin ini memang waktu yang tepat. "Mengingat kau yang sedang sakit maka akan lebih baik jika kita berbicara disini saja dan aku akan memesankan menu favorit untuk makan malam."

Don't Call Me AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang