Chapter 31 : Steal My Girl

6.9K 471 650
                                    

Jangan lupa vommentsnya yang lebih antusias dari part sebelumnya ya!
Happy reading❤️

***

Angel menyibukan diri dengan ponsel yang ada digenggamannya ketika Jovie yang duduk di hadapannya tak sedetik pun melepaskan seringaiannya pada Angel. Alih-alih tidur nyenyak di apartemen Axel, suara hati Angel malah membawanya sampai di kediaman keluarga Durant untuk menjadi bodyguard pacarnya agar tidak direbut oleh perempuan genit bernama Kansa. Oh Tuhan. Setelah Haida pergi, bisa kah sehari saja Angel dan Axel mendapatkan waktu berdua?

Keputusannya tidak salah. Letak kesalahnnya ada pada Axel, mengapa pria itu harus manyuruh Angel duduk di ruang tamu ketika dia ingin membuntuti Axel hingga kamar Kansa? Oh, andai Axel tahu bagaimana tatapan mesum Jovie padanya sekarang.Ya ampun! Bolehkan Angel mencolok kedua bola mata Jovie?

Angel berdeham keras. Berharap mahluk Tuhan paling menyebalkan itu tahu diri dengan tidak memandanginya terus-terusan.

"Apa kau ingin minum?"

"Tidak!"

"Tapi sepertinya kau haus."

Ya. Haus ingin mencolok matamu! "Tidak usah repot-repot."

"Pelayanku bisa menyiapkan minuman yang kau
inginkan. Bagaimana dengan teh atau kopi?"

"Aku bilang tidak!" Bentak Angel, "Aku tidak ingin kau memasukan racun ke dalam minumanku untuk yang kedua kali. Kau pikir aku tidak tahu sorot mata penjahat kelamin sepertimu? Hell, aku tidak bodoh!"

Jovie terkekeh, sama sekali tidak tersinggung akan sindiran Angel. "Aku sudah minta maaf atas kejadian malam itu. Aku khilaf, Angel. Tapi soal aku menyukaimu, aku tidak berbohong."

Cih. "Tapi aku tidak menyukaimu!"

"Apa lagi-lagi karena Axel?"

"Diam!"

Angel kembali mengalihkan tatapannya pada ponsel saat Jovie bangkit berdiri, melangkah pelan menuju sofa yang dia duduki. Layaknya akan diserang serangga karena dirinya terlalu manis, Angel melafalkan mantra 'Pahit. Pahit. Pahit!' di dalam hatinya berulang kali.

"Jangan mendekat!"

Ancaman Angel seolah itu tidak mempan, Jovie malah suksus mendudukan diri di sebelah Angel. Namun bersamaan dengan itu, Angel mengeluarkan sebuah antiseptik dari dalam tasnya kemudian menyemprot berkali-kali ke arah wajah Jovie.

"Aku sudah bilang jangan mendekat. Dasar kuman!"

Angel bangkit dari duduknya meninggalkan Jovie yang masih menghusap matanya yang terasa sedikit perih. Rumah keluarga Durant sangat besar, Angel sampai tidak tahu dimana dia bisa menemukan keberadaan Axel.

"Angel, kau mau kemana?"

Oke. Mungkin keberuntungan memang tidak berpihak padanya. Terbukti, kini Jovie sudah berdiri beberapa langkah di belakangnya. Tak pantang menyerah, Angel terus melangkahkan kakinya menghindari Jovie. Hingga langkah Angel terhenti di depan sebuah pintu berbahan jati yang setengah terbuka. Mata Angel menyipit, dahinya membentuk kerutan pertanda dia tidak menyukai apa yang sedang dia lihat saat ini. Axel menyuapi Kansa. Serius?

"Sudah bosan main kejar-kejaranmya?" Tanya Jovie yang kini sudah berdiri di sebelahnya. Matanya mengikuti arah pandang Angel. Dan ketika dia tahu apa yang membuat ekspresi gadis itu mendadak masam, Jovie pun menyeringai lebar. "Oh Axel dan Kansa terlihat sangat cocok. Bukankah begitu, Angel?"

Apa katanya? Cocok? Ya, cocok. Cocok untuk dipisahkan! Angel menggerutu di dalam hati. Tidak kah Kansa memiliki sedikit harga diri untuk tidak cari perhatian pada kekasih orang? Tanpa sadar tangan Angel terkepal kuat dibalik saku jaket yang dia kenakan. Dasar murahan! Cih.

Don't Call Me AngelUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum