Chapter 23 : Refrain

7.8K 536 475
                                    

Part ini spesial untuk pecinta Axel-Angel yang udah kangen mereka.
Vote & Comments kalian sangat menentukan waktu update, jadi jangan sider ya.

Happy reading❤️

***

Untuk pertama kali Angel berada di bawah kendali Axel. Pria yang dulunya munafik itu ternyata begitu kesetanan ketika sedang bergairah. Bayangkan saja, setelah melepas jubah tidur Angel, Axel berhasil merobek gaun tidur di dalamnya karena tidak sabaran ingin melihat tubuh polos Angel. Walau pun tipis gaun itu memiliki harga fantastis tapi kalau Axel yang merobeknya, Angel tidak akan minta ganti rugi. Barang bisa dibeli tapi pacar seperti Axel susah dicari.

"Kalau sampai gairahku tidak tersalurkan lagi, aku bersumpah tidak akan membiarkanmu menyentuhku!" Ancam Angel penuh penekanan.

Axel menarik kepalanya, menghentikan sejenak kegiatan memberi tanda kepemilikan di leher Angel. Dia menyeringai tajam.

"Kau tau, orang yang selama ini paling tersiksa bukanlah dirimu tapi aku."

"Why you?"

"Aku malu mengakui ini tapi sekarang kau pacarku jadi aku rasa kau berhak tau." Axel tersipu, wajahnya sedikit memerah seperti menahan malu. "Selama ini aku selalu menahan diri ketika berada di dekatmu bukan karena aku tidak normal, aku pria normal dengan celana yang selalu sesak ketika menatapmu. Menatap sorot tajam menggoda dimata indahmu dan tubuh seksimu. Shit! Sekarang aku tidak kuat lagi menahan diri."

Sudut bibir Angel melengkung. Pernyataan inilah yang Angel tunggu sejak lama. Angel sempat berpikir hanya Axel pria yang tidak tunduk pada pesonanya namun presepsinya salah. Tidak ada satu pria pun yang tidak bisa Angel raih sekalipun orang itu adalah pria munafik sejenis Axel.

"Jadi apa kau sudah bosan bermain dengan tanganmu sendiri?"

"Aku tidak sendiri lagi sekarang. Aku memilikimu."

Axel melumat bibir Angel, menciumnya tanpa ampun sehingga menimbulkan suara secapan yang begitu keras. Untung kamar Angel kedap suara. Angel melarikan tangannya ke ujung kaus Axel, menariknya melalui kepala lalu melemparnya sembarangan. Kembali turun, Angel pun meraih gasper Axel dan membukanya tidak sabaran. Angel memasukan tangannya ke dalam setelah resleting jeans Axel sedikit terbuka. Sayangnya kejantanan Axel yang menegang masih ditutupi oleh sebuah boxer.

"Curang, lepas celanamu! Aku sudah telanjang." Protes Angel memutuskan ciuman mereka.

"Ck. Dalam  situasi seperti saja kau masih galak." Axel bangkit dari kasur kemudian menanggalkan jeans sekaligus boxernya.

Mata Angel seketika berbinar menatap sesuatu yang sudah dia nanti sejak tadi. Santapan lezat. Astaga. Besar sekali!

Angel menggerakan tangannya hendak meraih milik Axel namun pria itu menahannya. Wajah Angel mendadak cemberut sedangkan Axel menatapnya nyalang. "Kita langsung saja sebelum gagal lagi!"

"Tapi..—ummhh." Erang Angel ketika Axel kembali naik ke atas tubuhnya menikmati puncak payudaranya yang menegang kemudian tangan Axel turun pada kewanitaan Angel yang sudah basah. "Tidak usah pakai jari. Tadi kau bilang langsung, idiot. Dasar tidak konsisten!"

Axel terkekeh pelan melihat wajah bergairah campur kesal milik Angel yang sangat menggemaskan di matanya. Tidak sabaran, Angel pun membalikan keadaan. Menggulingkan tubuhnya ke samping sehingga kini dia yang menduduki tubuh Axel.

"Gadisku memang agresif!" Cibir Axel, namun dia sama sekali tidak keberatan.

Angel memancing dengan menggoyangkan pinggulnya. Dia memejamkan matanya ketika kejantanan Axel menyentuh bibir vaginannya. Tangan besar Axel mendekap pinggang kecil Angel untuk memposisikannya dengan benar. Desisan lolos di bibir Axel kala Angel perlahan-lahan mulai mendorong maju.

Don't Call Me AngelWhere stories live. Discover now