Chapter 65 : Not Okay

5.9K 413 636
                                    

Playlist : If The World Was Ending - JP Saxe & Julia Michaels.

Hai. Komen dong kalian lagi dimana waktu baca ini?

Happy reading❤️

Axel Addison & Angelica Falkner

Axel Addison & Angelica Falkner

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Dengan tubuh bergetar Angel turun dari mobilnya, membiarkan buliran air hujan mulai membahasi rambutnya tanpa berusaha berlindung. Dia mengetuk pintu mansion Bryan setelah melihat mobil milik Abraham yang terparkir di halaman depan. Angel sudah tahu apa yang harus dia hadapi. Alih-alih memikirkan soal nama baiknya di depan publik, Angel lebih takut menghadapi kemarahan Papa dan kakak laki-lakinya.

Pintu terbuka dan wajah tegang Bryan terlihat untuk pertama kali. Dia melirik Angel tanpa mengeluarkan kalimat khawatir saat melihat adiknya datang dalam keadaan basah kuyup akibat kehujanan. Angel mengerti, Bryan marah besar.

"Masuk. Papa sudah menunggumu di dalam."

Angel melangkah ke dalam dengan kepala tertunduk. Dia menemukan Abraham yang sedang memegang sebuah IPad ditangannya kemudian melempar benda itu ke arah jendela hingga pecah. Abraham pasti usai membaca berita tentang dirinya.

"P-Papa." Suaranya bergetar. Abraham menoleh dengan wajah merah penuh emosi. Akhirnya Angel menjatuhkan diri, berlutut dihadapan Papanya sambil terisak. "Aku minta maaf."

"Apa aku pernah mengajarkanmu menjadi perempuan kotor begini, Angel? Aku mendidikmu untuk jadi orang sukses, bukan untuk menjadi seorang pelacur!"

Angel tidak menjawab, bahkan untuk kembali berkata-kata pun dia tidak mampu. Hatinya sakit.

"Setelah kematian tragis Adelia, setelah Bryan yang harus direhabilitasi akibat kecanduan obat-obatan terlarang, setelah Tisha mengikhianatiku dengan perselingkuhannya bersama Anthonio Winston. Sekarang giliran kau yang berulah untuk menghancurkanku, Angel!"

Abraham menarik napasnya sejenak sebelum melanjutkan teriakannya. "Selama ini aku sudah memberikan apapun yang kau mau. Mobil mewah, barang-barang branded, uang yang tiap hari bisa membuat tabunganmu membengkak. Apa yang kurang, Angel? Katakan apa!"

"Kasih sayang!"

Entah mendapat keberanian dari mana, akhirnya Angel kembali bersuara. Selama ini hanya Abraham yang selalu minta dimengerti dan Angel tidak pernah menuntut. Angel tahu bagi Abraham, uang adalah sumber kebahagiaan. Tapi dalam waktu beranjak remaja hingga kini, Angel tidak pernah mendapat perhatian, kasih sayang yang tulus, rasa simpati terhadap perasaannya yang mati semenjak kematian Adelia. Abraham tidak mengerti itu!

"Aku kehilangan Mama, aku kehilangan Bryan yang harus tinggal di rumah rehabilitasi, aku kehilangan Papa yang sudah direbut seutuhnya oleh Tisha. Aku tidak punya siapa-siapa sebelum kau mengirim Axel untuk menjadi bodyguardku. Aku sendiri dan kesepian, Pa. Apa kau tahu? Tidak. Kau tidak peduli!" Ujar Angel lirih, mengingat semua kepedihannya.

Don't Call Me AngelWhere stories live. Discover now