Chapter 46 : Lonely

5.6K 491 569
                                    

Playlist : Lonely - Justin Bieber, Benny Blanco.

Ada yang kangen Axel-Angel?

Puter playlistnya biar makin baper, ditunggu juga vommentsnya.
Happy reading❤️

***

Axel duduk berhadapan dengan Haida yang masih menatap tajam ke arahnya. Wanita itu menghembuskan napas panjang, kesal karena pertanyaannya tidak dijawab. Lantas, dia kembali melanjutkan kalimatnya. "Aku bersusah payah membangkitkan moodnya yang buruk karena terlalu mengkhawatirkanmu seharian ini dan setelah kau datang, kau malah semakin menghancurkannya. Oh, aku tidak habis pikir, Axel!"

"Aku..—aku sedang bingung, Ma." Axel menghusap wajahnya gusar. "Kansa masuk rumah sakit lagi, dia kambuh karena aku terlambat menolongnya."

"Oh, ini tentang perempuan yang sering kali kau sebut malaikat itu." Haida mengangguk, mulai mengerti permasalahan yang sedang dialami putranya. "Kenapa kau harus menyalahkan dirimu sendiri atas tubuh milik orang lain?"

"Ini soal tanggung jawab, Ma. Aku sudah berjanji akan selalu menjaganya."

"Mau sampai kapan? Sampai Angel berhasil memberikan Mama cucu?" Haida tergelak, membuat Axel langsung menatap kearahnya. "Aku tau kau tidak menaruh hati pada perempuan itu. Angel adalah perempuan pertama yang kau kenalkan padaku, kau tidak pernah mempertemukanku dengan Kansa sejak dulu. Aku hanya mengenalnya sebatas nama dan melalui foto kalian berdua yang pernah kau tunjukan padaku. Apa itu tidak cukup meyakinkanmu jika Angel memiliki posisi yang lebih spesial darinya?"

"Tentu saja, Angel pilihanku, aku mencintainya, Ma. Aku hanya kecewa pada cara Angel mencintaiku, rasa cemburunya terlalu berlebihan, bahkan disaat dia tau Kansa hanya sebatas sahabat untukku."

"Apa Kansa juga mengganggapmu sebatas sahabat?"

Skakmat. Bibir Axel terkunci rapat untuk menyanggah pertanyaan tersebut. Haida yang selama ini tidak pernah Axel ijinkan untuk ikut campur dalam kehidupan pribadinya ternyata memahami semuanya dengan baik.

"Perasaan perempuan sangat sensitif. Dia sangat peka terhadap sesuatu di sekitarnya. Jika aku ada diposisi Angel tentu saja aku akan marah. Kau tidak mengabarinya seharian, kau juga tidak jujur berkata akan pergi menemui Kansa, kau bilang akan menemui teman-teman boxingmu tapi ternyata semua itu hanya alasan. Kau membohongi Mama, membohongi Angel."

Axel memalingkan tatapan dari Haida, dia tahu Haida paling benci dibohongi walau kebohongan sekecil apapun. Terkadang dia memang melihat cerminan Mamanya pada diri Angel. Mereka mirip.

"Angel perempuan yang baik, menghabiskan satu hari bersamanya membuatku tahu jika Angel adalah sosok apa adanya, dia tidak matre bahkan disaat aku menunjukan black card milikmu, dia tidak beraksi berlebihan. Saat aku memintanya memilih barang-barang mahal, dia malah berkata 'Kau saja yang pilihkan, Angel pasti suka pilihan Tante'. Raganya memang bersama Mama, tapi pikirannya tidak pernah lepas darimu. Dia khawatir karena kau tidak ada kabar. Itu jelas membuktikan jika dia sangat tulus padamu, Axel. Apa lagi yang kau cari dari perempuan lain disaat kau sudah mendapatkan perempuan sesempurna Angel?"

Axel menatap adanya amarah dibalik tatapan Haida padanya. Dia mengulas senyum tipis. Angel memang semenakjubkan itu, Haida baru-baru ini mengenalnya namun Angel sukses membuat Mamanya menghianati putranya sendiri.

"Dan kau tau, rinduku pada Cassandra sedikit terobati. Bersama Angel, aku merasa memiliki seorang putri lagi dan aku juga bisa mengobati kerinduan Angel pada sosok Mamanya yang sudah meninggal. Kami saling melengkapi, Axel. Dan aku akan sangat marah padamu jika sampai kejadian malam ini membuatku harus kehilangan putriku untuk yang kedua kali!"

Don't Call Me AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang