Chapter 47 : Disappointment

5.8K 486 715
                                    

Playlist : Mirrors - Justin Timberlake

Vommentsnya ditunggu yang banyak!Happy reading❤️

***

"Sir." Axel berhenti melangkah ketika salah seorang perawat menghampirinya, "Nona Kansa menolak minum obat. Saya sudah berusaha membujuk namun tetap tidak berhasil."

Axel menghela napas. Belum selesai urusannya bersama Angel, Kansa malah kembali membuat ulah. Kepala Axel benar-benar penat. Mau sampai kapan Kansa akan bersikap manja seperti ini padanya?

"Baik, Sus. Biar saya yang menangani." Axel langsung melangkah menuju ruang rawat Kansa dengan langkah tergesa-gesa.

Gadis yang sedang berbaring sambil menonton televisi itu pun tersenyum lebar ketika melihat kedatangan Axel. Berbanding terbalik dengan Axel yang memasang ekspresi datar, dengan kedua alis yang nyaris tertaut, kesal.

"Aku menunggumu." Kansa menarik ujung jaket Axel. Pria itu sudah berganti pakaian, Kansa asumsikan jika Axel baru saja selesai mandi. "Perawat membawakan obat dan makan malam untukku. Suapi ya!"

"Kau bisa melakukannya sendiri. Kenapa harus menungguku datang?"

"Aku sedang sakit. Badanku masih lemas."

Axel mengambil nampan berisi semangkuk bubur, telur rebus, segelas air putih, dan juga beberapa obat-obatan di atasnya. Dia meletakannya semua itu pada pangkuan Kansa. Dia juga mengelap sendok dan garpu terlebih dahulu sebelum meletakannya pada kedua tangan Kansa.

"Sekarang habiskan makanannya, jangan membuat dirimu semakin lemah dengan bermanja-manjaan, kau harus sembuh untuk dirimu sendiri, Kansa."

Kansa mengerjapkan matanya, walau tersinggung dengan ucapan Axel namun pada akhirnya dia tetap menggerakan sendok dan garpunya, memasukan bubur hangat itu ke dalam mulutnya dengan wajah tertekuk. Kemarin Axel memperlakukannya begitu lembut, berbanding terbalik dengan sekarang. Tanpa ditanya pun Kansa tahu apa alasan yang membuat Axelnya seperti ini. Pasti Angel lagi kan.

"Aku tidak suka kau berbicara lancang kepada pacarku. Apa yang kau katakan menimbulkan kesalahpahaman. Aku dan Angel bertengkar lagi!"

Mendengar itu Kansa merasa ada kepuasan di dalam dirinya. Dia melirik Axel yang terduduk di sofa dengan wajah muram. "Itu bukan salah paham, aku hanya ingin bicara jujur. Hubungan yang dilandasi dengan kebohongan itu tidak baik, Axel. Kita lihat saja sekarang, apa Angel benar-benar mencintaimu atau tidak."

"Aku tidak pernah meragukan perasaannya. Begitu pula dengan perasaanku. Asal kau tau, Angel itu cinta pertamaku."

Suara dentingan sendok garpu yang menghantam piring terdengar nyaring, Kansa menggerutu. "Aku cinta pertamamu. Kau hanya belum menyadarinya."

"Rasa cinta itu tidak bisa ditebak, hanya bisa dirasakan. Aku rasa kau tidak bisa mengambil alih perasaanku dan menentukan kepada siapa aku harus menjatuhkan hati." Axel menyentuh dadanya sendiri, "Ini perasaanku, aku yang paling mengetahuinya, bukan dirimu atau pun orang lain."

"Aku tidak mau makan, aku tidak mau minum obat!" Teriak Kansa, melempar nampan yang ada di pangkuannya ke arah lantai. Ini yang Axel takutkan, Angel memang sensitif namun Kansa jauh lebih sensitif, perempuan ini akan kehilangan akal sehat jika sesuatu yang dia inginkan tidak didapatkan. "AKU MAU MATI SAJA!"

"Kansa!" Axel menghentikan Kansa yang berniat melepaskan selang infus ditangan kirinya. Tidak ada pilihan lain, dia menarik Kansa ke dalam pelukannya. Gadis itu menangis tersedu-sedu di dadanya saat Axel terus menghusap punggungnya untuk menenangkan. "Jujur, aku lelah seperti ini, aku lelah sekali. Aku juga ingin hidup bebas sesuai pilihanku, keinginanku, tapi kau selalu bersikap seperti ini. Sampai kapan kau akan menyiksaku seperti ini, Kansa?!"

Don't Call Me AngelHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin