Chapter 63 : Graduate

5.8K 401 174
                                    

Dua minggu setelah kepulangan Angel dari Bristol, dia disibukan dengan persiapan kelulusan sarjananya. Tak terasa, hari ini merupakan puncaknya. Walau Angel menjalani sidang tanpa didampingi Axel—karena Axel masih sibuk menjalani training di perusahaan Alterio yang menyebabkan dia belum kembali ke Amerika—semangat Angel tak pernah padam untuk meraih gelarnya.

Semua berjalan lancar. Berkat otak encer milik Abraham yang menurun pada dirinya, Angel bisa melewati semuanya dengan hasil maksimal, nilainya nyaris sempurna. Walau sedikit bengal dan malas selama perkuliahan, kepintarannya tidak perlu diragukan lagi. Dan kini, Angelica Falkner sudah mendapat gelar Sarjana Hukum. Akhirnya!

"Lili, aku lulus!" Teriaknya. Dia memeluk Liliana yang berdiri di depan pintu ruangan.

"Selamat, Angel." Sahutnya, namun bukan sebuah nada antusias yang Angel dengar dari sahabatnya.

"Bagaimana denganmu? Sidangmu juga berjalan lancar kan?"

Liliana mengulas senyum. "Aku juga lulus."

"Wah, keren! Kita bisa menyelesaikannya tepat waktu." Angel meremas kedua lengan Liliana, namun lagi-lagi sahabatnya merespon datar. "Lili, ada apa? Kita berhasil lulus namun kau tampak tidak bersemangat. Kau sedang ada masalah dengan Bryan? Atau kau sedang sakit?"

"Aku baik-baik saja, Angel." Lilina meraih kedua tangan Angel sebelum melepaskannya. Walau Liliana memasang senyum tapi Angel jelas tahu jika itu bukan lambang dia baik-baik saja. "Ada barangku yang tertinggal di kelas. Aku akan mengambilnya. Tunggu sebentar ya."

Angel mengangguk walau sesungguhnya dia masih penasaran dengan sikap aneh Liliana. Ada apa ya?

Sembari menunggu, Angel mengeluarkan ponselnya untuk memberitahu Axel prihal kelulusannya. Tapi dua kali mencoba, Axel tak kunjung mengangkat panggilannya. Angel pikir Axel l sedang sibuk disana dan dia juga tidak enak terus-terusan mengganggu. Akhirnya dia memutuskan untuk mengirim pesan.

To : Axel Addison❤️
Berita baik hari ini; Aku lulus dengan nilai memuaskan. Kita bisa cepat-cepat nikah, asik!

Angel tertawa pelan membaca pesan yang baru saja dia kirimkan kepada Axel. Apa dia sangat kelihatan kebelet nikah?

"Angel."

Spontan, Angel memutar tubuhnya ketika suara berat itu terdengar tepat di belakangnya. Darrel Winston. Dua minggu terakhir dia selalu bolak balik kampus namun tidak menemukan batang hidungnya, mengapa hari ini dia harus muncul lagi?

"Apa kau sudah dinyatakan lulus?"

Basa basi yang busuk, pikir Angel. Dia membalas dengan anggukan kepala.

"Apa kau memiliki waktu?"

"Tidak." Angel hendak melewatinya namun Darrel sukses mencengkram pergelangannya. "Kau sangat tidak sopan, Sir. Lepaskan!"

"Kita harus bicara, Angel!"

Tindakan Darrel sama sekali tidak sopan, dia mengeret Angel kasar menuju sebuah kelas kosong yang jauh dari jangkauan para mahasiswa. Angel tidak terima diperlakukan seperti itu, dia mencoba melawan namun sayang pintu ruangan lebih dulu di tutup oleh Darrel sehingga berteriak pun rasanya percuma karena tidak akan ada yang mendengar.

"Sebenarnya kau mau apa, Darrel? Kita sudah selesai, kita tidak punya urus—"

"Aku tidak bisa terima perjodohan kita dibatalkan begitu saja oleh Abraham Falkner!"

"Kau tidak punya otak atau bagaimana?" Angel tergelak, nyaris tertawa. "Ayahmu berselingkuh dengan Ibu Tiriku. Jangan pura-pura tidak tahu."

"Itu bukan alasan kuat untuk mengakhiri semuanya, Angel. Dosa mereka tidak ada sangkut pautnya dengan kita berdua."

Don't Call Me AngelWhere stories live. Discover now