Chapter 29 : Other Side

7.2K 481 608
                                    

Warning!
Vote & spam komen yang banyak yah
Happy reading❤️

***

Angel tidak pernah menduga akan terlibat dalam situasi semacam ini. Pembawaannya yang santai mendadak lenyap ketika seorang wanita cantik dengan kisaran umur lima puluh tahunan itu duduk di depannya. Wanita yang dia ketahui bernama Haida alias Mama Axel alias calon Mama mertuanya, sangatlah cantik dan anggun.

Yang dimana membuat Angel ragu bahwa Axel berasal dari keluarga yang sederhana. Kalung emas, gelang perak, cincin berlian di jemari tangannya yang sudah tidak diragukan lagi keaslian dan harganya yang selangit. Wait. Axel tidak sedang ngaku-ngaku jika ini Mamanya kan?

"Siapa namamu?"

Angel tersadar dari lamunannya. Oh, serius? Wanita ini bertanya siapa namanya. Baik. Mungkin Mama Axel baru saja keluar dari goa sehingga tidak mengenal wajah cantik nan manis Angelica Falkner. Anak Menteri Pertahanan Amerika Serikat.

"Namaku Angel, Tante."

Angel mendadak gugup. Benar kan dia memanggil Tante? Kalau sudah dinikahi Axel baru Angel berhak memanggilnya Mama.

"Sudah lama mengenal Axel?"

"Lumayan. Hampir dua bulan, kurasa."

"Bagaimana kalian bisa mengenal? Kalian tidak bertemu di tempat hiburan malam kan?"

Tidak. Kelab malam telaku mainstream, pertemuan pertama meteka bahkan di hotel mewah berbintang lima. Saat Axel menyewa jasa perempuan panggilan menggunakan nama Jovie. Astaga. Itu tidak mungkin diucapkannya di depan Mama Axel. Bisa jatuh harga diri Angel jika sampai Haida tahu kehidupan gelap calon menantu cantik kelitanya ini—Oh, bahkan harga diri Angel sudah jatuh saat Haida melihatnya setengah telanjang beberapa saat yang lalu.

"Maaf. Aku tidak bermaksud menyinggung privasi kalian. Sebagai seorang Ibu, aku hanya ingin tahu dengan siapa putraku sedang menjalin kasih. Aku sudah ingin menimang cucu, tapi aku tidak ingin Axel tergesa-gesa sehingga salah memilih pendamping hidup."

Maaf. Apa itu sebuah sindiran? Jika iya, Angel tidak merasa bahwa Axel salah memilih dirinya. Angel cantik, pintar, kaya, banyak yang naksir dan..—ya, masih banyak lagi yang bisa dibanggakan dari dirinya. Apa kesombongan itu juga harus dia tunjukan di depan Mama Axel?

"Kami tidak bertemu di tempat hiburan malam. Aku mengenal Axel karena dia bekerja sebagai body..—"

"Ma."

Axel yang keluar dari arah kamar tidurnya sembari menggunakan kaus hitam pun berjalan menuju ruang tamu. Tempat Angel dan Mamanya duduk. Wajahnya tampak lebih segar walau masih lebam, dia baru saja usai mandi sesuai perintah Haida. Axel mengecup pipi Haida sebelum mendudukan diri di sebelah Angel. Oh, so sweet. Ternyata Axel anak Mami juga ya.

"Kenapa tidak bilang padaku jika Mama akan datang? Aku bisa menjemputmu di airport."

"Mama hanya ingin menengokmu. Perasaan Mama sedikit tidak enak." Haida melirik jam tangan mahal yang melingkar dipergelangannya. "Lagi pula, Mama kemari menggunakan jet pribadi milik Papamu. Mama hanya menginap satu malam. Besok sore Mama akan kembali."

Angel menelan salivanya kuat. Jet pribadi milik Papa Axel? Angel tidak salah dengar kan? Jangan bilang Axel anak konglomerat? Sial. Dia merasa begitu bodoh tidak tahu asal-usul pacarnya sendiri.

"Angel ini pacarmu? Atau..—"

"Ya. Angel pacarku." Axel memotong ucapan Haida dengan cepat, sebelum Angel akan dibuat salah paham. "Bagaimana menurutmu?"

Don't Call Me AngelWhere stories live. Discover now