Chapter 26 : Sorry Not Sorry

9.5K 480 448
                                    

Siapa yg kaget dapet notif?
Karna book ini udah sampai 10K readers jadi aku fast update buat kalian.
Terimakasih banyak, semoga kedepannya bucin Axel-Angel makin meningkat😘

Yuk Vomments yang banyak.
Happy reading❤️

***

Angel duduk pada kursi bar, menghabiskan wiski pada slokinya dalam sekali tegak. Lantas, dia menyalakan sebatang rokok dengan pemantik api. Menghisapnya dalam, membuat Liliana yang berada di depannya terbatuk keras.

"Alhokol dan nikotin adalah dua hal yang menyenangkan."

Liliana tidak berkomentar. Tidak pula menyentuh minuman keras yang ada di depannya. Pikirannya kembali melayang pada kejadian beberapa saat lalu, Liliana menyesali keputusannya menuruti perintah Angel. Tahu begini, Liliana memilih pasrah dengan nilai pas-pasan. Toh, jaman sekarang nilai bisa dibeli selama punya uang.

Dengan menggunakan aplikasi canggih yang tidak banyak orang ketahui, Liliana bisa melacak posisi seseorang melalui nomer ponsel. Dia menjemput Angel setelah yakin dengan keberadaan Axel yang saat itu berada di salah satu restoran mewah, tidak jauh dari pusat Kota.

Liliana memiliki ide cemerlang, dia bekerja sama dengan seorang pelayan yang akan mengantar makanan menuju meja Axel dan Kansa. Ya, tanpa bertanya lagi Liliana tahu perempuan yang sedang dinner romantis bersama Axel adalah Kansa Durant, fashion designer yang sedang naik daun itu. Saingan Angel? Ya, bisa jadi.

Liliana memberi sedikit sedekah pada pelayan itu—Oh bukan dia, maksudnya sedekah itu berasal dari uang Angel tentu saja—untuk melancarkan misinya. Dan pada akhirnya pelayan tersebut berhasil meletakan alat penyadap suara pada bangku kosong di belakang bangku yang Axel dan Kansa duduki.

Dan setelah itu kalian tentu tahu apa yang terjadi. Angel murka! Dia marah besar dan tentu saja sangat merepotkan dirinya. Sebenarnya dia tidak tahu hubungan apa yang terjadi antara Angel dan bodyguardnya. Namun sebagai orang yang mengenal Angel dengan cukup baik, Liliana tahu bahwa Axel mendapatkan posisi khusus di hati Angel. Dia tidak menyangka jika ada pria beruntung yang bisa mematahkan hati beku seorang Angelica Falkner. Kira-kira Axel menggunakan pelet apa ya?

"No, Angel! Kau sudah menghabiskan satu botol wiski." Liliana menangkap tangan Angel yang hendak memanggil bartender untuk menambah minuman. "Demi Tuhan. Aku tidak akan bisa mengangkutmu jika sedang mabuk!"

"Ish. Cerewet!" Angel memberontak, melepaskan tangannya dari cekalan Liliana. "Kau pulang saja, Lili! Aku ingin sendiri."

"Mana mungkin..—"

Kalimat Liliana menggantung kala ponsel Angel yang berada di atas meja menyala. Satu panggilan masuk dari kontak yang Angel beri nama 'Axel Addison❤️'. Tuh emojinya, benar kan mereka ada apa-apa? Liliana hendak mengambilnya namun kalah cepat dengan pergerakan Angel yang terlebih dahulu mereject dan mematikan ponselnya.

"Astaga, kenapa dimatikan?! Axel satu-satunya orang yang bisa menolongmu saat ini.  Cepat berikan ponselmu padaku!"

"Never."

"Angel, jangan merepotkanku!" Gerutu Liliana sebal. Dia semakin frustasi kala Angel bangkit berdiri dan melangkah menuju lantai dansa. Liliana meremas kuat rambutnya. Apa yang harus dia lakukan sekarang?

Di lantai dansa, Angel menggerakan tubuhnya, begitu bebas dan liar seolah dia ingin melepas beban apapun yang sedang dia pikul untuk malam ini. Kemarahannya, kecemburuannya, apapun itu, Angel ingin melepas semuanya. Dunia malam bukan hal asing lagi bagi Angel, sebelum mengenal Axel, dia bahkan bisa pergi ke tempat ini setiap hari untuk menghibur diri.

Don't Call Me AngelWhere stories live. Discover now