Chapter 33 : Intimate

8.1K 489 714
                                    

Warning!

Vomments part ini lebih antusias lagi dari sebelumnya ya.
Happy reading❤️

***

Imajinasi liar Angel mengenai bercinta di atas ring tinju bersama Axel benar-benar dibuat nyata. Ini gila sekaligus luar biasa! Angel selalu menyukai tantangan di dalam hidupnya dan ini merupakan salah satunya. Dengan kancing kemeja yang seluruhnya terbuka dan rok yang disingkap ke atas—setelah celana dalamnya diturunkan—Axel pun memasukan miliknya pada Angel dari arah belakang, dengan posisi sedikit menyamping. Salah satu kaki Angel yang terangkat disangga oleh lengan Axel, lengannya yang lain melingkari tubuh Angel agar semakin merapat padanya.

"Apa rasanya sakit?" Tanya Axel mengkhawatirkan Angel yang sedari tadi tidak melayangkan protes seperti biasanya.

"Tidak. Aku hanya sedang berusaha mengimbangi, rasanya sangat penuh." Angel memiringkan kepalanya menoleh ke belakang untuk melumat bibir Axel. "Ayo, mulai bergerak. Aku siap!"

"Aku akan melakukannya pelan-pelan."

Axel tidak mengingkari ucapannya. Gerakan Axel yang terlampau pelan dan menggoda, ditambah miliknya yang terasa sesak dan kakinya yang mulai pegal, membuat Angel merasa jika semua ini tidak perlu lagi dibuat lamban. Dia bisa semakin gila!

"Bisa dipercepat, Axel? Kau menyikasiku."

"Kau serius? Apa tidak akan sakit?"

"Ya, serius. Sakitnya juga sakit nikmat, jadi tidak masalah. Ayo cepat, Axel."

Axel terkekeh melihat Angel yang tidak kalah bergairah darinya. "Apapun untukmu, sayang."

Kecupan kembali mendarat pada telinga hingga rahang Angel. Hal itu semata-mata Axel lakukan agar Angel teralihkan dari rasa sakit akibat gerakannya yang cepat. Tangan Angel yang mencengkram kuat lengannya dan pembatas ring sudah menjadi bukti bahwa Angel tidak bisa menyangga tubuhnya sendiri akibat kakinya yang semakin lemas.

"Axel!" Pekik Angel.

"Sakit?"

"Ya." Ucapnya, namun ketika Axel menghentikan gerakannya, Angel mencubit keras lengannya yang berkeringat. "Kenapa berhenti? Aku tidak memintamu untuk berhenti. Jangan nanggung, kau ingin membuatku gil..—hmmmpp."

Mendengar kemarahan Angel bukan sesuatu yang ingin Axel dengar, dia lebih ingin mendengar desahan Angel meneriaki namanya. Semakin lama, pergerakannya semakin membuat Angel nyaman. Terbukti erangan demi erangan keluar dari bibir seksinya. Hingga pada akhirnya, Axel lah yang meneriaki nama Angel ketika mencapai titik puncaknya terlebih dahulu. Di susul Angel beberapa saat kemudian. Tubuh mereka ambruk, terduduk di atas ring dengan posisi Angel yang bersandar pada dada bidang Axel.

"Posisi berdiri lebih menguras tenaga ternyata." Kata Angel dibalik napasnya yang naik turun. "Bercinta di atas ring tinju bukan sekedar imajinasi lagi untukku, kau mewujudkannya."

"Apa kau menyukainya?"

Angel mengangguk. Kemudian Axel mengecup puncak kepalanya.

"Baguslah. Bercinta bersama pasangan yang terpenting adalah kenyamanan dua belah pihak. Maaf jika sempat membuatmu sakit, sayang."

Memutar posisi tubuh secara perlahan, Angel pun melingkarkan kakinya di pinggang Axel sembari menikmati bibir merah muda milik kekasihnya. Salah satu yang tidak dia sukai dari poisisi itu adalah dia yang tidak bisa menatap wajah tampan Axel ketika menemukan pelepasannya. Angel tidak pernah menjatuhkan standar pria yang bisa menjadi kekasihnya namun Axel terlampau jauh dari kata sempurna, dia sangat amat sempurna. Katakan Angel bucin, dia tidak masalah.

Don't Call Me AngelWhere stories live. Discover now