Chapter 35 : Fashion Show

6K 437 674
                                    

Pantulan dirinya di depan cermin jelas membuktikan jika Angel layak untuk dijadikan model utama pada American Fashion Forward malam hari ini. Angel menyukai riasan pada bagian matanya, pilihan eyeshadow berwarna lembut dengan sedikit sentuhan aksen shimmer, peach, dan emas membuat kesan elegan pada dirinya semakin bertambah.

One shoulder dress adalah gaun rancangan Kansa yang Angel kenakan sebagai opening. Gaun yang hanya memiliki satu lengan itu mengekspos pundak putih Angel. Ditambah dengan desain lubang pada bagian pinggangnya. Warnanya merah terang, nampak begitu menyala. You look so beautiful, Angel!

"Axel?" Gumamnya ketika menyadari tidak hanya bayangan dirinya yang terpantul pada cermin, Angel memutar tubuh dengan sedikit tidak percaya. Mata indahnya semakin berbinar menyadari jika Axel tidak hanya halusinasi semata. Bagaimana bisa Axel masuk saat backstage dijaga ketat oleh para security?

"Whoa, ini Angel? Kekasihku?" Tanya Axel mengamhampiri Angel dengan hati-hati namun matanya tidak bisa berhenti meneliti penampilan Angel dari atas hingga bawah. Sorot matanya buas, penuh kekagumam. "Kau cantik sekali malam ini."

"Biasanya tidak cantik?"

"Cantik. Kau selalu cantik. Tapi malam ini tampak sedikit berbeda. Kau terlihat luar biasa. Astaga! Bisakah kau mengundurkan diri saja menjadi model fashion show malam ini? Aku tidak akan terima jika semua orang di luar sana akan berbinar ketika melihatmu di atas panggung."

"Lebay!" Angel tersenyum malu-malu mendengar pujian sekaligus kecemasan Axel yang terdengar berlebihan. Terkadang Axel bisa menjadi pria yang serakah, tidak ingin berbagi pada orang lain meski hanya rasa kagum melalui sorotan mata.

"Sahabatmu bisa menangis jika aku tiba-tiba mengundurkan diri. Entah menangis karena acaranya tidak berjalan lancar, atau karena mendengar nada over protektifmu yang tentu saja membuatnya sakit hati."

"Kenapa kau malah membicarakan orang lain di saat hanya ada kita berdua?" Axel maju selangkah, memiringkan kepalanya untuk meraih bibir Angel. Tidak sempat menjangkau, Angel terlebih dahulu mendorong dada Axel menjauh. Kernyitan tidak terima di dahi Axel nampak begitu jelas. "Aku tidak boleh menciummu?"

"Tidak!"

"Kenapa?"

"Waktu yang diperlukan Makeup Artist untuk membuat penampilanku menjadi seperti ini tidak sesingkat waktu yang kau gunakan untuk menghancurkannya dengan cumbuan bibirmu yang sialnya membuatku tidak akan bisa menolak. Jadi berhentilah sebelum aku benar-benar mengundurkan diri."

Axel melipat kedua tangannya di belakang. "Kalau aku tidak boleh menciumu, kau tentu boleh melakukannya. Kedua tanganku ada di belakang, aku tidak akan menghancurkan penampilanmu."

Jika Axel berniat menggodanya maka pria itu berhasil. Angel menarik kerah kemeja Axel mendekat sebelum menempelkan bibirnya di atas bibir Axel. Tanpa lumatan berlebihan, Angel memasukan lidahnya ke dalam mulut Axel. Bermain liar dengan lidah Axel di dalam sana. Cengkraman Angel semakin kuat pada kerah bajunya, namun Axel tidak mengingkari janji untuk tidak menyentuh Angel—agar tidak mengacaukan penampilan Angel—dengan tidak menggerakan tangannya yang tetap diam di belakang punggung. Axel cukup tersiksa tapi dia tidak bisa memaksakan keadaan. Rasanya ingin cepat-cepat masuk kamar.

"Angel, apa kau sudah si..—" Suara familiar milik Kansa menggantung ketika melihat apa yang ada di depan matanya. Niat memanggil Angel untuk bersiap, dia malah menemukan pujaan hatinya sedang bercumbu. Kansa tersenyum miris. "Apa kau sudah selesai, Angel?"

"Oh sudah!" Angel menegapkan posisinya saat Axel menarik diri untuk berdiri di sebelahnya. Anggap saja bonus karena Kansa datang di waktu yang tepat. Tanpa rasa bersalah Angel kembali menertawainya di dalam hati. Memangnya enak?

Don't Call Me AngelWhere stories live. Discover now