VAMPIRE IN LUV

1.2K 154 2
                                    

Dengan sangat kuat dan cepat, Gavriel segera menarik tubuh gadis itu dan langsung bersembunyi di balik tangga.

Ia sungguh tidak menyangka, Gladys akan melihatnya seperti ini.

Suara gemuruh warga semakin mendekat, juga suara tangisan Gladys yang sekarang berada tepat di depannya, semakin keras.

"Sstt" desah Gavriel.

Cukup sekali peringatan, gadis itu terdiam.

Gavriel melirik sekilas.

Wajah Gladys tengah bersembunyi di dadanya.

Jarak mereka cukup dekat. Seperti orang yang sedang berpelukan.

Bedanya, tangan mereka diam bagaikan patung, tidak menyentuh satu sama lain.



"Shit."

Sungguh, Gavriel benar-benar tidak menyangka Gladys akan melihatnya seperti ini.

"Tapi gimana pun, Gladys pasti bakal tau semuanya. Cepat atau lambat.."

Perlahan, ia kembali menatap gadis itu.

Wajah ketakutannya, juga wajah butuh perlindungan.

Antara ia takut kepada Gavriel, tetapi juga membutuhkan lelaki itu.

Cukup lama mereka berdiam diri.

Suara gemuruh warga semakin menghilang.

"Apa sudah aman?" Ucap Gladys perlahan.

"Sstt! Kalau loe berisik, loe juga bisa ketangkep."

Mendengar perkataan Gavriel, Gladys semakin mendekatkan tubuhnya kepada Gavriel. Mencari perlindungan.

Bahkan gadis itu sampai memeluk Gavriel, dan menyembunyikan wajahnya di dada pria tampan itu.

"Janji sama gue. Loe nggak bakal lari tanpa gue!" Pinta Gladys

Gavriel terdiam sejenak.

"Janji ke gue, Gav!" Kali ini, gadis itu sempurna menatap wajahnya.

Gavriel juga menatap wajah Gladys. "Gue janji."

Gladys kembali menyembunyikan wajahnya.

Gavriel sangat merasa bersalah karena telah mendiamkan Gladys hari ini.

Ia cemburu melihat Gladys bersama Gio.

Ia menjadi bad mood ketika Gladys menolak tawarannya untuk menjadi model di kelas.

Ia tau, Gladys menelfonnya berkali-kali sedari siang hingga sore.

Dan sekarang, gadis itu sempurna memeluknya.

Menangis takut. Menangis meminta perlindungan.

Perlahan, tangan Gavriel bergerak, memeluk tubuh indah Gladys.

Hingga lama mereka berpelukan.

Gavriel sendiri merasa situasi sudah aman.

Tidak ada yang tau mereka bersembunyi disini.

Perlahan, Gladys mengangkat wajahnya, menatap wajah Gavriel.

Dengan sangat lembut, Gladys membersihkan bekas darah di sekitar bibir Gavriel.

Dan itu langsung membuat Gavriel terkejut.

Ia menatap gadis itu lekat. Masih terdiam.

Gladys tidak lagi menangis ketakutan seperti tadi.

Ia malah sibuk membersihkan darah di bibir Gavriel.

Lalu menatap pria itu lekat.

"Gue nggak perlu jelasin apapun. Loe juga nggak perlu minta penjelasan apapun. Yang loe liat tadi udah jelas." Ucap Gavriel mendahului.

BITEWhere stories live. Discover now