"Gigit?"

1.5K 154 2
                                    

"Pelaku belum ditemukan, Gladys... Keluarga Alm.Titi sangat sangat berduka.. Mereka minimal hanya ingin tau siapa pelakunya. Sangat menyakitkan melihat kerabat mereka meninggal dengan misterius seperti ini.." Ucap Mr.G di ruangannya, sebelum menghela nafas panjang.

Gladys ikut menghela nafas panjang.

Jangankan untuk meminta pertanggung jawaban pelaku, Gladys hanya ingin tau siapa vampir itu.

Minimal, ia bisa menjaga dirinya dari serangan Sang Vampir.

"Gue bakal jaga loe."

Tiba-tiba suara Gavriel melintas di kepalanya.

Ia menghela nafas kesal.

"Haruskah berurusan lagi sama dia?!"

Sekali lagi, ia menghela nafas. Kali ini lebih panjang.

"Ya sudah Sir. Saya pamit kembali ke kelas." Pamit Gladys.

Mr.G tersenyum mengangguk.






Pelajaran berlangsung seperti biasa.

Gladys berusaha keras untuk fokus, walaupun matanya berontak ingin melirik Gavriel sekali saja dalam ribuan waktu.

Hingga bel istirahat berbunyi.

Kali ini Gladys enggan menemui Gavriel ataupun berbicara dengannya.

Kali ini, Gladys ingin merefresh pikirannya dengan bertemu dengan teman-temannya.

Ia memilih makan di kantin bersama Lily, Reyna, Putra, dan Mino.

Tak jauh dari mereka, Gio, Gavriel, Nendra, Arkan, Tama, Mario, dan Vito sedang makan sambil sesekali tertawa bercanda.

Tiap kali terdengar suara gelak tawa, Reyna dan Lily langsung memperhatikan Gavriel, bagaimana lelaki itu tertawa.

Tiap kali terdengar suara gelak tawa, Reyna dan Lily langsung memperhatikan Gavriel, bagaimana lelaki itu tertawa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dan Gladys diam-diam juga menatap pria itu.

Benar kata Gio. Gavriel menjadi humble jika bersama teman-temannya.

Tanpa sadar, bibir Gladys melengkung membentuk senyuman tipis.

3 gadis itu masih sibuk memperhatikan tawa Gavriel yang menawan.

Gigi putihnya yang rapi, boxy smile yang ia tunjukkan, benar-benar mencuatkan image ramah tamah.

Bagi Gladys dan semua gadis di kantin itu, tawa dan senyum lebar Gavriel menghilangan image-nya sebagai lelaki cool di sekolah ini.

"Udah kali girls... Penyandang nomer 1 lelaki paling tampan di dunia emang mancing semua orang buat natap. Tapi udah biasa aja kali..." Ucap Putra, menyadarkan Lily, Reyna, dan Gladys.

"Tuh cowok udah 10 menit ketawa, dan kalian tetep ngeliatin. Nggak bosen apa." Ucap Abi.

"Enggak." Jawab Lily jujur.

BITEWhere stories live. Discover now