Comeback🔞

1.7K 105 2
                                    

"Gavriel..." Panggil Gladys masih dengan suara lemahnya.

Perlahan, Gavriel mengangkat wajahnya, menatap wajah istrinya dengan nafas yang menderu karena lelah.

"Dimana?" Tanya Gladys

"Ini di rumah sakit. Kamu baru selesai operasi pengangkatan dua janin kita.."

Gladys mengelus perutnya. Tidak ada bekas jahitan sama sekali disana.

"Tapi..."

"Ya.." Potong Gavriel. "Aku menghilangkannya."

Gladys menatap wajah suaminya lamat-lamat.

Ia memegang wajahnya. Tidak terasa sakit sama sekali.

"Kamu menghilangkan semua lukaku?"

Gavriel mengangguk.

"Kenapa... Kenapa kamu pucat Gavriel? Apa jika kamu mengerahkan kekuatanmu, kamu akan jatuh sakit?"

Gavriel menggeleng, menghela nafas panjang. "Bukan sakit karena mengerahkan kekuatan. Tapi selama kamu hilang, aku tidak memikirkan diriku sendiri. Aku tidak meminum darah. Dan aku mengerahkan kekuatanku barusan. Aku hanya sedang lemah, Sayang.."

Ia berusaha tersenyum, meyakinkan istri cantiknya itu.

Perlahan, Gladys mengulurkan tangan kanannya ke arah Gavriel.

Pria itu mengernyit.

"Ambil darahku.."

Gavriel tertawa lemah. Menggeleng.

"Aku serius, Gavriel.."

"Jangan, Sayang.."

"Sedikit, tidak apa-apa. Yang penting kamu tidak pucat seperti ini. Aku khawatir."

Gavriel menggeleng tegas. "Kalau aku ambil darahmu, kamu akan pusing, demam tinggi. Aku tidak mau. Untuk apa aku menghapus semua sakitmu kalau akan aku sakiti lagi?"

"Kan hanya demam?" Ucap Gladys dengan polosnya.

Gavriel menatapnya serius.

Ia menghela nafas, mengalah.

Gladys terdiam. Berfikir.

Ia menekan tombol perawat, dan tak lama seorang perawat masuk ke ruangannya.

"Suster, saya minta darah saya diambil dan tolong dibungkus dalam kantong darah, dan kembalikan pada saya." Ucap Gladys

"Untuk apa ya Bu?"

"Salah satu anggota keluarga saya kekurangan darah. Jadi akan saya donorkan padanya."

"Baik, saya akan periksa kondisi dan tekanan darah Ibu, lalu menyiapkan kantong darahnya ya Bu.."

Gladys tersenyum, mengangguk.

Pengambilan darah langsung dilakukan.

Sekantong penuh.

Gavriel tertawa lemah. "Kekurangan darah hm?"

Gladys menyeringai.

Tak lama setelah kantong darah itu penuh, Gladys langsung memberikannya pada Gavriel.

"Aku nggak pusing, nggak demam. Aku aman. Sekarang, kamu minum darah itu." Ucap Gladys.

Gavriel tersenyum lemah, dan langsung meminum habis darah Gladys tanpa sisa.





***




Satu Minggu dirawat di rumah sakit, hingga keadaannya benar-benar pulih, Gladys akhirnya diperbolehkan pulang.

BITEWhere stories live. Discover now