Good Boy

1K 146 2
                                    

Mobil Gavriel berhenti tepat di depan rumah Gladys.

Tak lama, pintu dibuka.

Maminya menyambut. "Gladys? Kenapa baru pulang? Ini siapa?"

"Gladys? Kenapa baru pulang?" Ayahnya datang dari arah dapur.

Ia melirik ke arah Gavriel yang berdiri di sebelah anak gadisnya.

"Kamu pacaran? Pulang malam begini?" Tuduh Ayah Gladys.

Gladys sudah membuka mulut untuk menyangkal tuduhan ayahnya, namun Gavriel yang terlebih dahulu menjawab.

"Oh enggak, Om. Mohon, jangan salah sangka. Biar saya jelaskan."

Semuanya menatap Gavriel. Menunggu.

Dan Gladys menunggu dengan deg-degan.

"Tadi, Gladys sempat diculik. Om dan Tante bisa melihat wajah Gladys yang masih bengkak, setelah menangis tadi. Rambutnya juga acak-acakan. Kebetulan, saya melihatnya, dan saya langsung menolong Gladys."

Penjelasan dari Gavriel tidak hanya membuat kedua orang tua Gladys terkejut, tapi juga Gladys sendiri.

"Diculik?!" Seru Mami Gladys tertahan.

"Diculik bagaimana?" Tanya Ayahnya.

"Mohon, Om, Tante, jangan diperpanjang perkara ini karena saya khawatir itu akan menganggu mental Gladys. Karena tadi saya lihat Gladys sangat ketakutan. Saat saya datang, ia langsung memeluk saya sambil tetap menangis keras."

Gladys dipeluk Maminya.

Wajah, seorang ibu pasti sangat khawatir apalagi mendengar kabar anak gadisnya hampir diculik.

Ayah Gladys maju selangkah, mendekat ke arah Gavriel.

Gladys khawatir Ayahnya akan marah ataupun menampar Gavriel.

Namun lelaki tampan itu terlihat sangat tenang.

Dan secara mengejutkan.

Ayah Gladys menghambur memeluk Gavriel.

Pelukan yang sangat bersahabat.

Malam ini, Gavriel tidak hanya dipeluk Gladys. Tapi juga dipeluk Ayah Gladys.

Sesuatu yang sangat di luar ekspetasinya.

"Terimakasih Nak, sudah menolong anak gadis tunggal saya." Bisik Ayah Gladys tepat di telinga kiri Gavriel.

Dan demi mendengar kalimat yang indah itu, Gavriel benar-benar tersentuh.

Ia tidak menyangka Gladys adalah anak tunggal.

Ia merasa ia sedang berada di posisi Ayah Gladys. Bagaimana rasanya.

"Sama-sama Pak.." jawab Gavriel.

Mereka mengobrol santai di ruang tamu.

Gladys, kedua orang tuanya, dan Gavriel.

"Saat tadi pertama melihat kamu, saya merasa deja vu. Ternyata benar. Saya pernah melihat kamu di majalah. Kamu nomer 1 Lelaki Tertampan Sedunia itu kan? Berhasil mengalahkan Zayn Malik?" Ucap Ayah Gladys.

Gavriel tertawa sopan. Mengangguk. Itu benar.

"Waahhh saya akui, kamu tampan."

Gavriel menunjukkan boxy smile-nya. Terlihat sangat tampan, sekaligus sangat menggemaskan.

Hingga hari semakin malam, dan waktunya Gladys juga kedua orang tuanya untuk istirahat.

Gavriel dengan ditemani Gladys kembali menuju mobilnya.

BITEजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें