HUG

1.1K 145 0
                                    

"Tuhan... Kumohon.. Kirim malaikat penyelamat untukku kali ini..."

Darwin semakin mendekat ke wajah Gladys.

Ia tidak peduli lagi dengan tangisan dan raut wajah Gladys sekarang.

Kedua tangannya telah mengunci tangan gadis itu.

Ia leluasa sekarang. Bebas akan melakukan apapun kepada Gladys.

Untuk menikmati ini, dengan perlahan Darwin akan menyentuh lembut bibir Gladys.

Sebelum tiba-tiba kerah bajunya ditarik oleh seseorang dari belakang.

Gerakan itu sangat cepat. Dan kuat.

Belum menyadari apa yang terjadi, suatu hantaman yang sangat kuat telah mendarat di wajah tampannya.

Satu hantaman, dan tubuh Darwin terpelanting cukup jauh hingga terkenal ban mobilnya sendiri.

Darah segar keluar dari hidungnya.

Darwin meringis kesakitan, dan segera melihat siapa pelaku itu.

Sesosok lelaki dengan topi hitam dan masker menutupi wajahnya sedang berdiri jelas di depannya.

Darwin mengernyit.

Sosok pria itu dengan kasar langsung menekan leher Darwin dengan satu tangan.

Dan itu cukup membuatnya kewalahan dalam berusaha melepas cengkraman buas lelaki tak dikenal itu.

"Siapa loe?!" Tanya Darwin dengan susah payah.

Kali ini, sosok lelaki itu memperlihatnya matanya sang sangat tajam menatap Darwin.

Darwin sedikit terperanjat menatapnya.

Ia belum pernah melihat mata setajam itu sebelumnya.

"Gue bisa bunuh loe sekarang kalau loe berani sentuh gadis itu!" Ucap pria itu dengan sangat tegas dan dalam.

Darwin masih mematung. Untuk berkedip pun ia tidak sanggup.

"Pergi!" Ucap pria itu lagi.

Ia tidak membentak Darwin, tapi suaranya cukup membuat pria itu bertekuk lutut.

Tidak hanya tatapan mata, ucapan sosok lelaki itu sungguh membuat Darwin hampir mati gelagapan.

Ketika merasakan cengkraman tangan pria itu sudah tidak lagi sekeras tadi, Darwin langsung berlari masuk ke mobilnya.

Ia langsung memundurkan mobilnya hingga di ujung jalan kecil, lalu pergi dengan cepat.

Sebelum sosok lelaki tak dikenal itu mengejar dan membunuhnya di tempat sepi dan gelap ini.

Memastikan mangsanya telah pergi, Gavriel segera berlari ke arah gadis yang sekarang masih memejamkan matanya itu.

"Gladys?"

Lirih suara Gavriel terdengar.

Ia sudah tidak lagi memakai suara dalamnya seperti saat kepada Darwin tadi.

Perlahan, Gladys membuka mata.

Ia masih menangis, dadanya turun-naik tidak teratur.

Melihat lelaki di depannya memakai topi dan masker, Gladys sama sekali tidak merasa aman.

Bisa jadi Darwin malah memanggil temannya untuk menyakitinya malam ini.

Gladys masih menangis.

Mengetahui gadis cantik ini belum merasa aman, Gavriel lantas melepas topi dan masker dari ia pakai.

BITEWhere stories live. Discover now