BITE

1.4K 184 1
                                    

Suara langkah pelan Gladys memenuhi lorong sekolah.

Pukul 7 pagi.

Dan sepagi ini, Gladys sudah harus ada di sekolah untuk membantu Miss Ellen menyelesaikan peta tugas sebagai bahan pembelajaran.

Gladys lanjut berjalan santai menuju ke toilet perempuan. Barusan, ia izin kepada Miss Ellen untuk mencuci wajah.

Namun seketika, langkah Gladys terhenti ketika ia melihat sesosok lelaki berdiri di ujung lorong toilet perempuan.

Dengan ragu, ia melangkah maju.

Dan semakin jelas, terlihat bahwa pria itu adalah Gavriel.

Gladys sedikit tersentak. Bingung. Curiga.

"Gavriel?"

Gavriel menoleh. Sinar tampan dari wajah pria itu seolah memperjelas pandangan Gladys di bawah lampu lorong yang remang-remang ini.

"Loe ngapain disini?" Tanyanya

"Nggak ada." Jawab Gavriel ringan. Cool seperti biasa.

Gladys mengerutkan kening. "Ya kali disini nggak ngapa-ngapain."

"Emang kalau disini harus ngapa-ngapain?"

Gladys sedikit tersentak oleh pertanyaan Gavriel barusan.

"Minimal loe bisa jelasin, ngapain loe disini. Udah jelas di sepanjang lorong ini tuh cuman ada toilet perempuan. Toilet cowok kan di ujung sana. Ngapain loe disini?!"

Kali ini, Gavriel dengan lekat menatap gadis itu.

"Memastikan nggak ada pembully-an lagi disini."

Kali ini, Gladys terdiam. Ia tau maksud Gavriel.

"Gue baik-baik aja kok.."

"Gue nggak mastiin loe."

Gladys terbelalak. "Barusan bilang gitu!"

"Gue cuman mastiin nggak ada pembully-an. Secara umum. Nggak nyebutin loe yang dibully."

"Alasan lain loe disini?!" Desak Gladys, tidak puas dengan alasan pria itu.

"Istirahat. Lagi pingin sendiri."

"Istirahat disini?"

Gavriel menoleh lagi. "Iya. Maunya dimana? Orang pundak loe udah milik Gio."

Gladys tersentak lagi. Jantungnya kali ini berdegup kencang.

"Gue nggak pacaran sama Gio. Maaf, kemarin gue cuman mencegah loe ganggu gue. Mangkanya gue bilang gue punya pacar."

Gavriel hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Yaudah sana minggir." Ucap Gladys

"Emang loe siapa?"

"Gue perempuan. Ini toilet perempuan. Loe cowok kan? Ngapain di area cewek?" Tantang Gladys.

Ia sungguh berharap Gavriel segera berlalu dari sini.

Ia tidak mau ada yang melihatnya berduaan dengan pria ini, dan timbul fitnah, dan malah menjadikannya masalah.

Namun benar-benar di luar dugaan.

Gavriel bukannya berlalu dari lorong itu, ia malah mendekat ke arah Gladys.

Gavriel mengambil langkah perlahan, dan semakin mendekatkan dirinya ke tubuh gadis itu.

Gladys berjalan mundur, hingga punggungnya menempel dinding lorong.

Sekarang, Gavriel lebih leluasa mendekatkan tubuhnya kepada Gladys.

BITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang