Sorry🔞

2.3K 112 4
                                    

Seminggu lamanya sepasang suami-istri seperti orang asing.

Gavriel tidak tahan lagi.

Ia menuju ke dapur.

Dan benar, Gladys berada disana sedang menyiapkan makanan di meja makan.

Seperti selama 6 hari kemarin, wajah Gladys datar, tanpa senyuman apapun.

Gavriel menghela nafas.

Tanpa berbicara apapun, ia langsung berjalan mendekati wanita itu dan langsung menarik tangan Gladys.

"Aw!" Gladys meringis karena cengkraman tangan Gavriel lumayan kuat, juga ia terkejut dengan apa yang suaminya itu lakukan.

"Ikut aku!"

"Nggak.." berontak Gladys.

"Ikut aku, Gladys!!" Bentak Gavriel

"Jangan kasar!" Ucap Gladys sedikit membentak.

Gavriel menghela nafas. "Letakkan itu. Ikut aku sekarang.."

Gladys meletakkan piring di meja makan, dan langsung mengikuti Gavriel dengan tangan yang masih dicengkram kuat oleh suaminya itu.

"Aw, pelan-pelan Gavriel. Sakit!" Ucap Gladys ketus.

Gavriel tidak tahan.

Ia langsung menggendong Gladys dan menuju ke kamar utama. Kamar mereka.




Gavriel langsung merebahkan tubuh Gladys di atas ranjang, dan mengunci pintu kamarnya.

"Kamu mau kasarin aku?" Tanya Gladys ketus.

Ia sudah bisa menduga apa yang akan suaminya itu lakukan.

Ditambah, raut wajah Gavriel yang sangat dingin dan tegas. Begitu menyeramkan.

Ia menghela nafas. Siap atas perlakuan Gavriel yang akan ia terima.

Tapi tiba-tiba Gavriel loncat ke atas tempat tidur dan langsung menangis memeluk Gladys.

Wanita itu mengernyit. "Apa? Dia menangis?"

"Iya, aku menangis." Ucap Gavriel tiba-tiba.

Gladys tertegun sebentar, sebelum menyadari bahwa suaminya itu bisa membaca pikiran orang.

"Maafkan aku, Sayang... Benar-benar maafkan aku.. Kamu benar, harusnya aku tanya pendapat kamu dulu sebelum menyetujuinya. Aku benar-benar minta maaf... Aku tau perasaanmu, pasti kamu merasa tidak dihargai sebagai istriku kan? Kamu takut kan? Kamu ingin aku bekerja dengan baik, bukan seperti Mafia kan? Aku mohon, maafkan aku Sayang..."

Gladys menghela nafas. Sungguh, ia tersentuh dengan ucapan Gavriel barusan.

Ia kira, Gavriel tidak mengerti perasaannya. Tidak peka.

Satu Minggu saling diam, akhirnya lelaki itu peka juga.

Dengan lembut, Gladys mengelus kepala Gavriel.

"Aku pikir kamu bakal tetap jadi Mafia, Gavriel.."

"Enggak Sayang... Aku tetap di jalanku. Aku nggak akan ninggalin kamu.. Kita nggak akan LDR. Aku akan ngomong ke Ayah. Sungguh, maafkan aku Sayang..."

Gavriel masih menangis, menenggelamkan wajahnya di pangkuan Gladys.

Istrinya itu tersenyum manis, membelai kepala Gavriel lembut.

"Aku maafin kamu... Tapi janji ya, kamu bilang ke Ayah buat nolak tawaran kerjanya?"

Gavriel menatap Gladys, mengangguk. "Nggak marahan lagi?"

BITEWhere stories live. Discover now