Being Close

1.9K 197 1
                                    

Sejak kejadian di perpustakaan itu, Gladys tidak bisa berhenti memikirkan Gio.

Seperti sekarang.

Sudah 2 jam berlalu dari bel pulang sekolah, dan hujan masih mengguyur deras.

Setengah jam yang lalu, Reyna yang terakhir kali menemaninya, dijemput oleh mobil sedan warna putih. Milik ibunya.

Gladys masih menunggu jemputan.

Sebenarnya ia sendiri tidak yakin ibunya akan menjemput. Nyonya itu sangat sibuk.

"Gue nelfon siapa ya? Mana handphone gue lowbat lagi." Gumam Gladys, masih berusaha menghidupkan ponselnya.

Tiba-tiba, Gladys menangkap suara berat mobil. Keluar dari gerbang sekolah besarnya.

Mobil Bugatti La Voiture Noire warna hitam melintas.

Gladys tidak pernah melihat mobil itu sebelumnya. Mobil yang sangat mewah dan bersih, walau sekarang tersiram air hujan.

Mobil mewah itu berhenti di depannya.

"Guru kah?" Gumam Gladys.

Namun ia segera menyadari siapa pemilik mobil mewah itu ketika pintu mobil terbuka.

Sesosok pria langsung membentangkan payung hitam dan berlari ke arahnya.

Senyumnya merekah walaupun sedang dipeluk hujan seperti ini.

"Gio?" Gladys membesarkan matanya

"Sendirian?" Tanya Gio, menutup payungnya

"Iya, nunggu jemputan."

"Bareng gue aja."

Gladys sedikit terkejut oleh tawaran pria itu.

"Ayo Dis, hujan gini pasti awet. Ini udah jam 3 sore. Loe mau sampai kapan disini? Bisa malam loe pulang. Nggak baik. Dingin juga, loe nggak pake jaket. Ayo."

Gladys masih berfikir panjang. Menimbang-nimbang.

"Tapi.."

"Ngomong di dalem aja, ayo." Tanpa ragu, Gio menarik lembut tangan Gladys untuk ikut masuk ke mobil mewahnya.

Dengan gentle, pria itu membukakan pintu untuk Gladys, memastikan gadis itu masuk dan duduk dengan nyaman, lalu menutupnya.

Dan ia sendiri langsung masuk ke dalam mobilnya.

"Gue takut nyokap gue jemput Gi." Ucap Gladys, menatap pria itu.

Ketika baru masuk ke dalam mobil, Gladys langsung disambut oleh suasana hangat nan lembut dari dalam mobil.

Ia tidak menyangka, ternyata mobil mewah, selain memiliki AC, juga terdapat penghangat ruangan, memiliki suhu yang nyaman, dan wangi yang lembut.

"Loe bisa hubungi nyokap loe." Ucap Gio

"Mmmm baterai HP gue lowbat." Jawab Gladys pelan.

Gio tertawa kecil. Dan itu cukup membuat hati Gladys berdesir. Sangat menawan.

"Pake ponsel gue ngabarinnya. Loe hafal nomernya?"

Gio mengeluarkan ponselnya dari saku, menyerahkannya kepada Gladys.

Gladys mengangguk, "Mmmm gue pinjem ya?"

Gio tersenyum merekah, memperlihatkan giginya yang rapi. "Iya, santai."

Gladys menelfon ibunya, 3x panggilan, baru diangkat.

"Ma, Gladys pulang bareng temen. Mama dimana?"

BITEWhere stories live. Discover now