18 - Identitasnya?

2.1K 304 4
                                    

Makin lama kepala Sharley makin pusing. Pembicaraan ini membuatnya kebingungan. Raja Aldrich dan Ratu Lamia mengatakan hal-hal yang tak dimengertinya. Ditambah sekarang, Lamia mengakatan kalau anak Rezvon adalah salah satu diantara dirinya, Cleon, dan Asher.

Sharley sempat menduga kalau anak itu adalah Asher. Pasalnya, pangeran dingin tersebut memiliki kekuatan sihir yang kuat. Walaupun kekuatannya masih perlu diasah lagi, tapi Asherlah yang paling kuat diantara mereka. Jadi ... tidak ada salahnya menduga dia adalah anak Rezvon.

"Mohon maaf, Ratu. Saya sangat tak mengerti ucapan Anda," kata Cleon bersimpati melihat sepupunya yang mulai merintih kesakitan.

Lamia terlihat khawatir. "Kau tidak apa-apa, Sharley?" tanyanya. Iris peraknya mengerjap-ngerjap. Dari gerakan tangannya, Sharley yakin kalau Ratu Lamia hendak mengelus bahunya. Tapi, dia segera mengangkat tangan. Mencegah pergerakan sangat ratu.

"Hah. Sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakannya, Lamia," ujar Aldrich. Dia beranggapan kalau ini waktu yang tepat. Tapi, raja itu salah memutuskan. Dia tak tega melihat Sharley yang kesakitan.

"Kau benar, Al," sahut Ratu Lamia.

Sharley bergegas menggeleng. "Tak apa, Yang Mulia. Saya tidak apa-apa. Hanya pusing sedikit, selebihnya, saya baik-baik saja." Sharley berusaha menyakinkan.

"Tidak, Sharley. Kami tak bisa memaksa kondisimu. Kaubelum pulih sepenuhnya, sayang. Jadi tak baik memberati pikiranmu," tutur Lamia.

Sharley menggeleng ragu. Walaupun dia masih pusing, tapi rasa penasarannya jauh lebih besar. Dia ingin tahu siapa anak itu, siapa dia diantara mereka bertiga. Permasalahan pusingnya, itu bisa diurus nanti. Lagipula, tidak pusing-pusing amat. Sharley yakin ramuan perisa jeruk yang diminumnya di Bangsal Istana tadi bisa menyembuhkannya.

"Kau tidak apa-apa, Sharley? Apa kita harus kembali ke rumah sakit lagi?" bisik Cleon.

Sharley menggeleng, menyakinkan. "Aku tak apa, sungguh. Aku sangat penasaran dengan anak di cerita Ratu, apa kau mengerti maksudnya? Dan apakah kautahu siapa anak tersebut?"

"Sayangnya, tidak. Aku baru mendengar Ratu menceritakan hal ini. Tapi sepertinya, Pangeran Asher sudah mendengarnya," jawab Cleon. Sharley mengangguk paham sembari melirik Asher. Seperti biasa, pengeran itu terlihat tak acuh. Dia hanya menjadi pendengar tanpa berniat ikut dalam pembicaraan. Ekspresinya sedatar jalan, sesekali matanya melirik Aldrich dan Lamia.

Mungkin nanti saja aku mengucapkan terima kasih, batin Sharley. Gadis itu takkan melupakan aksi heroik sang pangeran melawan vampir. Sosoknya sangat hebat, dan Sharley mengaguminya.

"Yang Mulia, saya ingin tahu siapa anak itu. Kepala saya tidak apa-apa," tutur Sharley.

"Apa benar tidak apa-apa?" jawab Aldrich. Sharley mengangguk penuh keyakinan. Aldrich dan Lamia berbagi pandang sebentar, mencoba memutuskan. Dan kemudian, Aldrich mengangguk. Interaksi mereka membuat Sharley mengingat Alsher yang bertelepati dengannya. Namun, itu jelas bukan telepati.

"Baiklah, jika itu maumu. Anak itu ... kami tak tahu pasti siapa dia. Baru-baru ini kami merasakan auranya. Aura keturunan kerajaan berbeda dengan aura kaum lain seperti vampir, manusia serigala, elf, dan yang lainnya."

Sharley berjengit. Seketika dia teringat dengan perkataan Carillla. 'Aura campuran enam kaum'. Seingatnya begitu. Sharley tak paham apa maksudnya. Tapi apakah aura itu yang dimaksud?

"Keturunan kerajaan Noctis menyebut dirinya sebagai Mezcla. Darah Mezcla hanya dimiliki para keturunan Kerajaan Noctis secara murni. Darah ini sangat spesial, karena dia memiliki campuran darah enam kaum," jelas Aldrich.

The Eternal Country (1) : Lost In A Foreign Land (√)Where stories live. Discover now