32 - Cliff Ingin Posisi Larrence

1.3K 238 0
                                    

Larrence melangkah masuk ke sebuah rumah bobrok di seberang lembah, rumah yang bahkan tak dilihat oleh Sharley karena berada di bawah pohon beringin berdaun putih. Sharley mengernyitkan kening saat di depan sana, bertanya-tanya bagaimana mungkin sekawan serigala bisa hidup di sebuah rumah bobrok berlantai dua seperti ini.

Namun begitu memasuki rumah, mata Sharley tambah melotot. Bagian dalam rumah ini bahkan tak seperti bagian luarnya. Bagian dalamnya empat kali lebih besar, dinding dan lantainya terbuat dari kayu mahoni yang dipelitur. Perabotannya juga kebanyakan terbuat dari kayu, menambah kesan ramah lingkungan.

Lerrence melewati ruang depan yang berisi lima orang yang sedang duduk-duduk di kursi sambil berbincang-bincang ria. Lima orang tersebut membungkuk hormat pada Larrence. Mereka ganti melewati lorong yang diterangi cahaya lentera. Langkah kaki Sharley terdengar berdecit di lantai kayu. Tidak ada hiasan seperti lukisan, guci antik, atau apapun.

Sharley memakluminya. Mereka hidup susah di sini, tak punya waktu memikirkan hiasan.

Sharley berjalan dengan dikepit Cleon dan Asher di kedua sisinya. Lengan mereka saling bersentuhan, sekali Sharley tak sengaja menyentuh tangan Asher. Dia buru-buru melepaskannya.

Cliff, Elora, dan dua manusia serigala lainnya mengikuti mereka dari belakang. Wajah Cliff teramat masam, ia bersekedap dada dan memandang Sharley tajam. Elora menatap ketiga remaja tersebut dengan penasaran.

Mereka sampai di ujung lorong. Di sana ada pintu berdaun satu, Larrence segera membukakannya dan mempersilahkan Sharley, Cleon, dan Asher masuk. Mereka bertiga pun masuk, lalu Larrence, dan disusul oleh Cliff dan Elora. Sementara kedua serigala lainnya berjaga di depan pintu.

Ruangan ini sepertinya ruangan yang digunakan untuk bersantai. Ada sofa-sofa di tengah ruangan, meja rendah dari kayu, karpet merah marron bermotif kepala serigala, perapian di pojok ruangan, rak berisi setumpuk buku berjilid, dua pasang jendela terbuka yang menghantarkan cahaya memasuki ruangan.

"Silakan duduk."

Sharley segera duduk di sofa pendek, Cleon dan Asher di sofa panjang sebelah kirinya. Lerrence hendak duduk di sofa seberang Sharley, tapi kemudian dia berdiri tegak kembali.

"Ah ya, sampai lupa. Elora, tolong panggilkan Zephran ke sini," perintah Larrence. Elora mengangguk, lalu melesat pergi memanggil Zephran. Kini tersisalah Cliff, yang berdiri di belakang sofa Larrence dengan muka tegas dan tangan diletakkan di belakang tubuhnya.

"Sebelumnya, aku berterima kasih pada kalian atas apa yang telah kalian lakukan padaku. Bisa dibilang, apa yang kalian tadi itu sangat luar biasa. Aku terkejut ada orang yang mau membantu seekor serigala, padahal tahu kalau serigala adalah kaum yang cukup buas," katanya sambil terkekeh.

Sharley tersenyum kaku, tapi Cleon tersenyum amat cerah sampai memperlihatkan gigi-giginya. Dia sepertinya bangga karena dialah sudah menyembuhkan Larrence.

Asher menyandarkan tubuhnya pada punggung sofa. "Sebenarnya apa yang terjadi padamu?"

Sejenak Larrence mengerutkan kening. Sharley mengira kalau Larrence ini tipe-tipe pelupa, dan sepertinya memang begitu. "Ehm, kalau yang itu, ada hewan yang menyerangku. Aku kalah melawannya, dan akhirnya aku pingsan. Tepat saat kalian datang dan membantuku."

Sharley dan Asher saling pandang. Mereka berpikiran hal yang sama; hewan macam apa yang membuat Larrence, pemimpin kawanan manusia serigala ini, kalah? Itu 'kan hanya hewan. Kecuali kalau raksasa, beda lagi urusannya.

"Memangnya hewan apa yang membuatmu terluka parah begitu?" Sebelum Sharley atau Asher bertanya, Cleon lebih dulu melakukannya. Pertanyaannya mengundang pelototan dari Cliff, lelaki itu memperingati Cleon supaya lebih sopan. Cleon tak menganggapnya, yang membuat Cliff dongkol sekali.

The Eternal Country (1) : Lost In A Foreign Land (√)Where stories live. Discover now