30 - Ide Gila Ala Cleon

1.4K 246 0
                                    

Salju turun menimpa wajah Sharley, menggelitiknya dengan sensasi menyenangkan. Sharley mengusap wajahnya, mengusir salju. Lebih banyak salju yang turun, alhasil mengotori rambutnya. Namun Sharley tak mengeluh atau kesal.

Sejauh ini belum. Kalau nanti ada badai salju, barulah dia kesal.

Pohon-pohon Gunung Wintergrass mulai tertutupi bulir-bulir salju, Sharley sampai tak bisa membedakan mana yang salju mana yang daun putih. Semuanya bercampur jadi satu.

Pegasus mereka mengitari Gunung Wintergrass, dengan Cleon yang paling depan. Darisini Sharley bisa melihat jelas bagaimana perbatasan area Pepohonan Putih dengan Pepohonan Hijau. Perbatasannya di tengah sisi gunung, membelahnya jadi dua. Perbatasan berupa sungai dalam dengan warna biru jernih. Sharley tak melihat hulu sungainya.

Pegasus menukik turun ke perbatasan. Kaki-kaki mereka terbenam ke dalam tumpukan salju, membuat mereka meringkik. Sharley melompat turun dari Pegasusnya –– sekarang dia sudah lihai melakukan itu tanpa tersandung seperti saat pertama kali. Tangannya yang terbungkus sarung tangan, membuatnya jadi lebih hangat.

Cleon berjongkok di samping sungai, memperhatikan aliran airnya yang tenang. Asher menyarungkan kedua tangan ke saku celana, menelengkan kepala sedikit dan alisnya mengerut. Sharley berdiri di samping Asher sambil membersihkan rambutnya.

"Ada sisa-sisa sihir di area ini, sangat tipis," kata Asher.

"Kira-kira sisa sihir apa?" balas Sharley.

Asher menggeleng. "Sisa sihir ini sudah lama, mungkin ratusan tahun yang lalu. Sihirnya mulai berangsur-angsur menghilang seiring berjalannya waktu. Aku tak bisa memastikannya."

Sharley mendongak, mencoba menemukan hulu sungai. Namun kelokan sungai menghilang di antara pepohonan, tidak bisa dipastikan di mana hulunya. Hilir sungai di bawah sana pun sama, Sharley tak bisa melihat dengan jelas karena banyaknya pepohonan yang menghalangi. Ditambah salju.

Sharley menduga kalau sungai ini tersambung dengan kanal perbatasan, tapi dia tak tahu persis hulu sungainya.

Kemudian Sharley teringat dengan ritual yang menyebabkan Gunung Wintergrass dijuluki sebagai gunung terkutuk. Entah ritual apa yang dilakukan, tapi dampak negatifnya langsung menyerang seluruh gunung.

"Apa mungkin ini sisa sihir dari ritual yang menyebabkan Gunung Wintergrass terkutuk?" tebak Sharley.

Asher mengerutkan keningnya dalam, tampak berpikir. "Mungkin saja, tapi ritual itu bisa jadi hanya dongeng belaka atau mungkin memang pernah terjadi."

"Kalaupun memang ada ritual, bukankah itu melibatkan sihir hitam? Apa Pangeran merasakan sihir hitamnya?" sahut Cleon. Pemuda pirang itu menurunkan ranting ke dalam sungai. Begitu ranting menyentuh air sungai, terdengarlah suara desisan disusul uap panas.

Cleon mengangkat rantingnya, terkejut mendapati ujung ranting yang gosong. Tak lama kemudian, ujung ranting patah. Cleon bersiul. "Airnya panas," katanya.

"Sesuai perkataanku, sisa sihir ini tipis. Aku tak bisa memastikan apakah ini memang sihir hitam atau tidak," balas Asher yang kelihatan tak suka harus mengulangi ucapannya.

"Payah sekali, kupikir kau tahu segalanya," ucap Cleon. Walaupun bersuara lirih, tapi Sharley dan Asher masih bisa mendengarnya. Asher menyipitkan matanya tajam, tergoda sekali melecutkan cambuk apinya ke punggung Cleon. Sharley gelagapan melihat Asher yang marah.

Dia berdiri diantara Cleon dan Asher, mencegah Asher yang hendak merenggut kerah Cleon. Gadis itu melotot pada sang sepupu yang berwajah pias. Sharley menahan bahu lebar Asher dan mengatakan, "Cukup. Aku tak mau melihat kalian bertengkar."

The Eternal Country (1) : Lost In A Foreign Land (√)Where stories live. Discover now