4 - Dia yang Sebenarnya?

3.4K 473 11
                                    

Tiga orang itu menyerang Sharley dari arah yang berbeda, membuat Sharley bingung. Mau bagaimana pun juga, Sharley tak pernah bertarung. Dia cukup payah dalam ilmu bela diri.

Sekujur emudian Sharley teringat, tadi dia bisa menghilang. Dia yang teringat dengan kekuatan itupun, akhirnya memanfaatkannya. Dia memejamkan mata, berkonsentrasi penuh. Menyingkirkan semua suara dari luar, memusatkan perhatian pada diri sendiri.

Dan mendadak, dia muncul di belakang orang itu. Dia berjengit kaget, tidak menyangka bisa menggunakan kekuatan itu dengan mudah. Tiga orang itu mendesis tajam, mereka kaget sekaligus marah dengan Sharley.

Sharley menyiapkan kuda-kudanya, otaknya berputar keras mencoba mencari kekuatan yang pas. Walaupun sebenarnya dia tidak tahu kekuatan apa saja yang bisa dimunculkan olehnya.

Konsentrasi Sharley pecah saat dia bingung harus melakukan apa. Dia sama sekali tidak paham. Ditambah, sekarang tiga orang itu sudah sangat dekat dengannya.

Kabut hitam tiba-tiba muncul, kabut itu melesat ke arah Sharley. Kalau biasanya kabut akan menyebar rata, tapi kabut yang satu ini berbeda. Kabut itu benar-benar hanya terarah pada Sharley. Kabut tidak menyebar kemana-mana, hanya fokus pada gadis bersurai cokelat itu. Sharley menggeram marah, dia tidak tahu apa yang akan terjadi jika kabut mengenai dirinya.

Dan seperti tiga orang itu memang sengaja hanya berfokus membunuhnya. Mereka seolah melupakan fakta bahwa ada banyak siswa-siswi di ruangan ini.

SRAPP

Kabut mengelilingi tubuh Sharley, sontak gadis itu merasa kesakitan di indra pernapasannya. Sharley juga merasakan pusing di kepalanya. Seolah kabut merusak organ tubuhnya. Dia terduduk di lantai, kepalanya terasa sangat pusing.

Sharley berpikir kalau kabut bisa melakukan hal itu karena dia masuk lewat jalur indra pernapasannya. Sharley menutup hidung, percuma, sakit di kepalanya malah makin menjadi-jadi.

Itu berarti bukan indra pernapasannya yang menjadi jalur masuk kabut tadi. Sharley dengan cepat menyimpulkan kalau kabut masuk lewat pori-porinya. Namun sekarang bukan itu yang menjadi perhatiannya.

Kepalanya serasa ditusuk ribuan jarum, membuat Sharley makin kesakitan. Mata Sharley tidak bisa melihat dengan jelas lagi, buram. Dia bahkan tidak mendengarkan teriakan histeris Cleon.

Salah satu orang berjubah hitam menggenggam tangan Sharley. Dia menariknya hingga Sharley terantuk lantai –– lengkap sudah sakit di kepalanya. Orang itu mencekik lehernya, membuatnya makin kesakitan dan sulit bernapas. Sharley tak bisa melihat orang itu, kabut masih menghalangi jarak pandanganya.

"Aku benar-benar tak tahu bagaimana kau bisa mengeluarkan sihir, gadis kecil. Tapi sepertinya, kau akan jadi hadiah yang paling menarik untuk pimpinan kami!" katanya. Dari suaranya, Sharley tahu kalau dia perempuan.

Gawat, sekarang aku akan dibunuh oleh pimpinan mereka sendiri. Tidak, itu pasti akan lebih mengerikan. Aku pasti akan disiksa lebih parah dibanding sekarang, batin Sharley kalap.

Sharley juga tak mengerti kenapa dia bisa mengeluarkan sihir. Saat dia masih kecil, dia pernah membekukan air dan mengeluarkan api. Kejadian itu sudah lama sekali, dan dia merahasiakannya. Sharley yang masih kecil, tidak mengerti kekuatan itu. Karena terlalu takut, dia memilih untuk berbohong pada Ibunya tentang terbakar dapur rumahnya saat itu.

Belum habis keterkejutan Sharley, kini dia dibawa pergi oleh orang itu. Dua lainnya memilih tetap berada di ruang bawah tanah. Samar, Sharley bisa mendengar teriakan Cleon yang makin serak. Dalam hati gadis itu hanya bisa berharap semoga Cleon baik-baik saja.

Tubuh Sharley dilempar ke lantai, membuat gadis itu mengaduh tertahan. Dia berusaha sekuat mungkin untuk tidak berteriak kesakitan, karena jelas dia tahu kalau itu percuma saja. Sharley menggigit bibir bawahnya, tubuhnya bergetar ketakutan.

The Eternal Country (1) : Lost In A Foreign Land (√)Where stories live. Discover now