38 - Kapan Dia Terikat Disini?

1.2K 228 4
                                    

"Bagaimana Floretta ada di sini?" guman Sharley. Dia melepaskan pegangan pada pahanya, lantas merenggut salju di bawahnya. Dia mencengkeram salju lembut tersebut di tangannya, yang perlahan jatuh karena tangannya tak sanggup menahan semua salju.

"Kemungkinan dia elf yang terikat dengan gunung ini," balas Asher. "Tapi kapan?" balas Cleon khawatir. Sharley harus menyelamatkan Floretta, kakinya gatal ingin maju ke sana dan mengangkat pedang.

Dia sadar kalau ternyata kaum yang terikat di sini bisa terbebas walau hanya sebentar. Mungkin karena kaum manusia serigala Larrence hanya bisa keluar saat bulan purnama karena pada saat itulah werewolf biasanya melolong ke arah bulan dan saat yang ditunggu-tunggu para werewolf?

Entahlah, Sharley tak terlalu paham, karena dia mengetahui hal semacam itu dari novel yang dibacanya.

Kalau werewolf bisa keluar saat bulan purnama, lantas elf kapan?

Floretta bisa saja telah terikat dengan Gunung Wintergrass sejak lama, dan saat itu –– saat mereka bertemu —kebetulan dia bisa keluar, tapi bisa saja kalau Floretta ternyata memang anggota baru. Mana yang benar, Sharley tak tahu.

"Tidak ada yang tahu, tapi kita harus menolong dia sekarang," balas Sharley. Dari posisi jongkok, kini dia berubah jadi berdiri. Dia telah menggenggam pedangnya yang berbilah perak dengan permata biru di gagangnya.

Dia melompat dari batu, lantas meringis saat pahanya berdenyut menyakitkan kembali. Begitu dia mendarat, kepala Callix dan Floretta tertoleh. Mereka sama-sama terkejut, tak menyangka ada orang lain yang ada di sekitar mereka.

Callix mendesis, menampilkan giginya yang dua kali lebih besar dan berkuman. Mata birunya bercahaya lebih terang. Cakarnya yang mirip drakula tersebut menuding Sharley. Dia meneguk ludah karena cakar Callix yang terselimuti darah dan hitam pekat. Dia bisa melihat tulang Callix yang menonjol di dalam kulitnya.

Floretta sangat pucat, matanya nyaris berair saat bertemu pandang dengan Sharley. Gadis itu tak tega melihat sang elf yang terluka parah. Floretta menyebut namanya, sangat lirih sehingga hanya elf itu sendiri yang mendengarnya. Sharley hanya menebak dari gestur mulutnya.

Asher dan Cleon muncul di sampingnya. Cleon memegang pedang sementara Asher memegang cambuk api. Cambuknya sama sekali tak berpengaruh pada dinginnya suhu, lecutan apinya membara sampai bisa mencairkan salju. Tangan Cleon telah terganti dengan cakar serigala, berwarna putih mengkilat.

"Sial, ternyata ada serangga yang berani mengganguku," guman Callix. Suaranya serak basah, seperti ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokannya.

"Lepaskan dia, Callix," kata Asher. Tak ada ketakutan apapun di matanya, hanya sorot keberanian.

"Tidak akan, dia mangsaku. Akan kuhabisi kalian!" balas Callix. Api ungu muncul berkobar di kedua tangannya. Ia siap melepas api itu ketika tiba-tiba Cleon melemparkan belati panjang ke dadanya.

Belati itu menancap di sana, dan membuat Callix tiba-tiba kepanasan. Sharley mengerutkan kening, sama sekali tak mengerti. Padahal itu hanya belati, tapi reaksi Callix membuktikan kalau bukan hanya belati biasa yang menancap didadanya dan Asher lebih kelihatan terkesan.

"Dia menggunakan sihir yang ampuh untuk Undead seperti Callix, pintar juga," ucap Asher sambil mengangkat bahu.

"Yah, begitulah. Terima kasih atas pujiannya, Pangeran."

"Kenapa tidak memberitahuku sejak tadi? Aku juga ingin memakainya, tahu," protes Sharley. Dia merasa tak terima karena kedua rekan lelakinya mengetahui sihir itu sementara dia tidak.

"Itu karena kau tidak belajar, dik. Kau juga harus sangat berwaspada karena salah-salah, auramu bisa langsung menyebar dengan cepat. Aku bisa mempelajarinya, tapi kau tak bisa dengan leluasa. Lagipula itu jenis sihir yang lumayan sulit dikuasai," jelas Cleon panjang lebar.

The Eternal Country (1) : Lost In A Foreign Land (√)Where stories live. Discover now